"Oooohhh gilaaa!!! enaakk bangetttt!!" Ucap Bu Santi mendesah penuh kenikmatan diperlakukan sedemikian rupa.
Dan Pemuda itu membalas aksi Bu Santi dengan memagut bibirnya kemudian menelusuri leher dan belahan payudara montok wanita cantik itu dengan ciuman-ciuman dan cupangan-cupangan yang terlihat memerah membekas di tubuh putihnya Bu Santi.
Selama beberapa menit berikutnya yang terdengar hanyalah gesekan penis Pemuda itu di dalam vagina Bu Santi, diiringi dengan desahan erotisnya yang tidak henti-henti keluar dari mulut seksinya tersebut.
"cloookkk!! clooookkk!!! aaahhhh... oooohhh... clookkk!!"
Sekali lagi Nisa kembali dibuat takjub dengan kedua orang yang tengah mengayuh birahi bersama ini, entah sudah berapa lama mereka bersetubuh, namun nampaknya masih saja belum ada tanda-tanda akan selesai. Nisa lagi-lagi membandingkan persetubuhan nyonya majikannya tersebut dengan persetubuhannya dengan Abdul suaminya.
Abdul mungkin hanya dapat bertahan 5 sampai 6 menit saja kalau sedang bersenggama dengan Nisa. Beda dengan pemuda yang tengah menikmati tubuh Bu Santi yang terlihat sangat perkasa dalam bersenggama.
"Andai Abi kuat kayak laki-laki itu" Ucap Nisa dalam hati membayangkan kenikmatan macam apa yang bisa dirasakannya jika suaminya Abdul dapat bersetubuh seperti pemuda itu.
Namun ketika Nisa sedang jatuh dalam dunia fantasi syahwatnya, tiba-tiba smartphone miliknya berdering lumayan keras. cukup keras untuk terdengar oleh Bu Santi dan pemuda tersebut.
"Siapa disana???" teriak Pemuda itu.
Tapi sebelum dipergoki, ternyata Nisa sudah berlari secepat dan sekuat tenaganya menjauh dari tempat itu. Nisa berlari sangat kencang meskipun dia memakai baju yang terbilang agak susah untuk dibawa lari, namun tetap dipaksanya.
Nisa berlari begitu cepat hingga ia tak sadar kalau dia sudah sampai di teras rumah.
"Ha--haaloo! Assalamualaikum Bi!!" Jawab Nisa mengangkat telfon suaminya. Nisa berusaha mengatur nafasnya yang ngos-ngosan serta debaran jantung nya yang begitu hebat karena hampir saja dipergoki mengintip oleh majikan barunya.
"Waalaikumsalam! Umi dimana?? kok belum pulang??" tanya Abdul dibalik telepon.
"Nih Umi baru mau pulang Bi!" Jawab Nisa.
"kamu kok suaranya ngos-ngosan gitu??"
"Abis ngejar angkot Bi!!" bohong Nisa spontan begitu saja.
"trus dapet gak??"
"Nggak Bi! kecepatan angkotnya"
"Yaudah naik ojek aja Mi! ini udah setengah sepuluh loh! nanti Abi telat ke bandaranya"
Dalam hati, Nisa begitu terkejut mendapati kalau waktu berlalu begitu cepat, "Setengah sepuluh??" tanya Nisa dalam hatinya. Dia tidak menyangka kalau dia sudah mengintip selama kurang lebih satu jam lamanya. Dan itu berarti, persetubuhan Bu Santi dan pemuda selingkuhannya tersebut juga berlangsung selama itu, bahkan mungkin bisa saja lebih lama mengingat Nisa mendapati mereka sudah di pertengahan.
"Umi???? kok diem???" Suara Abdul kembali membawa Nisa tersadar.
"Eh! Iya Bi! nih aku lagi nungguin Ojek di depan"
"yaudah Umi hati-hati ya! Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Telepon dari Abdul kemudian mati dan Nisa pun langsung menghela nafasnya begitu panjang.
Berulangkali Nisa mencoba memadamkan degup jantung dan syahwatnya dengan terus mengucap "Astagfirullah" dalam hati. Nisa tidak habis pikir kalau dia telah melakukan perbuatan dosa yang begitu besar dengan mengintip orang lain bersetubuh. Apalagi diam-diam dia menjadi ikut terangsang melihat tubuh telanjang dan kelamin laki-laki lain selain suaminya.
Dan yang lebih parahnya lagi, Nisa bahkan sempat membanding-bandingkan pemuda tersebut dengan Abdul suaminya sendiri.
"Astagfirullah" ucap Nisa sekali lagi menepuk-nepuk dadanya sendiri.
Tapi beberapa saat setelah jantungnya kembali normal, Nisa kembali dikejutkan oleh sebuah suara "Loh? Mbak Nisa belum pulang??" tanya orang yang menghampirinya. Dia adalah Pak Okto.
"Eh! belum Pak! Eh! maksud saya baru mau pulang" jawab Nisa kembali salah tingkah. Dia tidak tau kenapa dirinya bersikap seperti ini jika berhadapan dengan Pak Okto.
Pak Okto tersenyum "Mbak abis olahraga??" tanyanya spontan.
"Enggak" jawab Nisa menggeleng seperti anak kecil.
"Tuh bajunya basah semua" tunjuk Pak Okto.
Nisa pun langsung membalikkan badannya menghadap cermin jendela yang ada di belakangnya dan sadar kalau apa yang dikatakan oleh Pak Okto ternyata benar. Baju kurung warna pinknya nampak basah oleh keringat, apalagi jilbab yang menempel di kepalanya juga sama.
Nisa sadar kalau setelah berlari tadi, diapun berkeringat begitu banyak karena kepanasan, apalagi saat ini dia menggunakan baju kurung, hijab lebar, dan cadar yang menutup seluruh anggota tubuhnya, yang otomatis membuat badannya jadi mudah cepat berkeringat.
Nisa menggeleng kaku menanggapi kebodohannya.
Namun kemudian matanya yang melihat ke arah cermin, menangkap sosok Pak Okto di belakangnya sedang menatap ke daerah bawah pinggul Nisa. Tatapan yang begitu mesum dan penuh nafsu terlihat di mata Pak Okto. Apalagi ketika sebuah senyum tipis yang menghiasi bibirnya saat menatap bagian belakang tubuh Nisa, membuat Nisa langsung mematung tak bergerak.
Entah karena dorongan apa, tatapan Pak Okto tersebut membuat Nisa merasakan ada suatu cairan hangat yang meleleh dan mengalir keluar dari dalam vaginanya sendiri. Dan rasanya begitu nikmat hingga dia memejamkan matanya dan menggigit bibir mungilnya sendiri di balik cadar yang dipakainya.
Nisa tidak mengerti sama sekali apa yang sedang terjadi pada tubuhnya, namun harus diakuinya kalau apapun hal tersebut, sangatlah nikmat dan serasa membuatnya melayang ke langit ke tujuh.
Dibelakang Nisa, Pak Okto masih menatap lekat ke arah pantatnya saat ini. Dan yang tidak Nisa ketahui, cahaya matahari pagi yang menyorot mereka membuat baju kurung Pink milik Nisa menjadi transparan. Bahkan cukup transparan untuk Pak Okto yang dapat melihat dengan jelas celana dalam hitam yang dikenakan oleh Nisa.
Pak Okto tersenyum mendapati kalau celana dalam hitam model biasa tersebut, ternyata masih tidak bisa menutup seluruh bagian pantat Nisa yang memang montok dan bahenol. Itu adalah salah satu aset terbesar Nisa pada tubuhnya.
"Mbak Nisa mau pulang??" Ucap Pak Okto memecah keheningan.
Nisa yang tersadar dari kenikmatan syahwatnya pun langsung berbalik "I--iya Pak!!"
"Mau saya anter???" tawar Pak Okto sambil tersenyum. Beberapa saat Pak Okto cukup terheran melihat mata Nisa yang sayu seperti sedang dilanda nafsu birahi.
"Eh! nggak usa---" Nisa memotong pembicaraannya sendiri ketika dia teringat tentang Bu Santi dengan selingkuhannya. Otaknya langsung berpikir kalau dia menolak ajakan Pak Okto, maka Pak Okto akan masuk ke dalam rumah dan memergoki istrinya sedang berselingkuh. tentu hal ini tidak akan berakhir dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijab Yang Terkoyak
RomanceJantung Nisa berdegup sangat kencang ketika dia semakin mendekat, adegan yang sangatlah vulgar dan porno tersebut semakin jelas terpampang di hadapannya, apalagi fakta bahwa saat ini ternyata orang yang melakukan adegan tersebut adalah majikan barun...