"Pangeran Victory dari kerajaan Eldoria memenangkan kompetisi sayembara atas Tuan Putri Ruby Jane Equielle!"
Kalimat yang kini tengah dibincangkan pada seluruh pelosok negeri, bahkan berita tersebut sudah terdengar ke negara tetangga. Ucapan kalimat selamat langsung berdatangan dari para raja yang beraliansi dengan Arendelle. Mereka turut senang, bahwa pada akhirnya keturunan Arendelle telah menikah, ha yang membanggakan bagi mereka setelah sekian lama mengetahui bahwa Ruby Jane yang terkenal dengan sosok bengis, dingin dan tak berperasaan pada akhirnya menikah, yang ternyata, Pangeran Victory lah menjadi pasangan hidupnya.
Ruby Jane, setelah prosesi pengalungan bunga satu sama lain dengan Victory, seiring tatapan muaknya ia terus tujukan pada si pria, kemudian tanpa aba-aba, Jane melenggang pergi, meninggalkan aula terbuka itu tanpa mendengar seruan sang kakak dan tatapan semua orang yang teruju ke arahnya, "jangan mencoba mencegahku, atau aku akan membakar aula terbuka ini, ayah," peringat Jane tanpa menoleh, dari nadanya, ia terdengar geram dan marah.
Maka ia meninggalkan aula itu, menuju ruang yang bisa melampiaskan emosinya sedari tadi.
"Kejar dia. Pasti ke ruang pedang atau boxing." Raja Edward menepuk pundak Victory sebagai isyarat mengizinkannya untuk mengatasi Jane.
Victory tersenyum sopan kemudian mengangguk, menyusul kepergian gadis yang baru saja ia menangkan itu.
Pada lorong yang menghubungkan ruang tengah menuju ruang tempat Jane selalu mengekspresikan dirinya, ia berjalan dengan tangan terkepal, saat netranya memandang sebuah gucci besar peninggalan dinasti kakek buyutnya, tanpa perasaan, Jane mendorong gucci tersebut hingga menciptakan dentuman keras kemudian menghasilkan serpihan pecahan beling di mana-mana.
Jane tidak tahu. Ia hanya ingin melampiaskan emosi yang entah perasaan apa hinggap di hati terdalamnya, sehingga membuatnya semarah ini. Mungkinkah karena ia menjatuhkan takdirnya dengan pria dari Eldoria itu? Entahlah.. Jane tidak bisa mendeskripsikan alasan marahnya secara spesifik.
"SIALAN!!!!"
"SAYEMBARA SIALAN!!"
Sesampainya ia di ruang pedang, dengan gesit, Jane mengambil pedang emas miliknya yang memiliki ukiran naga, pedang itu memiliki kesan gelap dan menyeramkan bagi siapapun yang melihat. Selanjutnya, ia berjalan menuju patung samsak yang memegang pedang juga, dengan gerakan tangkas dan keahlian tingkat tinggi, Jane melesatkan pedang tersebut dengan sangat keras.
CTAK!
CTAK!
"ARGGGGHHHHHH!!!!!! SIALAN!!!!!!" Rambutnya berantakan, nafasnya menderu dengan tatapan tajam yang seolah siap membunuh siapapun. Ia berteriak sangat keras, menghempas pedang ke kanan dan ke kiri tanpa perasaan. Membuat patung tersebut sedikit penyok.
Hal tersebut Jane lakukan dengan tergesa-gesa dan tak mengenal jeda. Berulang-ulang ia dentumkan pedang tersebut bergesekan dengan pedang milik patung. Menciptakan dentingan besi yang memenuhi senyapnya ruang remang.
Hingga instingnya terkoneksi dengan suara langkah yang menuju ke arahnya dari belakang, telinga tajamnya tak salah menangkap bahwa ada orang yang berada tepat di belakangnya, aroma parfumnya menguar tak asing saat Jane menghirupnya. Tanpa aba-aba dengan gerakan secepat kilat, ia berbaik dan langsung melesetkan pedang menuju arah suara langkahnya.
CTAK!!
Pedang tersebut menancap sempurna di dinding kayu tepat di samping pria yang membuat emosional Jane semakin membara kala melihatnya. Pedang itu hampir terkena sasaran, hanya tersisa jarak 2 cm dari wajah tampannya.
Victory, tetap bersikap tenang sambil menoleh pada pedang di sampingnya, ia melepas tancapan pedang itu dengan sekali tarikan.
"APA SELAIN PENYUSUP DI HUTAN, KAU JUGA PENYUSUP DI AREA RUMAHKU?!!! KELUAR BAJINGAN!!!!" teriak Jane lantang, ia sungguh marah dengan kehadiran Victory yang bahkan kini menyentuh pedang kesayangannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/379856728-288-k275200.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN OF ARENDELLE
Romance"Lakukan upacara penobatan dan ambil tahta kerajaan ini di ulang tahunmu yang ke-25 nanti." Ruby Jane, yang kini statusnya adalah Putri Mahkota mengernyit tak suka mendengar perintah sang Ayah, Edward, Raja Arendelle. "Memanah dan memburu akan kula...