Bab 9

2 0 0
                                    

Annyeong Bestie...
Jangan lupa di baca sampai selesai ya
.
.
.
Tandai typo
Jangan lupa vote and coment juga
.
.
Happy reading💕
.
.

Awan mendung dan juga hari Senin membuat sebagian besar manusia malas menggerakkan tubuhnya. Begitu juga dengan Reina, ia sangat malas untuk beranjak dari sofa ruang tamu. Seragam SMA Sakuntala sudah melekat dengan sempurna di tubuh ramping nya.

Seragam berwarna putih hitam dengan pola bergaris, di tutupi oleh jaket kulit berwarna hitam, sepatu putih, rambut di kuncir tinggi. Jangan lupakan aksesoris seperti jam, bando berwarna hitam, kalung, cincin dan gelang bertuliskan nama nya.

"ARGH MALAS!" teriak Reina mengangetkan Hen yang berjalan ke arah dapur.

"Dek, jangan teriak." Reina hanya tersenyum polos. "Iya Abang Hen, maaf." ucapnya. Hen mengangguk.

Reina berlari lalu menggandeng tangan Hen, dan sang empu hanya cengengesan tidak jelas.

"Abang mau kemana?"

"Dapur." ucap Hen, lalu tanpa aba aba dia...

"Aaa Abang!" teriak Reina.

Dia kaget tau. Dengan tidak elit, Hen menggendong nya seperti menggendong karung beras.

"Turunin Bang!"

"Kalian diam, telinga Mommy lama lama jadi tuli." Bianca datang dari arah dapur, dengan membawa spatula serta tangan yang terlipat di pinggang.

"Hehe maaf Mom sengaja." ucap Hen dengan tatapan sok suci.

"Itu kenapa Reina di gendong seperti itu? Kamu kira anak Mommy karung semen?" sumpah Bianca tidak habis fikir dengan kedua anak ini, sepertinya mereka bukan anak kandungnya. Secara, dia itu perempuan lemah lembut.

(*Tidak sadar diri ya Bun)

"Sengaja Mom, pengen jail in Adek." Hen berujar santai, menurunkan Reina yang sekarang sedang terduduk di lantai.

Bianca menatap heran. "Kamu ngapain nak? Kayak orang gila." bukan Bianca yang berbicara, tetapi seorang pria paruh baya yang sedang berdiri di anak tangga dan memeluk tab kerjanya.

"Daddy!" rengek Reina.

Axel, Bianca dan Hen tertawa terbahak-bahak menatap Reina yang sedang tiduran sambil menghentakkan kakinya ke lantai.

☄️

Dara saat ini sedang berada di rooftop sekolah. Dia menatap langit gelap, menandakan akan hujan.

Suara hembusan nafasnya terdengar lelah, sekolah terlihat masih sepi. Secara masih pukul 05.56. Ia berangkat pagi untuk menjemput Avi yang ingin mengerjakan PR sambil meminjam buku Dara.

Di saat Avi fokus mengerjakan soal-soal rumitnya, Dara keluar membeli sarapan di kantin sekolah.

Suara deringan ponsel mengalihkan perhatian Dara, ia menatap ponselnya di sebelah sandwich yang ia beli di kantin.

"Reina?" gumamnya.

"Halo."

"Oy. Lo masih di rumah kan Dar?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

i'm not SILENT GIRL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang