ISU 0.1 : LABYRINTH (1)

100 11 6
                                    

{ TUAN RUBAH DAN PERMATANYA }
< BEGINS >

Planet Labyrinth.
.
.
Usai dikejadian diplenet Windara, (Name) amat senang ketika tahu kalau eksperimen nya bersama Hazela berhasil walaupun dirinya diomeli habis - habisan oleh Rey karena tahu hal yang dilakukan anak istrinya sungguh berbahaya. Namun pada akhirnya Rey pasrah tapi dengan bayaran kalau (Name) akan berkunjung ke planet Labyrinth untuk sekedar melihat kondisi karena bapaknya itu sangat tahu tabiat anaknya yang sangat enggan menjadi ratu yang memimpin para undead.

Bzzzt

Sebuah lingkaran berwarna putih bergelombang terbentang dihadapan mereka. Tujuh orang tersebut langsung melangkah memasuki portal yang memang sudah dikoordinasi menuju planet Labyrinth.

"Waaa!!" Kagum lima dari tujuh orang tersebut tercengang.

(Name) hanya tersenyum simpul. Bioma Labyrinth dan peristiwa litosfernya memang indah. Fenomena warna langit yang memiliki warna berbeda dikanan dan kiri sebagai pembeda setiap kawasan begitu menarik dikagumi. Sepanjang perjalanan lima orang itu tidak berhenti berpekik kagum sampai akhirnya kami berhenti didepan sebuah kerajaan megah yang didominasi warna hitam dan putih.

Kota yang sudah dibangun juga tak kalah bagus. Satelit planet Labyrinth mengorbit begitu dekat, besarnya hampir dua kali lipat matahari dari penglihatan orang awam di permukaan bumi juga dilindungi oleh kabut tebal yang menendang komet - komet di Tata surya agar tak bisa mendekati planet Labyrinth karena hal itu bisa hancur diudara lalu mencemari kota yang telah dibangun.

Satelit Labyrinth berperan penting sebagai pelindung karena planet unik ini tidak bisa melakukan pergantian musim karena sumbu planet ini tidak berputar seperti bumi.

"Nona, anda dan yang lain masuklah dulu. Aku nak urus makhluk - makhluk ni." Vareus berucap sambil menunjuk kearah kumpulan para undead juga askar cadaver yang tengah berbaris rapi.

(Name) menganggukkan seraya memberikan tanda oke menggunakan jarinya. "Jom!" Ujarnya lalu seraya berjalan lebih dulu namun langkah gadis itu terhenti ketika tiba - tiba Yaya berseru. "A-aku nak ikut Vareus boleh tak kapten?"

"Hm?" (Name) menoleh kebelakang untuk menatap presensi gadis berhijab merah muda dengan pandangan bertanya namun setelah tahu maksud dari ucapan Yaya. "Boleh je tapi awak mesti tetap disamping Vareus ye!"

"Baik, terima kasih kapten!" Jawab Yaya langsung melengang pergi menuju Vareus yang tengah mengatur makhluk - makhluk astral diplanet ini.

"Ade ape dengan Yaya tu?"

"Entah die seyam - seyum je."

"Tengah bahagia kut!"

"Agaknye macam tu."

(Name) hanya terkekeh geli melihat bisikan mereka yang merasa aneh dengan tingkah Yaya tapi karena (Name) tahu alasannya jadi ia hanya terkekeh. "Dahlah tu. Jom!" Serunya pada semua yang menganggukkan kepala antusias.

"Jom!!"

—☆★—

"Eh? Ape yang kau buat kat sini?" Vareus bertanya dengan satu alis terangkat, bingung.

"Aku nak tolong kau je!" Jawab Yaya tersenyum canggung.

Vareus mengangguk - angguk paham namun sedetik kemudian menyeringai kecil. "Kalau macam tu tolong kau atur diorang ni!" Yaya menoleh patah - patah pada sekumpulan tengkorak hidup yang kini ikut menatap nya sambil tersenyum lebar.

"Ha - Ha - Hallo ..."

Glek

Yaya meneguk ludah kasar, tubuh gadis itu gemetar hebat. Bayangkan saja sepanjang hidupnya ia terbiasa bertemu dengan manusia atau alien yang memiliki rupa namun kini ia harus meng-komando sekumpulan tengkorak tanpa kulit yang menyisakan tulang - tulang berwarna hitam seakan baru saja keluar dari pemanggang. Bola mata mereka yang berwarna ungu terang, berambut panjang dengan warna coklat tua, memakai baju zirah berbahan baja serta memakai mahkota berbahan besi berkarat yang memang sudah disediakan oleh pemimpin planet Labyrinth yaitu Maxence Rey Tibereus Darkness.

Boboiboy Galaxy Musim 2 メ Reader || AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang