Jeongwoo menundukkan kepalanya, dia sudah menceritakan semuanya. Kejadian malam itu, dimana dirinya yang berjalan pulang seorang diri dimalam hari, melewati sebuah Bar dan tak sengaja melihat seekor kucing yang menarik perhatiannya, mengejarnya sampai tak sadar memasuki parkiran yang hanya terisi mobil-mobil mewah. Saat dirinya ingin menangkap kucing kecil dibawah sebuah mobil, seseorang menariknya dengan kasar, laki-laki itu tiba-tiba membawanya masuk kedalam Bar dimana orang-orang didalamnya sedang asik menikmati alunan musik, tak ada yang menyadari ada laki-laki yang membawa anak dibawah umur masuk kedalam salah satu kamar yang disediakan disana
"A-aku....aku gak tahu dia siapa hiks"
Tangis Jeongwoo pecah, luka lama itu telah lama ia pendam sendiri. Tak ada yang mau berada dipihaknya, dia yang seorang korban diperlakukan tak sepantasnya oleh ibu kandungnya dengan alasan telah mempermalukan keluarganya. Sempat ada keinginan untuk mengakhiri hidupnya, namun untungnya Tuhan masih memberikannya akal sehat hingga dia berhasil melahirkan anak itu dengan keadaan sehat. Tapi hal buruk lagi-lagi menimpanya, tanpa ijin atau pemberitahuan lebih dulu Jeongwoo dipisahkan dengan anaknya sendiri
"Sampai sekarang...aku gak tahu anakku dimana"
Yoshi memeluknya erat, air matanya seakan ingin tumpah dari pelupuknya. Ada rasa bersalah telah memperlakukan Jeongwoo buruk kemarin hanya karena fakta yang belum sepenuhnya dia ketahui ceritanya. Dia tak menyangka, dibalik lahirnya seorang anak yang telah dia benci ada luka mendalam yang Jeongwoo pendam seorang diri
"Maaf sayang, maafin aku sempat memaksa mu untuk memberikan ku anak. Maaf"
Kamar Jeongwoo hanya terisi isak tangisnya sendiri, para suaminya hanya menunduk diam. Berbagai emosi tercampur jadi satu, sedih, kecewa, marah. Namun belum ada yang bisa mereka lakukan sekarang, mereka harus mencari tahu melalui dokter Lee, seseorang yang mereka yakini telah dititipkan anaknya Jeongwoo
"Sialan, pengen banget gue bunuh tu orang!" Kata Jaehyuk dengan kedua tangan mengepal erat
Didalam suasana yang hanya terdengar suara tangis Jeongwoo, tiba-tiba Asahi keluar dengan langkah cepat. Dia bahkan membuka pintu kamar dengan kasar sampai membentur dinding. Tentu saja itu mengejutkan semua orang, dalam diam Jeongwoo menatap pintu kamarnya yang terbuka lebar
"Gue nyusul Asahi dulu"
Setelah menyempatkan diri mengusap rambut istrinya, Jaehyuk bergegas menyusul Asahi yang terlihat berjalan kearah belakang rumah
"Asahi!!"
Yang dipanggil tak menjawab, dia terus berjalan hingga akhirnya sampai dibelakang rumah. Belum sempat Jaehyuk mengatakan apa-apa, Asahi tiba-tiba melompat kedalam kolam dan cukup lama menenggelamkan dirinya disana
"Asahi!!"
"Asahi gue tahu lo marah, tapi jangan bunuh diri sendiri!"
Air kolam berangsur-ansur tenang, tapi Asahi masih belum muncul ke permukaan
"Asa-"
Belum sempat panggilannya selesai, Asahi tiba-tiba muncul. Wajahnya memerah dengan mata yang sembab
Tidak, Jaehyuk yakin itu bukan karena Asahi terlalu lama menenggelamkan wajahnya, tapi karena laki-laki itu baru saja menangis
Jaehyuk mendudukkan dirinya dipinggir kolam, menatap dalam diam Asahi yang menangis tanpa suara dengan telapak tangan menutup matanya
"Sa~" Panggil Jaehyuk pelan, dia tak tahu mengapa Asahi sampai seperti ini. Dia bersikap seperti habis melakukan kesalahan yang besar
"Gue bodoh!"
Asahi memukul permukaan air hingga sedikit mengenai Jaehyuk yang hanya diam, membiarkan Asahi mengeluarkan segala perasaannya
"Kenapa gue gak sadar dari awal, kenapaaaa?!"