26 - Fertival

42 2 0
                                    

Siena yang mulai was-was langsung menutup mulutnya dengan punggung tangan tak ingin kecolongan untuk kedua kalinya.

Arsa tersenyum gemas melihat ekspresi gadis itu.

Cup!

Tanpa ragu Arsa mengecup telapak tangan Siena yang masih menempel di bibirnya itu.

Sebuah ciuman tidak langsung yang hanya terhalang oleh telapak tangan milik Siena.

Gadis itu langsung menjauh menatap Arsa tak percaya dengan wajahnya yang mulai terasa memanas.

Arsa hanya tersenyum tanpa dosa melihat ekspresi gadis itu yang menurutnya terlihat sangat menggemaskan.

"Arsa-"

"Eh sorry gue ada rapat, duluan yahh. Bye bye Sii. Sampe jumpa besok!" pamitnya langsung buru-buru pergi seakan menghindari pernyataan gadis itu.

Sontak membuat Siena mengacak-acak rambutnya frustasi.

Arsa keluar dari kelas dan mendapati Kiev yang entah sejak kapan ada disana menatapnya dengan dingin.

Arsa menepuk pundak pemuda itu sembari memasang senyum khasnya.

"Main adil oke? Sekarang tergantung siapa yang bakal dia pilih nantinya." ucap Arsa sedikit berbisik dan langsung berlalu pergi.

"Bye-bye, Ki. Jangan lupa besok kita latihan!"

"Kiev?" panik gadis itu saat keluar dari kelas dan mendapati keberadaannya.

Kiev menghela nafas dan langsung menarik tas yang dipakai Siena dan menggendongkannya di tangan kiri, sedangkan tangan satunya meraih tangan gadis itu dan menggenggam erat.

"Let's go home!" ucapnya datar, namun berhasil membuat Siena kebingungan. Apa Kiev melihat kejadian tadi? Tapi kok tumben dia gak ngamuk? Kesurupan ya? Kok kalem sih? batin Siena penuh tanda tanya.

"Sien..."

"Hm? Kenapa?"

"Are you... No- Nothing. forget it!"

"Apasih yang jelas kalo ngomong! Apaan?!" paksa Siena greget dia tak suka jika ada salah paham nantinya.

"Gue bilang gak jadi, sialann. lupain aja!"

"Tapi gue penasaran!"

"Gausah penasaran!"

"Gabisaaa. Ishhh!" geramnya memukul lengan pemuda itu.

"Ngomong gak?!"

"Gak."

"Ngomong!!!"

"GAK!"

Debat mereka terus berlanjut hingga akhirnya suaranya mulai menghilang karena semakin menjauh dari lorong.

***
Drrrtttt...

Drrrttt...

Drrrtt...

Ponsel Siena berdering memperlihatkan seorang nama di kontaknya itu.

"Rena?"

Siena buru-buru mengangkat panggilannya. "Halo, Ren?"

"Sienaa apa kabar?"

"Baik. Kamu gimana?"

"Iya gue baik juga kok... Sebenernya gue punya kabarr yang kayanya harus gue sampein ke lo."

"Kenapa kenapa?"

"Jadi gue pindah sekolah ke jakarta juga tauu!" Ucapnya langsung excited.

"Hah serius?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Story About Siena ||Jeon Somi||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang