Happy reading♡
•
•
•
Chapter sebelumnya...Aretha syok mendengarnya, hukuman macam apa ini? Dan kenapa Sistem tidak bisa membantunya?
~🎭🎭🎭~
"Tuan rumah, waktu terus berjalan. Anda hanya memiliki 13 menit tersisa."
Mendengar peringatan dari sistem, Aretha yang semulanya masih mencerna ucapan sistem, tiba-tiba tersadar dari lamunannya. Dan tanpa menunggu lama dia berjalan dengan langkah yang cepat memasuki lorong gelap di hadapannya.
"Mut, di mana mereka dikurung?"
"Sedikit lagi tuan rumah, didepan sana anda akan segera menemukan mereka."
Aretha yang semulanya berjalan cepat kini mulai berlari tanpa mengeluarkan suara karena dia sempat berhenti melepaskan sepatu sport nya, alhasil sekarang dia bertelanjang kaki.
Waktu terus berjalan, ruangan yang dia masuki begitu luas, terbukti dengan banyaknya lorong yang dia lewati, kadang dia berbelok, berjalan lurus lalu berbelok lagi, hingga dia sampai ke sebuah pintu bercat hitam, ketika dia membuka pintu tersebut akhirnya ruangan yang sedari tadi dia cari ketemu.
Terlihat ada begitu banyak para wanita yang dikurung bagaikan hewan, bagaimana tidak tempat kurungan yang mereka tempati seperti kandang hewan yang bahkan kandang hewan saja lebih baik dari ini, pakaian mereka juga terlihat sangat lusuh, mungkin karena terlalu lama di kandang ini dan lebih parahnya mereka terlihat sangat kurus, wajah-wajah mereka kusam, seolah tak ada harapan.
Aretha menggertakkan giginya, lalu mendekati kandang pertama. Namun, terkunci rapat. Lalu bagaimana ia membebaskan mereka?
"Tuan rumah, jangan lupakan Sistem ini."
Aretha langsung teringat.
"Baiklah, apa yang harus kulakukan?"
"Cukup ucapkan apa yang Anda inginkan."
"Berikan aku kunci yang bisa membuka semua gembok di sini."
"Sistem bisa memberikan anda tuan rumah, tetapi tentu dengan harga mahal, apa anda keberatan?"
"Tidak masalah, asal mereka bisa bebas."
Aretha tidak masalah jika point-nya terkuras banyak, yang paling penting sekarang adalah menyelamatkan para wanita itu.
"Baiklah tuan rumah, saat ini, tutup mata Anda dan ulurkan tangan."
Aretha menurut. Beberapa detik kemudian, seketika dia merasakan benda dingin berada dalam genggamannya. Begitu dia membuka mata, kunci itu sudah ada di tangannya.
"Mut, tampilkan waktu yang tersisa."
"Baik permintaan di proses."
Aretha bisa melihat sisa menit yang dia butuhkan, tersisa 7 menit, waktu yang sangat sedikit, dia jadi tidak yakin bisa menyelesaikan ini dengan tepat waktu, tapi dia harus berhasil jika tidak apa yang Sistem katakan akan terjadi.
Aretha menelan ludah. Dia mulai membuka setiap gembok secepat yang dia bisa. Para wanita itu terbangun satu per satu, mengangkat wajah mereka dengan ekspresi bahagia dan tak percaya.
"Ikuti aku," bisiknya tegas.
Sistem sudah menanamkan di pikirannya jalur keluar tercepat, yang akan langsung membawa mereka ke jalan raya, di mana sebuah mobil pickup telah siap menunggu untuk membawa para wanita ini ke tempat aman. Aretha memang sudah meminta bantuan itu sebelumnya kepada Sistem, dan seperti biasa, dengan harga yang cukup mahal.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOPENG
Random(pure imajinasi penulis) . . . . . . hanya menceritakan seorang gadis yang sedari kecil tidak pernah tau siapa orang tuanya, tidak tau bagaimana rasanya kasih sayang orang tua, dan karena hal itu ia tidak memiliki semangat hidup, hingga ia mengalami...