Teman Sunghoon?

460 53 3
                                    

Happy Reading!

─── ⋆⋅☆⋅⋆ ───── ⋆⋅☆⋅⋆ ───── ⋆⋅☆⋅⋆ ─────

"Jika ada yang ingin kamu tanyakan, tanyakan saja." Jaeyun menatap Jungwon yang terlihat gelisah, sedari mereka berangkat sekolah lelaki manis ini berkali-kali meliriknya.

Pandangannya terarah pada jendela kelasnya, disana terlihat murid kelasnya tengah sibuk mengintip dan berbisik-bisik, dapat Jaeyun lihat kepala Sunoo yang menyembul dan memandangnya penasaran.

The power of Park, saat Jungwon mengatakan butuh privasi berbicara dengannya lalu dalam hitungan detik semua murid di kelasnya berbondong-bondong keluar dan hanya menyisakan mereka bertiga.

Dirinya, Jungwon dan Riki tentu saja.

Awalnya Jaeyun tidak ingin berangkat ke sekolah mengingat sampai pagi ini Sunghoon belum sadarkan diri, sejak malam ia berjaga di kamar Sunghoon. Meskipun ibu, ayah juga Jungwon menyarankan untuk berjaga bergantian namun ia menolak.

Pasalnya Jaeyun merasa bersalah karena dia menanyakan Wonyoung, Sunghoon jadi seperti itu.

Meskipun dokter yang menangani Sunghoon berkata bahwa si sulung Park itu baik-baik aja namun tidak melunturkan perasaan bersalah dan khawatir Jaeyun.

Dokter mengatakan bahwa Sunghoon bisa saja mengalami hal seperti itu jika otaknya menerima informasi baru atau mengingat memorinya yang sempat hilang atau tenggelam.

Rasanya Jaeyun mau menangis saja saking khawatirnya.

"Kenapa kemarin kakak berteriak histeris dan pingsan seperti itu?" Jaeyun sudah mempersiapkan diri sebelumnya, Jungwon pasti akan menanyakan hal itu namun entah mengapa Jaeyun ragu untuk berkata jujur.

Keterlibatan Wonyoung dalam percakapannya membuat Jaeyun enggan memberitahu Jungwon, apalagi disaat Jungwon sendiri mungkin ragu atas semua yang terjadi pada kakaknya.

Jaeyun mengulum bibirnya, menghela nafasnya pelan ia menatap Jungwon, "Aku bertanya tentang Wonyoung." Jungwon mengerjap bingung begitu pula dengan Riki yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua.

"Sebelumnya aku ingin bertanya sesuatu, apa yang terjadi saat kakakmu dan Wonyoung bertemu?" Jaeyun menatap Jungwon dalam.

"Saat itu ketika Wonyoung bertemu pertama kali dengan kakak ia terlihat pucat dan terlihat sangat tegang." Jungwon mengerutkan keningnya mengingat pertemuan kakaknya dan Wonyoung yang berakhir fatal dan berantakan.

"Lalu kami semua makan dengan tenang sampai kakak kambuh seperti saat pertama kali bertemu denganmu."

"Namun bukannya menenangkan kakak, Wonyoung malah membentak kakak membuat kakak menangis keras."

"Saat itu benar-benar kacau, kakak bahkan tantrum dan membanting barang didekatnya lalu tak sengaja sebuah sendok mendarat di kepala Wonyoung membuat gadis itu meradang, gadis itu menjambak dan memaki kakak."

"Ayah dan ayahmu memisahkan mereka berdua yang malah saling menjambak satu sama lain lalu gadis itu meludah dengan decakan keras dan menghina kakak."

"Dia mengatakan sesuatu seperti dasar idiot sinting dan hinaan lainnya." Jungwon mengepalkan tangannya saat mengingat hal itu, Riki yang melihat itu meraih tangan Jungwon lalu mengusapnya lembut membuat Jungwon kembali tenang, pemuda kucing itu menghela nafasnya kasar.

Jaeyun mengerutkan dahinya, ada yang terlewat dari cerita Jungwon, "Wonyoung tidak mengenalkan dirinya?" Jungwon mengangguk, memang saat itu mereka tidak berkenalan karena mereka sudah mengetahui satu sama lain. Saat itu kedua belah pihak keluarga langsung berbicara mengenai perjodohan mereka dengan lancar dan tenang sampai dititik dimana Wonyoung malah berkelahi dengan Sunghoon.

Fate, My True Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang