Umi dan Abinya Ayyara telah sampai di rumah beberapa menit yang lalu setelah tiga hari pergi ke acara pernikahan tante nya Ayyara, sementara di kamar jantung gadis yang telah me jadi wanita itu deg-degan berdebar dengan hebat, hampir saja ketahuan bisa berabe untung saja Devan pria itu menuruti kemauan Ayyara padahal awalnya akan menjelaskan kepada orang tuanya soal keseriusannya namun, Ayyara kekeh tidak mau bisa-bisa abi dan uminya mengusir nya dan menjadi bahan omongan tetangga.
Kepanikan Ayyara semakin menjadi ketika menyadari bawah masih telanjang bulat di dalam selimut, gaun tidur nya berserakan di bawah bersama dalamanya , bisa di dengar suara deru mesin mobil telah berhenti di depan rumah tanda orang tuanya sudah turun dan masuk ke dalam rumah, cepat-cepat Ayyara bangun dari ranjang nya ketika akan turun ke lantai tiba-tiba daerah kewanitaa nya terasa nyeri dan perih.
" Awhh ahh perih banget shh " Ringis Ayyara kesakitan, mengingat semalam telah melakukan hubungan panas bersama Devan, padahal pria itu tidak memperlakukan nya kasar tapi kenapa jadi sakit banget.
" Shh harus bisa jalan, kalau engga nanti abi sama umi curiga awhhh " Kaki Ayyara mencoba berjalan pelan-pelan dengan tubuh yang di baluti selimut tebal, rasa perih dan ngilu menjalar di bagian bawah nya.
Waktu menunjukan pukul 10 pagi, Ayyara dan Devan menghabiskan percintaan nya lumayan lama, sampai ke siangan bangun dan jadi bolos masuk ke sekolah sudah di pastikan teman nya akan menanyakan diri nya tapi gamau ribet biar saja alesan nya sakit.
" Mas Devan main lempar-lempar jauh aja, udah tau sakit ngambil nya " Gerutu Ayyara seraya pelan-pelan berjalan mengambil baju nya.
Sementara Uminya mengernyitkan kening nya heran dengan keadaan isi rumah nya, gorden yang belum di buka, lampu yang masih menyala terang, dan bantalan sofa yang pada jatuh ke bawah berserakan.
" Mi tumben Ayyara belum beres-beres biasanya udah rapih pagi-pagi " Ucap Abinya yang mematikan saklar rampu.
Umi nya mengangguk setuju " Sepatu sekolah juga ada di depan, apa Ayy gak berangkat ya Bi " Menatap suami nya yang telah duduk di sofa.
" Coba umi cek ke kamar nya, abi mau bersih-bersih lengket banget perjalanan jauh "
" Mau umi siapin air anget bi "
" Gapapa ngga dingin juga, umi liat Ayy aja siapa tau kenapa-kenapa "
Umi Ayyara mengangguk, setelah itu berjalan ke arah kamar Ayyara dan mengetuk pintu kamar anak nya dari luar.
Tok Tok Tok
" Ayyara nak kamu ada di dalem " Suara umi nya memanggil dari depan pintu kamar nya.
Ayyara membulatkan matanya kepanikannya menjadi-jadi, tangannya dengan cepat memasukan baju beserta dalamnya ke ranjang cucian kotor yang tersedia, kakinya pelan-pelan berjalan walau kesusahan dan meringis merasakan sakit, fiks harus pura-pura sakit agar umi nya tidak bertanya-tanya kenapa, matanya menemukan sebungkus koyo yang tergeletak di meja nakas buru-buru Ayyara mengambil dan memasangkannya di keningnya seperti sedang pusing.
Ayyara kembali dengan hati-hati ke atas ranjang matanya tak sengaja melihat sebercak darah yang sudah mengering di sprei tanda nya Ayyara sudah tidak gadis lagi, buru-buru naik ke atas ranjang dan menyelimuti tubuh nya dengan selimut sampai menyisakan kepalanya.
" Umm ini umi masuk aja pintu nya ngga ayy kunci " Ucap Ayyara dengan suara di buat-buat lemas.
Ceklek
Umi Ayyara membuka pintu matanya mengarah ke anak nya yang masih terbungkus selimut hampir tidak terlihat " Lho sayang kenapa gak sekolah " Dengan menghampiri Ayyara dan duduk sebelah ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayyara's Story
RomanceCERITA INI ADEGAN DEWASA ⚠️⚠️ YANG DI BAWAH UMUR SKIP ⚠️⚠️ Orang bilang yang tertutup itu selalu baik dan alim kan, seperti dengan gadis yang bernama Ayyara seorang siswi yang masih duduk di kelas 12 SMA. Orang-orang menganggapnya baik dan selalu ja...