Bab 1: Warisan yang Terpendam

14 6 3
                                    

Di tepi hutan Gelap, sebuah desa kecil terletak damai, tak pernah menyadari kegelapan yang mengintai di luar batasannya. Desa itu dikelilingi oleh pohon-pohon lebat, seolah-olah menutupi rahasia yang tidak ingin diketahui. Saat matahari terbenam, cahaya jingga menciptakan bayangan panjang, menambah suasana misterius di tempat yang seharusnya tenang.

Vale Ryker, seorang pemuda berusia delapan belas tahun, berlari melalui hutan. Jubah hitamnya berkibar di belakangnya, menandakan ketegangan dan ketakutan yang menyelimuti jiwanya. Rambut hitam pekatnya berantakan karena angin, dan matanya yang berwarna hijau zamrud menampakkan rasa cemas. Di dalam dirinya, rasa ingin tahu berperang dengan ketakutan yang menggerogoti setiap langkahnya.

Sejak kecil, Vale merasa ada sesuatu yang tidak biasa dalam dirinya. Kekuatan yang tidak dia pahami, warisan yang mengikatnya pada kegelapan. Hari-hari berlalu, dan dia terus berusaha melarikan diri dari bayang-bayang masa lalunya. Namun, kegelapan itu tidak pernah jauh; ia selalu mengintai, menunggu momen yang tepat untuk menyerang.

Vale berhenti sejenak di sebuah tempat terbuka, terengah-engah dan lelah. Di depannya, sebuah patung kuno berdiri, terlihat usang dan penuh lumut. Patung itu menggambarkan seorang pejuang yang mengangkat pedang ke langit, seolah-olah melawan kegelapan itu sendiri. Vale merasakan sesuatu yang aneh ketika mendekatinya; seolah patung itu memanggilnya, mengajaknya untuk menyentuh simbol-simbol yang terukir di permukaannya.

Dia mengulurkan tangan dan menyentuh simbol yang bersinar samar. Ketika jarinya bersentuhan, gelombang energi mengalir ke dalam tubuhnya, membuatnya terhuyung mundur. Di dalam benaknya, kenangan-kenangan samar mulai muncul-kenangan indah saat dia masih kecil, saat ia bermain di taman bersama keluarganya. Dia teringat akan kasih sayang yang hangat dari orang tuanya, yang kini terasa begitu jauh.

"Tidak! Aku tidak boleh kembali ke masa lalu," pikir Vale, mencoba mengusir ingatan yang menyakitkan. Namun, kegelapan yang dia coba lupakan kembali menggerogoti pikirannya, menegaskan bahwa semua itu hanyalah mimpi buruk yang tak pernah berakhir.

Suara gemuruh tiba-tiba menggema di antara pepohonan, memecah keheningan. Vale menegakkan tubuhnya dan menatap ke arah sumber suara. Ada sesuatu yang mendekatinya, dan instingnya memberi tahu bahwa ini bukanlah hal baik. Dengan ketegangan di dada, dia bersiap untuk berlari, tetapi rasa ingin tahunya mengalahkan rasa takutnya.

"Siapa pun yang ada di sana... Aku tidak takut padamu!" teriaknya, suaranya bergema di hutan yang gelap. Namun, saat itu juga, siluet makhluk mengerikan muncul di antara pepohonan. Kegelapan itu tampak hidup, menari di antara cabang-cabang pohon, dan Vale menyadari bahwa pertempuran antara cahaya dan kegelapan baru saja dimulai.

Vale tahu bahwa dia harus menemukan kebenaran tentang dirinya dan warisannya. Dia tidak bisa terus melarikan diri selamanya. Dengan tekad yang baru ditemukan, Vale memutuskan untuk menghadapi kegelapan yang mengintainya. Dia akan menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya, bahkan jika itu berarti harus memasuki jurang terdalam dari dirinya sendiri.

Saat Vale melangkah maju, dia merasakan kekuatan Kristal Abyssal mengalir dalam darahnya, mengingatkannya bahwa dia adalah pewaris sebuah takdir yang besar. Dia bersumpah untuk tidak hanya melindungi dirinya sendiri, tetapi juga melindungi orang-orang yang dicintainya dari ancaman yang mengintai. Dengan jubah hitamnya yang berkibar, Vale Ryker siap untuk memulai perjalanannya, mencari kebenaran di tengah kegelapan.

Black Abyss: Warisan KegelapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang