Seperti pada umumnya, aturan pada siapapun yang memenangkan seorang Putri Raja dalam kompetisi sayembara, maka Pangeran tersebut berhak membawa istrinya ke kerajaan tempatnya dibesarkan.
Maka sesuai sumpah yang baru saja diucapkan Ruby Jane untuk menyetujui kepindahannya ke kerajaan Eldoria, ia resmi berangkat tengah malam itu juga.
Di sepanjang jalan menuju gerbang megah istana Arendelle, semua pengawal, sanak keluarga dan jajaran orang penting kerajaan memberi hormat atas jalan untuk mengawal Putri Ruby Jane.
Ramai dan antusias penuh wibawa.
Namun berbeda dengan Jane itu sendiri yang sejak hari pernikahan mereka, wajahnya selau tampak dingin dan muak. Tapi seiringnya, ia tetap memeluk ayah dan kakak perempuan satu-satunya untuk salam perpisahan.
"Eumm.. adikku.. kakak berharap kau akan tetap sering main ke Arendelle dan mengunjungi kami." Veronica mengusap lembut pipi sang adik.
Jane berdecak, "apa sih, kak. Aku ini tidak pindah planet. Jarak Arendelle dengan Eldoria cukup dekat, dan tidak ada yang bisa mencegahku untuk menemui keluargaku di Arendelle."
Veronica tersenyum maklum. "Kakak memberkati hidup barumu, tetap sehat dan lakukan hal baik yang mengesankan, ya?"
Jane menatap lekat penuh makna. Ia tidak suka situasi yang mnegubah statusnya sekarang menjadi istri dari seorang Pangeran Victory, ia merasa bahwa apa yang terjadi saat ini lebih baik tak perlu menerpa hidupnya.
"Aku akan mengusahakannya. Tapi sekali lagi aku tekankan, bahwa kebebasan dan hak atas diriku adalah aku sendiri kendalinya. Kakak tahu orang lain tak akan bisa menghentikanku." Ucapan itu seperi sindiran untuk sang ayah maupun Victory yang jelas mendengarnya.
Raja Edward menghela nafas, tapi ia percaya, Victory pasti bisa mengatasi sikap keras kepala dan dingin putrinya.
Victory, juga ikut memeluk raja Edward dan suami Veronica sebagai bentuk perizinannya mengambil alih Putri Ruby Jane, "aku tahu kau akan sungguh-sungguh menjaga permata hatiku," ucap sang Raja penuh pengharapan, yang kemudian Victory mengangguk yakin, "pasti, Raja Edward. Aku akan menjaga Ruby Jane-mu dengan segenap nyawaku."
Raja dari Arendelle itu mengangguk percaya, lantas menepuk bahu sang menantu.
Kini, Victory berhadapan dengan Veronica, yang di mana keduanya juga sangat dekat dari dulu hingga saat ini, "Aku izin membawa adikmu, kak."
Veronica tersenyum, seolah senyumannya menyiratkan suatu kode yang Victory bisa tangkap bahwa ada pengharapan sama seperti Raja Edward barusan, "aku tahu kau bisa mengatasi apa yang hilang. Aku mempercayaimu, Victory."
Jane menyerngit menatap kedua orang itu. Hilang apa yang dimaksud sang kakak?
Pikiran Jane tak dapat ditelaah lebih jauh karena suara sang penasehat Raja berseru, "salam perpisahan sudah selesai, maka selanjutnya, Tuan Putri Ruby Jane diperkenankan menaiki kereta kuda bersama Pangeran Victory untuk keberangkatan ke Eldoria."
Victory sudah bersiap menaiki kereta kuda itu, namun Jane memilih melangkah menuju arah lain, "siapkan kudaku. Aku akan menungganginya untuk perjalanan ke Eldoria."
Semua orang menyerngit bingung. Memperhatikan langkah Jane yang menjauh.
"Tapi, Tuan Putri. Sesuai kesepakatan alur, kau diperkenankan menaiki kereta kuda bersama Pangeran Victory," bujuk sang penasehat Raja memberi pengertian.
"Kau mulai melawanku, Paman Sin? Jika aku ingin menunggangi kuda, mak tak ada yang bisa menghentikanku," balas Jane ketus.
"Tapi-"
![](https://img.wattpad.com/cover/379856728-288-k275200.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN OF ARENDELLE
Любовные романы"Lakukan upacara penobatan dan ambil tahta kerajaan ini di ulang tahunmu yang ke-25 nanti." Ruby Jane, yang kini statusnya adalah Putri Mahkota mengernyit tak suka mendengar perintah sang Ayah, Edward, Raja Arendelle. "Memanah dan memburu akan kula...