merhaba guys... 👋👋
selamat datang...sebelum baca utamakan Follow, vote, dan comment yah! biar aku sering sering up. biar cepet end juga..
•••
Nizar membelalakkan matanya, terkejut melihat sosok yang tiba-tiba muncul di hadapannya.
Apa itu hantu?, pikirnya.
Namun segera dia sadar bahwa ini bukan hantu. Ini adalah kenyataan yang akan merubah hidupnya, orang yang akan membuat segalanya menjadi lebih buruk.
Dia menunduk dalam-dalam, memberi penghormatan kepada Syaikh Ali, meskipun dalam hatinya terasa berat.
"Syaikh Ali?" Nizar mencoba tersenyum, berusaha menunjukkan bahwa semuanya baik-baik saja, meskipun ketegangan mengalir di antara mereka.
"Sedang apa kau di sini, Syaikh?" Nizar terus mempertahankan senyum tipis di wajahnya, mencoba menyembunyikan ketidaknyamanannya.
Ali menatap Nizar dengan tajam, matanya penuh dengan kecurigaan dan ketegasan.
"Kau yang sedang apa? Ini sudah malam!" ujar Ali dengan wajah datar, nada suaranya penuh dengan ancaman yang terselubung.
Nizar agak terkejut, namun cepat-cepat mencari alasan. "Aku baru saja menelepon seseorang," jawabnya dengan tergesa-gesa, mencoba menjaga ketenangannya.
"Siapa?" tanya Ali, suaranya semakin berat, seperti sedang mengintimidasi.
Nizar semakin gugup, merasa terpojok. "Itu... D-dia, dia... dia hanya teman biasa," jawabnya dengan suara yang mulai bergetar.
Ali menaikkan alis sebelah, ekspresinya semakin tajam. "Mengapa kau terlihat gugup, Ayah Mertua?"
Ali menebalkan suaranya saat menyebut kata Ayah Mertua, seakan ingin menegaskan kedudukannya.
"H-hah? Tidak, Syaikh Ali. Mungkin hanya perasaan kau saja," jawab Nizar, berusaha menyangkal meskipun kegugupannya jelas terlihat.
"Mungkin kau benar," ucap Ali dengan tenang, tapi ada sesuatu yang tajam di balik kata-katanya. Tanpa berkata lagi, Ali berbalik dan pergi meninggalkan pria tua itu sendirian.
Dasar pembohong - batin Ali.
Pikirannya dipenuhi dengan rasa kesal dan curiga terhadap ayah mertuanya.
Dengan perasaan jengkel, Ali melangkah jauh dari tempat itu, meninggalkan Nizar yang masih merasa terpojok dan tak bisa berbuat apa-apa.
•••
Cklek... (pintu dibuka).
Suara pintu yang terbuka mendadak membuat jantung Zehra hampir melompat."Hah!" gumamnya, terkejut ketika matanya bertemu dengan sosok pria yang berdiri di ambang pintu.
Itu adalah Syaikh Ali. Pandangan tajamnya mengarah langsung pada Zehra, yang saat itu tak mengenakan hijab. Ia baru saja selesai mengganti bajunya, dan kehadiran Ali yang tiba-tiba membuatnya benar-benar panik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Siyah Güller
RandomDi dalam dinding Asrama Istanbul-Turki, ada suka dan duka yang mereka lalui bersama-sama "Pernikahan ini tidak di dasari oleh rasa cinta. Maaf, jika sebelumnya aku mengecewakanmu." Seiring berjalannya waktu, melalui tragedi dan konflik yang menega...