11 - Kebenaran

296 21 3
                                    

Flashback On.

"KIKIIIIII! ARSAAAA!" Panggil seseorang membuat Kiev dan Arsa yang saat itu kelas 2 Smp menoleh secara refleks.

"Selamat pagii!!!" Dia merangkul kedua bahu sahabatnya dengan raut wajah yang ceria.

"Stop it!" Risih Arsa mencoba menepis tangan Devin namun tak bisa.

"Ayolah Brother, ini salam morning dari gue." Ucapnya makin menjadi jadi menggoda Kiev.

Kiev menghela nafas, pasrah saja dengan manusia satu itu. Arsa hanya terkekeh lucu melihat tingkah mereka berdua.

"Karel sama Jay mana? Mereka masih belum ke sekolah? Padahal kan udah dibilangin dari kemarin kita harus latihan dari pagi!" Arsa mengomel tak suka jika ada member lain yang tak disiplin waktu.

Devin dan Kiev menggeleng tanda tak tahu dan tak menerima kabar apapun dari dua cowok itu. Mereka pun tak ambil pusing dan langsung saja melanjutkan jalannya mereka menuju ruang ekskul band.

Kiev membuka pintu dan seketika shock melihat Jay dan juga Karel yang sudah berada di ruang klub dan tertidur di dua buah sofa yang berbeda.

"Woii bangun!" Arsa membangunkan mereka berdua.

Devin seketika tertawaan terbahak-bahak melihat wajah mereka yang setengah sadar. Benar-benar sangat lucu.

"Jay muka lo kondisiin tolong, gue gak kuat ngakak bangett anjirr!" ucap Devin ditengah tawanya.

"Really? Lo berdua tidur di sini?" Tak percaya Kiev dengan tingkah dua manusia itu.

"Si Arsa bisa ngamuk kalo kita telat ya gak, Rel?" ucap Jay sembari menguap, masih setengah sadar.

"Iya, makanya tadi malam si Karel punya ide buat tidur di sini."

"Ini ide lo, Woy!" Tak terima Karel dituduh Jay.

"Crazy!" Ucap Kiev tak habis pikir.

"Berarti bagus lo berdua jadi gak telat, dan Arsa gak ngamuk." ucap Devin yang diangguki mereka berdua.

"Terserah yang penting sekarang semua member udah ngumpul." Arsa mengulurkan tangannya memberi kode untuk melakukan jargon penyemangat.

"Kita gak punya banyak waktu lagi, beberapa hari lagi kita akan pergi ke kompetisi Festival Bandung. Dan itu artinya kita harus banyak latihan dari sekarang agar kita tampil memuaskan dan gak memalukan nama sekolah kita."

"WE ARE?"

"HIGHEST!"

"SMP BUMI RAYA!"

"BE THE BEST TOGETHER! HAAAA!!!"

Mereka bersorak dan mulai bersemangat untuk melakukan latihan. Terlihat penuh chemistry dan membuat siapa saja iri dengan persahabatan mereka berlima.

Sampai hari itu pun datang...

Hari H
(Beberapa menit sebelum giliran mereka tampil)

"Kiki mana? Bentar lagi kita tampil?" Panik Devin karena Kiev tak kunjung datang.

Kiev akhirnya datang dengan ekspresi wajah yang terlihat acak acakan dan penuh penyesalan itu.

"Ki lo gapapa?"

"Lo dari mana aja?"

Kiev memberanikan diri, "Sorry gue mau bilang kalo gue gak bisa ikut kalian tampil."

"Maksud lo apa?" Karel langsung menarik kerah Kiev saat mendengar ucapan cowok itu.

"Lo gak inget kita udah latihan mati-matian?" Karel makin kesal dan suasana malah makin menegang.

The Story About Siena ||Jeon Somi||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang