Bab 5

2 1 0
                                    

Annyeong Bestie...
Jangan lupa di baca sampai selesai ya
.
.
.
Tandai typo
Jangan lupa vote and coment juga
.
.
Happy reading💕
.
.

Reina sekarang sedang berada di salah satu taman di kota nya. Waktu dia akan menghabiskan snack kiriman yang begitu banyak, Reina mendapatkan SMS dari nomor yang ia tahu.

"Mana sih njay." Dia menggerutu, lima belas menit dia menunggu seseorang yang sekarang entah ada dimana.

Ia lelah duduk, jika ia berdiri pun mungkin ia akan juga lelah. "Anjay tuh cowo, ngga tepat waktu."

"Rein." nah. Orang yang di tunggu-tunggu pun muncul. 

"Lo lama banget sih co."

"Ya sorry. Macet tadi di jalan."

Reina mendelik. "Heh. Sekarang itu tengah malam, masa ada macet di jam segini. Ngelindur ya lo." omel Reina.

"Duduk." ucap seseorang, ternyata mantan pacar Reina yang paling tampan. Reyvaldo Siren, atau yang biasa Reina panggil Valdo.

"Dari tadi gua juga sudah duduk kali." sentak Reina. Valdo hanya mengangguk.

"Jadi?" tanya Reina.

"Ayo balikan."

"Hah? Lo gila?" Reina melotot menatap Valdo yang menunduk.

Reyvaldo mengangguk. "Iya, gua gila karena lo." ucapnya.

"Gila seratus persen nih orang." gumam Reina.

"Sudahlah. Gua bosen sama lo Do. Lebih baik lo cari cewe yang lebih baik dari gua, gua juga bakal cari cowo yang lebih baik dari lo. So, kita jalani kehidupan ini masing masing." Reina berucap tegas.

Valdo terkekeh geli. "Pacar lo banyak kali Rein, ngga usah sok jadi cewe baik. Bahkan lo lebih brengsek dari cowo yang lo anggep buaya itu." ucapnya merendah.

"Bangsat lo. Gua ngomong gitu tadi biar lo bisa lepasin gua anjing. Ngapain lo malah ngerendahin gua, gila beneran ya lo."

"Ya! Gua gila karena lo, dan lo harus tanggung jawab Rein."

"Emang lo hamil anak gua? Ngga kan. Jadi pergi saja lo sekarang. Eneg gua lihat muka lo." jika Valdo bisa menjelekkan nya, dia juga bisa menjelekkan yang lebih lebih dari cowo ini. Batin Reina.

Valdo yang ingin memukul wajah Reina di tahan oleh sebuah tangan berotot. "Jangan pernah anda menyentuh kulit Nona seujung kuku pun."

Orang yang mencekal tangan Valdo, melemparkan tubuh Valdo sampai menubruk pohon besar di belakangnya.

Dia tangan kanan Daddy Reina, penjaga Reina dan seseorang yang sudah Reina anggap sebagai saudaranya. Aszril Prasetya.

*Lo!?" Valdo yang akan menyerang Aszril mengurungkan niatnya. Karena aszril terlihat menyeramkan dengan setelan hitam dan pin bergambar tengkorak di lilit oleh naga dan ular.

"Pergi." Aszril berucap rendah menatap Valdo tajam.

Valdo dengan terburu buru pergi, tapi sebelum itu ia menatap Reina yang tersenyum merendahkan ke arahnya.

"Tunggu pembalasan gua."

"Gua tunggu. Jangan lama lama ya, takutnya gua makin berkembang dari lo." Reina berteriak membalas ucapan Valdo.

"Tolol." umpatnya.

"Nona. Mari pulang." Reina mengangguk. "Jangan terlalu formal kak, sudah ngga ada orang." lanjutnya yang membuat Aszril mengangguk.

☄️

Esoknya di sekolah, Reina tidak melihat batang hidung Valdo. Mungkin cowo cupu itu sudah pindah sekolah, syukur deh kalau gitu. Fikir Reina.

Ia yang sedang berjalan di koridor kelas dua belas di goda oleh beberapa laki-laki, berbeda dengan siswi SMA Sakuntala. Mereka banyak yang menatap iri dan benci.

Reina yang memang sifatnya berubah ubah hanya menatap polos semua orang yang bertanya kepadanya.

Cape_ batinnya.

"Halo cantik." tiba Reina melewati segerombolan siswa yang sedang berkumpul di koridor dengan keramaian yang mereka ciptakan.

"Halo jelek." Reina balas menyapa polos.

Semua orang yang mendengar balasan Reina menahan tawa, bahkan ada yang menatap Reina cengo. Seperti siswa yang menyapa Reina tadi.

"Bhuahahaha... Mangkanya Di, sadar diri itu penting. Kan jadi malu." tawa seorang cowo.

Reina hanya tersenyum sampai matanya menyipit. Cowo cowo yang melihat Reina tersenyum dengan cantiknya ada yang mimisan bahkan pingsan yang sontak di gendong oleh teman temannya menuju ruang UKS.

"Waduh, jangan senyum Rein." seorang cowo yang di kelas Reina berucap.

"Kenapa?" tanya Reina.

"Karena senyum lo itu mengalahkan senyuman bidadari." ucap Galuh, sang sekertaris di kelas Reina.

Reina mengernyit heran. "Emang Galuh pernah lihat bidadari?" tanya nya. Galuh mengangguk.

"Kan bidadari nya elo." ucap Galuh sambil tertawa.

"Ngga jelas lo." Dio. Cowo yang tadi menyapa Reina berucap sarkas.

Reina tidak memperdulikan ucapan Dio dan Galuh. Fokusnya sekarang kepada cowo memakai kaca mata, berpenampilan rapi dan juga manik mata ungu yang bersinar menatap teman temannya bercanda gurau.

Nikmat mana lagi yang engkau dustakan Ya Allah_ batin Reina terkagum kagum.

Pemilik manik mata ungu yang sadar sedang di perhatikan menatap balik. Bahkan Reina sampai terkejut menyadarinya. Cowo bermanik mata ungu itu tersenyum miring, lalu mengedipkan mata kanannya kepada Reina yang melebar kan kedua matanya.

Njay kaget. Dia ternyata bisa firlting juga_ batin Reina.

Reina buru buru berjalan memasuki kelasnya dan duduk di bangku nya. Tidak menyadari jika cowo itu melihat nya dengan tatapan tajamnya.

"Mine!" gumamnya.

"Apa?" Dio yang berada di sebelahnya menolehkan kepalanya menatap temannya.

Cowo itu menggeleng.

"Ngga jelas dua lo Zane."

└( ^ω^)」

Draft : 25-03-2022
Published : 06-10-2024
Fairy🍂

i'm not SILENT GIRL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang