Pencetusan dari mulut penasehat Raja yang di mana keputusan mengenai pemenang sayembara menggema ke seluruh aula terbuka.Raja Edward tak memiliki kendali untuk mencegahnya karena ia yang telah mengukuhkan kesepakatn tersebut. Sedangkan Veronica terdiam, inikah jalan takdir adiknya?
Jane memincing tajam dengan marah yang tertahan. Bukan karena kemenangan yang seharusnya tidak terealisasikan karena Pangeran Arutala tidak tepat sasaran, tapi karena ada suatu ha yang membuat hati terdalam Jane tak terima. Yang semakin berusaha ia telaah, rasanya semakin bulat dalam pikirannya sendiri.
"Arendelle. Waktu Norwegia 18.00, menyatakan bahwa Pangeran Arutala dari kerajaan Alaska memenangkan-"
ZAP!
Sebuah anak panah tak terduga menancap sempurna di tengah-tengah objek sasaran, sehingga panah yang sebelumnya dilesatkan Pangeran Arutala terjatuh karena gesekan yang berdekatan. Anak panah itu berasal dari gerbang utama aula arah selatan.
Semua atensi tertuju ke arah sana. Tak terkecuali Jane yang siaga penuh, waspada seseorang hendak mengacaukan acara sayembaranya.
"PENGAWAL CEK ANAK PANAH MILIK SIAPA ITU!!!"
Di pintu gerbang aula, terlihat sosok pangeran dengan mata tertutup oleh kain berlapis yang menunggangi seekor kuda berwarna putih. Baru saja melepas anak panah tersebut.
Semua orang terkesiap, terlebih Raja Edward dan Veronica yang tercengang dengan kehadirannya.
Dengan gerakan gesit, Jane yang masih belum menyadari siapa orang tersebut, langsung mengarahkan anak panah miliknya untuk membidik ke arah sang pria berkuda putih. Dengan netra tajam penuh kilatan amarah, ia melepaskan anak panah itu.
Namun dengan secepat kilat pula, meski matanya tertutup kain, dengan insting pendengaran yang tajam, pria itu juga kembali membidikkan anak panahnya, sehingga panah yang sebelumnya dilesatkan Jane menuju ke arahnya bertabrakan dengan anak panah miliknya.
CTARR!
Kedua anak panah itu patah karena tabarakan yang kuat.
Sebuah moment yang sangat berkesan. Karena untuk pertama kali, panah seorang Ruby Jane berhasil dipatahkan.
Kejadian itu cukup mencengangkan bagi semua yang hadir di sana. Bagaimana seorang bisa sebegitu handal melesetkan panah dengan insting yang kuat tanpa penglihatan yang jelas?
Jane mendengus, tak dapat berpikir jernih, karena baginya, pria itu adalah penyusup. Sehingga ia kembali membidik anak panah baru untuk dilesatkan. Namun sebelum panah itu terlepas, Veronica menahannya,
"Berhenti, Jane. Dia Pangeran Victory dari Eldoria."
Jane terkesiap, terkejut seolah tak menduga. Perlahan ia melepas busurnya. Kilatan amarah itu seolah meluap. Namun alisnya tetap mengerut, "Pangeran dari Eldoria?"
Bersamaan dengan itu, si pria berkuda putih melepas kain yang menutupi matanya. Baru lah semua orang berseru heboh atas keahliannya yang begitu setara dengan wajahnya yang tampan. Mereka semua terkesan.
Raja Edward dan Veronica tersenyum lega. Penantiannya telah tiba. Hal yang ditunggu-tunggu, yang hampir membuat mereka kecewa pada akhirnya datang.
Dia Victory. Victory Beanorld Alexander, yang merupakan Pangeran Mahkota dari Eldoria.
Ia memberi senyuman hangat pada sang Raja, lantas turun dari kudanya.
Membungkuk hormat dengan tatapan yang begitu sopan. Victory berkata pada Raja dari Arendelle itu. "Salam, Raja Edward. Maaf memberikan kesan kedatanganku dengan cara yang mengejutkan. Dan juga, maaf atas keterlambatanku dalam menghadiri sayembara ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN OF ARENDELLE
Romance"Lakukan upacara penobatan dan ambil tahta kerajaan ini di ulang tahunmu yang ke-25 nanti." Ruby Jane, yang kini statusnya adalah Putri Mahkota mengernyit tak suka mendengar perintah sang Ayah, Edward, Raja Arendelle. "Memanah dan memburu akan kula...