Lima

7.8K 72 7
                                    

Malam hari di rumah Devan sedang makan malam bersama tak ramai hanya ada kedua orang tuanya saja, kebetulan hari ini Devan sedang pulang ke rumah dan tidak di Apartemen miliknya.

" Gimana rasanya jadi guru di sekolah " Tanya Lion, Daddy Devan.

" Lumayan "

Lion berdecak " Kalau di tanya orang tua tuh yang bener jawabnya "

Devan menatap malas Daddy nya " Apasi Dad, masa harus jelasin rasanya jadi guru "

" Sangat penting , siapa tahu gak betah "

"Betah lah " Jawab Devan cepat.

Karena ketemu Ayyara sih lanjut Devan dalam hatinya.

" Jangan berulah, awas aja Daddy resign kamu "

" Iya deh donatur sekolah "

"Jelas lah, Daddy bakal stop kamu kapan saja"

" Emang udah faktur u, lupa kali siapa yang minta jadi guru di sekolahnya " Gumam Devan dengan malas.

" Daddy denger ya " Sengit Lion di sela-sela makannya.

Zea Mommy Devan terkekeh melihat perbincangan Anak dan Suaminya itu, selalu saja ada perdebatan kecil tetapi dapat menciptakan suasana yang nyaman, apalagi semenjak Devan kembali tinggal di jakarta setelah beberapa tahun di Bandung bersama neneknya.

" Apa kamu gak cape sayang, setelah ngajar di sekolah langsung ke kantor "

Ya!, selain jadi guru di sekolah Devan juga pemilik perusahaan di Jakarta sebut saja CEO, bukan melanjutkan milik Daddy nya tetapi miliknya dirinya sendiri yang dia bangun dari awal sampai sukses sekarang ini dan terkenal di mana-mana. Terlahir dari keluarga yang bisa di sebut milyader tidak membuat Devan sombong akan kekayaan yang di milikinya karena menurutnya semuanya akan ada pasang surutnya.

Devan menghela nafas menatap Mommy nya yang selalu saja mengkhawatirkannya padahal dirinya sudah besar bahkan sudah dewasa.

" Engga Mom, lagian Devan ngajar di sekolah jadwalnya cuma tiga kali masuk, jadi masih bisa ke kantor "

Zea mengganguk " Mommy cuma khawatir aja sama kamu takutnya kecapekan - "

" Apalagi jarak kantor dan sekolah itu lumayan jauh dari Apartemen, saran Mommy mending kamu tinggal di sini aja ya " Lanjut Zea dengan menatap Devan.

Lion menatap Devan mengkode supaya memberi pemahaman kepada istrinya yang selalu mengganggap Devan anak kecil yang tidak pernah dewasa, padahal sudah bisa menentukan kehidupan yang harus di jalani seperti apa.

" Mom, Devan udah dewasa namanya juga kerja pasti ya ada namanya cape, Devan bisa jaga diri sendiri buktinya ini gak kenapa-kenapa kan, Mommy gak usah khawatir Devan pasti baik-baik aja " Ucap Devan dengan tersenyum ke arah Mommy nya Zea

" T-api Mommy merasa kesepian kalau kamu gak tinggal di sini " Kata Zea dengan nada sedih.

Lion menghela nafas panjang melihat istrinya yang murung, mungkin tidak ingin kehilangan Devan lagi setelah dulu di bawa Ibu nya ke Bandung.

" Sayang udah gak papa, Devan udah bisa menentukan sendiri anak kita udah dewasa -"

" Udah ya jangan sedih, kalau ada waktu pasti Devan menyempatkan datang ke sini " Ucap Lion dengan mengelus lembut tangan Zea

" T-api Dad- " Zea masih tidak rela harus berjauhan kembali dengan anak semata wayangnya.

Lion menyudahi makannya " Sstt, udah sayang jangan sedih gitu - "

" Masih ada Daddy yang selalu ada buat kamu hmm " Lion menggenggam kedua tangannya zea lalu mengecupnya lembut.

Pipi zea memerah ketika Suaminya berkata seperti itu di hadapan Devan, meski bukan pertama kalinya tapi dirinya masi malu.

Ayyara's Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang