بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Jangan lupa vote nya ⭐ sebelum baca
Happy Reading
🌟🌟🌟
"Aisyah tunggu!"
Aisyah berhenti berjalan dan menoleh kebelakang seraya meringis.
"Maaf,"ucap Aisyah menatap merasa bersalah pada Annisa.
"Iya nggak papa,"ucap Annisa menepuk pelan pundak Aisyah,"santai aja."
"Jadi, Lo itu mau di masukan ke pesantren?"tanya Annisa.
"Hm,"dehem Aisyah merengut.
"Kenapa nolak?"
"Aisyah suka kebebasan. Walaupun Aisyah jarang punya teman, tapi Aisyah suka jalan-jalan, lihat laut, pepohonan. Pokoknya yang sejuk di pandang. Seandainya di pesantren, Aisyah pastinya nggak bisa bebas. Lalu, Aisyah nanti nggak bertemu Nisa. Aisyah baru merasakan rasanya punya sahabat sebaik Nisa,"ucap Aisyah membuat Annisa tersenyum malu.
"Jangan kayak gitu deh ais. Gue terbang nih,"ucap Annisa tanpa sadar memukul lengan Aisyah. Aisyah tidak merasa kesal justru tertawa renyah melihat tingkah Annisa.
Selang beberapa detik Annisa sadar telah memukul lengan Aisyah."Eh—Maaf ais. Kebiasaan gue kalau salting suka mukul,"ucap Annisa menatap Aisyah dengan raut merasa bersalah.
Aisyah mengangguk,"iya, enggak apa-apa. Nisa."
Tidak lama kemudian, Annisa mendengar Aisyah meringis membuat Annisa panik. Apa pukulannya sangat kuat tadi.
"Kerasa banget nya pukulan gue!"Annisa menarik lengan Aisyah dan menarik kan pakaian lengannya ke atas sehingga memperlihatkan luka-luka lebam akibat cambukan dari ayah Aisyah itu. Annisa melakukan itu sangat cepat membuat Aisyah tidak bisa menghindar.
Annisa di buat tercengang oleh luka lebam itu. Tidak mungkin jika pukulannya membuat luka separah itu.
"Bukan karena pukulan Nisa kok,"ucap Aisyah menarik lengannya dari genggaman Annisa.
"Terus?"
"Luka..."mata Aisyah bergerak ke sana-kemari, berpikir.
"Luka apa Syah? Tapi itu kayak luka cambuk,"ucap Annisa membuat Aisyah gelagapan.
"E—enggak,"ucap Aisyah terbata-bata.
"Tapi—"
"Sudah, lupakan saja. Nanti juga sembuh,"sela Aisyah tersenyum yakin bahwa dirinya tidak apa-apa.
Annisa menghela nafas. Ia yakin Aisyah menyembunyikan sesuatu darinya. Ia juga begitu yakin, kalau luka Aisyah itu hasil dari cambuk.
"Aisyah, gue tahu Lo merahasiakan sesuatu dari gue. Tapi, gue nggak akan maksa Lo buat ngomong apa yang terjadi sebenarnya. Gue mau Lo cerita ke gue, karena Lo udah percaya sama gue,"ucap Annisa justru membuat Aisyah merasa tidak nyaman. Karena menyembunyikan sesuatu dari Annisa. Ia tidak ingin saja menyebarkan keburukan orang tua nya. Namun, terkadang ia ingin juga berbagi cerita dengan Annisa. Aisyah sudah percaya pada Annisa, walaupun baru kenal tidak lama.
"Aisyah gue boleh nggak, sewaktu-waktu main ke rumah Lo,"ucap Annisa.
Aisyah mengangguk senang."Boleh! Pulang sekolah ini Annisa langsung di rumah Aisyah aja. Nanti Aisyah pinjamkan baju Aisyah atau menginap di rumah Aisyah sekalian!"ucap Aisyah begitu antusias membuat Annisa menggeleng gemas karena Aisyah begitu lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebening Air Mata Aisyah
De TodoDendam, pelampiasan, broken home, cinta, kasih sayang, kehormatan, pengorbanan Ini kisah seorang perempuan lugu dan polos yang harus menanggung kebencian dari orang-orang. Yang tentu bukan kesalahannya. Menjadi tempat pelampiasan kedua orang tuany...