Chapter 2 : The Beginning Of The End
Nisa
Pak Okto
Bu Santi
Aldo
Abdul
Sambil satu persatu menjemur pakaian yang telah dicucinya, Nisa terus berfikir tentang kejadian yang tadi pagi dilihatnya antara Aldo dan Pak Okto, memang bukan sebuah pertengkaran, tapi tetap saja Nisa terlihat khawatir dengan mereka berdua. Nisa tak bisa membuang segala pertanyaan dan rasa penasarannya meskipun dia sudah berusaha untuk mengalihkan perhatiannya pada pekerjaan.
"Huuuffttt.. akhirnya selesai juga" Ucap Nisa dalam hati.
Kegiatan menjemur pakaian adalah hal terakhir yang dia lakukan saat ini, yang berarti pekerjaannya sudah selesai dan dia sudah diperbolehkan untuk pulang. Akan tetapi karena saat ini masih pukul setengah sembilan pagi, Nisa pun memutuskan untuk beristirahat sejenak dan mengambil minum di dapur.
Suasana rumah keluarga Pak Okto sudah sangat sepi mengingat sang kepala keluarga sudah berangkat bekerja dan Aldo si anak tunggal juga berangkat sekolah. Hanya Bu Santi yang dari tadi pagi belum terlihat batang hidungnya sama sekali.
Nisa sempat ingin bertanya kepada Pak Okto tentang keberadaan Bu Santi, namun niatnya langsung diurungkan mengingat kalau Nisa sudah diperingati oleh Bu Santi agar tidak terlalu mencampuri urusan keluarga. Hal itu pula lah yang membuat Nisa juga harus diam dan tak bertanya ketika Pak Okto dan Aldo terlibat perselisihan kecil.
Nisa juga sadar kalau ternyata orang kaya memang punya masalah mereka sendiri, apalagi keluarga super sibuk seperti keluarga Pak Okto ini, singkatnya waktu untuk bertemu atau bercengkrama satu sama lain, membuat kondisi keluarga ini menjadi dingin dan cuek.
Sesuai rencana awalnya tadi, Nisa pun kemudian beranjak ke arah dapur untuk mengambil minuman untuk melepas dahaga dan rasa capeknya setelah menyelesaikan tugas dan pekerjaannya sebagai pembantu.
Namun ketika dirinya berjalan melewati ruang tamu, sebuah suara teriakan datang dari arah samping rumah dimana tempat tersebut adalah kamar pengantin Bu Santi dan Pak Okto.
"AAAAAAAWWWHHHHHH!!!! PELAAAAAANNNN!!!!" teriak seorang wanita yang pastinya adalah Bu Santi.
Karena merasa khawatir, Nisa pun langsung bergegas berlari menghampiri arah suara, Nisa takut kalau terjadi apa-apa dengan Bu Santi dan dia harus menolongnya.
Akan tetapi ketika jaraknya tidak terlalu jauh, Nisa menghentikan langkahnya seketika saat dia menangkap sebuah suara orang lain disana.
"Pantat Ibu masih sangat sempit" Terdengar suara seorang pria yang berbicara. dan pembicaraan tersebut tidak dimengerti sama sekali oleh Nisa.
Karena merasa penasaran, Nisa pun dengan sangat hati-hati semakin memperlambat langkahnya mencoba semakin mendekat ke arah kamar tersebut.
Dan ketika Nisa hampir sampai disana, dirinya mendapati kalau pintu kamar tersebut ternyata tidak tertutup sama sekali. menampakkan adegan yang seharusnya tidak dilihat oleh Nisa maupun orang lain.
Jantung Nisa berdegup sangat kencang ketika dia semakin mendekat, adegan yang sangatlah vulgar dan porno tersebut semakin jelas terpampang di hadapannya, apalagi fakta bahwa saat ini ternyata orang yang melakukan adegan tersebut adalah majikan barunya sendiri yaitu Bu Santi, dan Dia tengah ditunggangi diatas ranjang oleh seorang pemuda yang tidak dikenal oleh Nisa dan baru pertama kali dilihatnya, membuat dia jadi bingung apa yang harus dilakukan saat ini.
Nisa yang menyaksikan hal tersebut pun tampak begitu syok dan terdiam seribu bahasa. Seluruh syaraf dan akal sehatnya memberitahu dia untuk segera pergi dari sana. Namun entah kenapa, tubuhnya kaku dan tak dapat bergerak, bibirnya termangu dan matanya tertuju kepada batang penis pemuda yang tengah keluar masuk di anus Bu Santi dengan gagahnya.
"Astagfirullah" ucap Nisa dalam hati.
Namun ucapan tersebut diungkapkannya bukan karena dia melihat Bu Santi selingkuh dengan pria lain, melainkan ungkapan ketika matanya tak dapat berpaling dari sebuah Penis besar berurat yang menjadi sumber kenikmatan Bu Santi.
Nisa menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha membuang pikiran kotornya sendiri, menjauhkan matanya yang tampaknya mulai punya keinginan tersendiri untuk tetap melihat adegan penuh dosa yang ada di hadapannya.
Sesaat Nisa memutar badannya, mencoba pergi dari sana sebelum segala macam bentuk iblis mulai mengambil alih hatinya. Tapi sebuah dorongan besar membuatnya kembali berbalik dan menyaksikan kembali adegan senonoh nyonya majikannya dengan seorang pemuda tak dikenal itu.
Nisa meneguk ludahnya sendiri, merasakan wajahnya menjadi panas seketika saat dia kembali melihat alat kejantanan pria lain selain suaminya tersebut. Apalagi ukurannya yang membuat Nisa mau tak mau membandingkannya dengan milik Abdul suaminya. Dan Nisa tau kalau penis tersebutlah yang membuat seorang Bu Santi sampai melenguh dan melolong nikmat tiada henti.
"Aahh... uuuhhh... aaaggghhh... uuuggghhhh.....", Jeritan tertahan Bu Santi disertai deru nafasnya yang terengah-engah memenuhi ruangan kamar.
Badan Bu Santi terguncang-guncang keras maju mundur seraya menerima sodokan keras dari pemuda yang sedang membobol lobang belakangnya, tangan Bu Santi dengan keras mencengkeram sprei kasur tempat mereka bertarung, kedua payudaranya yang masih padat bergoyang-goyang dengan cepat, kepala terdongak ke atas dan bibirnya terkatup rapat antara menahan sensasi yang ia rasakan dalam anusnya. Tubuh Bu Santi pun terlihat sudah mengkilat karena keringat yang berarti sebagai pertanda bahwa mereka sudah bersetubuh dari tadi.
Nisa hanya bisa menahan nafasnya yang mulai memburu, tenggorokannya terasa sangat kering dan bibirnya sekali-kali dibasahkan dengan air liur. Adegan di depannya saat ini adalah adegan tervulgar dan paling hot yang pernah ia saksikan sebelumnya. Bahkan waktu bercinta dengan Abdul pun, permainan mereka tidak seliar dan sepanas ini.
"Aaaaahhhh....... oohhhh.... aahhkkhhhh... ooohhhhh.....",desah Bu Santi.
Gerakan liar pantat Bu Santi membuat Pemuda yang menyodominya tersebut terlihat makin bernafsu, ia semakin cepat memompa anus Bu Santi, dan Bu Santi pun sengaja melebarkan kakinya bahkan menungging menyodorkan pantatnya memberikan kesempatan kepada Pemuda itu untuk terus memompa anusnya dengan lebih cepat lagi.
"Ohhhh... nikmat sekaliiiihh .. gakkk salah aku ngeluarin duiitt banyaakkk... ohhh yaaahhh teruuussss!!" Racau Bu Santi terus tak berhenti.
Racauan Bu Santi tersebut nampaknya tak dihiraukan oleh Nisa yang sedari tadi menyimpan banyak pertanyaan di dalam benaknya. Nisa merasa kalau persetubuhan Bu Santi dengan pemuda tersebut terkesan agak "aneh" karena pemuda tersebut seperti mencolok di lubang yang salah.
"PLOPPP!!" sebuah suara terdengar keluar dari anus Bu Santi saat pemuda itu kemudian mencabut penis besarnya dari sana.
Nisa sempat bergidik ngeri ketika melihat anus Bu Santi yang melebar sedemikian rupa karena di tinggal oleh sebuah benda besar yang tadi tengah mengaduk-aduknya. Nisa tak menyangka kalau lubang yang biasanya digunakan untuk tempat pembuangan limbah manusia tersebut, bisa dijadikan tempat untuk berhubungan seks juga. Dan itu merupakan hal baru yang Nisa ketahui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijab Yang Terkoyak
RomanceJantung Nisa berdegup sangat kencang ketika dia semakin mendekat, adegan yang sangatlah vulgar dan porno tersebut semakin jelas terpampang di hadapannya, apalagi fakta bahwa saat ini ternyata orang yang melakukan adegan tersebut adalah majikan barun...