Sejak kecil, Leya memang selalu menjadi pusat perhatian di keluarganya. Sebagai anak perempuan pertama, Leya mendapat banyak cinta dan perhatian dari kedua orang tuanya, meskipun hidup mereka sederhana. Ibu dan ayah Leya bukan berasal dari keluarga kaya, tetapi mereka tak pernah membiarkan Leya merasa kekurangan. Mereka memberikan segalanya dengan sepenuh hati. Leya tidak hidup dalam kemewahan, tetapi ia tumbuh dikelilingi kasih sayang yang tak pernah putus. Apa pun keinginan Leya, ibu dan ayah selalu berusaha memenuhi, walaupun kadang mereka harus menunda keinginan mereka sendiri.
Ibu selalu menjadi tempat Leya bercerita. Setiap pulang sekolah, Leya akan duduk di samping ibu, menceritakan segala hal yang terjadi hari itu. Mulai dari cerita tentang teman-temannya, permainan di sekolah, hingga pelajaran yang ia sukai. Ibu mendengarkan dengan sabar, tersenyum, dan memberikan nasihat tanpa pernah bosan. Ibu selalu membuat Leya merasa dihargai, bahwa apa pun yang ia ceritakan, sekecil apa pun itu, adalah sesuatu yang penting. Sementara ayah, ia adalah sumber semangat Leya. Dengan hangat, ayah selalu memberitahu bahwa Leya bisa menjadi apa saja yang ia impikan asalkan mau berusaha. Kata-kata ayah memberikan kekuatan dan kepercayaan diri pada Leya, membuatnya percaya bahwa ia mampu.
Meskipun mereka sibuk bekerja, ayah dan ibu selalu meluangkan waktu untuk mengajak Leya dan adik-adiknya bermain bersama. Pada akhir pekan, mereka sering pergi ke taman dekat rumah. Di sana, ayah dan Leya bermain bola di lapangan, berlari-lari, dan tertawa bersama. Leya akan berteriak girang saat berhasil menendang bola ke arah ayah, sementara ayah berpura-pura kesulitan menangkapnya. Tak hanya itu, kadang ayah dan ibu juga mengajak mereka berjalan-jalan ke mall. Bukan untuk berbelanja mahal, tetapi sekadar menikmati waktu bersama. Mereka akan makan es krim, bermain di tempat permainan anak-anak, atau sekadar berjalan-jalan sambil tertawa dan bercanda. Saat-saat seperti ini adalah momen berharga bagi Leya. Ia merasakan kebahagiaan sederhana yang selalu membuatnya tersenyum.
Ibu dan ayah juga sering mengajak Leya bermain di rumah. Mereka akan menghabiskan sore hari dengan bermain permainan sederhana, seperti petak umpet atau lompat tali di halaman. Terkadang, mereka hanya duduk bersama di teras sambil menikmati udara sore. Ayah akan menceritakan kisah-kisah masa kecilnya, tentang permainan yang ia mainkan, petualangan yang ia lalui, dan impian yang pernah ia miliki. Leya sangat senang mendengarkan cerita ayah, karena cerita-cerita itu selalu membuatnya tertawa dan merasa dekat dengan ayah.
Leya tumbuh dalam keluarga yang selalu memberikan dukungan tanpa henti. Ketika Leya meraih prestasi, ibu dan ayah selalu memberinya pujian dan kata-kata penyemangat. Namun, mereka juga tahu kapan harus memberikan umpan baliknya kepada Leya. Jika Leya mengalami kesulitan atau melakukan kesalahan, ibu dan ayah dengan lembut memberinya nasihat dan bimbingan. Mereka tak pernah memarahi Leya dengan keras, tetapi mengajarinya dengan sabar. Ayah selalu mengatakan bahwa kegagalan adalah bagian dari belajar, dan bahwa Leya akan tumbuh menjadi lebih kuat setiap kali menghadapi tantangan.
Setiap sore, sebelum makan malam, Leya dan keluarganya berkumpul bersama di ruang keluarga, kadang juga dikamar. Mereka berbagi cerita tentang apa yang terjadi sepanjang hari, tertawa, dan saling menghibur. Ibu selalu memastikan semua anak-anaknya merasa didengarkan dan diperhatikan. Bagi Leya, momen-momen ini adalah saat yang paling berharga. Di tengah kesederhanaan, keluarga mereka selalu menemukan kebahagiaan bersama. Tidak ada harta yang lebih berharga bagi Leya selain cinta yang ia rasakan dari ibu, ayah, dan adik-adiknya. Di bawah bimbingan mereka, Leya belajar untuk menjadi anak yang mandiri, penuh rasa syukur, dan pantang menyerah.
Dengan segala kasih sayang dan perhatian yang diberikan, Leya tumbuh menjadi anak yang penuh rasa percaya diri. Ia tahu bahwa meskipun keluarganya tidak hidup dalam kemewahan, ia selalu memiliki sesuatu yang lebih berharga, yaitu cinta dan dukungan tanpa syarat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengapa Jalan Hidupku Berbeda?
Fiksi RemajaIni kisah hidupku.. Nama saya Karunia Lestari Ayunda, tapi teman-teman sering memanggil saya Leya. Nama saya memiliki arti yang dalam, "Karunia" berarti berkah atau keberuntungan, "Lestari" berarti abadi, dan "Ayunda" berarti harapan. Jadi, nama say...