Bab 18 - Zehra Dan Mawar Hitam

165 101 20
                                    

UTAMAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!

TYPO BERTEBARAN

HAPPY READING



•••




Ali telah kembali ke rumahnya. Ia membuka pintu itu, lalu ditutup kembali dan menguncinya dari dalam.

Hal yang pertama kali ia lihat adalah Istrinya, Gadis itu tengah duduk di sofa. Gelagatnya sungguh aneh, rambutnya tergerai hampir menutupi wajahnya, ia menundukkan pandangannya.

"Selamun aleyküm." ucap Ali yang baru kembali.

Ia kemudian menaruh mantelnya lagi ditempat tadi.
Ia mengernyitkan dahinya, lalu berbalik menghadap Gadis itu.

"Rupanya kau masih tidak mau berbicara."

"Haram hukumnya bila tidak membalas salam dari yang sesama Muslim."

Gadis itu masih diam mematung. Wajahnya tampak pucat pasi.

Ali menggeleng kecil seraya menatap Zehra. Ia pergi mengambil air di dapur. Ia kemudian meminum air itu.

"Hahaaa..." Zehra tertawa sendiri tanpa sebab. Hal ini membuat Ali terkejut hingga hampir tersedak.

Zehra bangkit dari duduknya, ia menghampiri Ali. Sementara Ali, ia menatap aneh pada Gadis itu.

Zehra tiba-tiba tersenyum kala melihat Ali. Ia kemudian mendekatinya dan berniat untuk memeluknya, namun Ali segera menepis tangannya dan menjauh.

"Kau ini kenapa?" tanya Ali bingung.

Ia tak merasakan apa-apa saat Gadis itu mencoba mendekatinya, ia hanya tampak bingung saja. Mengapa tiba-tiba sekali Dia seperti ini, pikir Ali.

Angin meniup rambut lembut legam sepunggung yang tergerai dengan indahnya itu. Beberapa anak rambut terbang menghalangi pandangannya untuk menatap Pria di depannya itu.

Ia menatap Ali tajam. Napasnya kian menderu. Ia mulai berteriak, tangannya mencoba untuk menyentuh Ali. Ia berniat untuk mencekik Pria itu.

Ali berusaha melawan Zehra. Ia memegang balik tangan Gadis itu, Zehra semakin marah dibuatnya.

Ketika Ali mencoba melawan, Zehra semakin memperkeras cekikannya. Hal ini membuat Ali semakin susah untuk bernapas.

Ali memegang kuat-kuat tangan Zehra agar melepaskan cekikannya. Sehingga tanpa Ali sadari, tindakannya ini membuat punggung tangan Gadis itu berdarah akibat dirinya.

Zehra menyerah, akhirnya ia melepaskan cekikannya. Ali semakin memundurkan tubuhnya.

Akhirnya Ali bisa bernapas normal lagi. Ia menatap kesal pada Zehra.

Ali menyentuh dadanya, ia mengatur napasnya kembali.

Ali masih tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Gadis itu.

"Kau kenapa, Zehra. Apa yang terjadi?" tanya Ali. Ia masih tidak mengerti dengan sikap Gadis ini.

Apa Zehra mencoba membunuh dirinya? pikir Ali.

Ia kemudian membuang pikiran-pikiran buruk itu tentang Zehra. Ia mulai perpikir, pasti sesuatu telah terjadi padanya.

"Zehra..." panggilnya seraya menatap pelan Gadis itu.

Zehra mendongakkan kepalanya.

"Aku ingin tinggal disini bersamamu, selamanya."

Ali merasa heran. "Kau 'kan memang istriku, sudah seharusnya tinggal bersamaku."

Siyah Güller Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang