Kehadiran yang tak diingankan

8 5 6
                                    

Matahari tersenyum menampakkan dirinya, menerangi sisi bumi dengan mengekspresikan rasa hangatnya. Udara sejuk mendorong tumbuh tumbuhan untuk bergerak bebas yang terlerai menjadi suasana yang indah. Terdapat sebuah pintu yang terbuka yang menampilkan Seorang gadis yang sedang berdandan yang terlihat dari pantulan cermin. "Masyaallah cantiknya akuu" centil Mina kepada dirinya sendiri. Dari pantulan kaca tersebut, Mina melihat umi yang baru saja melewati kamarnya. Mina langsung berbalik badan lalu menghampiri umi.

"Umi" panggil Mina dari belakang.

Umi membalikkan badannya. Mina sedikit terkejut melihat penampilan uminya yang berpenampilan cantik hari ini, dengan abaya yang tak pernah Mina lihat.

"Umi cantik banget" kata Mina kegirangan melihat umi.

"Anak umi juga cantik" balas umi mengelus elus puncak kepala Mina. "Emang Mina mau kemana?" Lanjut Umi bertanya pada Mina.

"Mau ke kebun sama Kak Aslam. Terus umi juga mau kemana?" Tanya Mina. Umi tersenyum memperhatikan Mina.

"Umi ada acara sayang" kata umi dengan lembut.

Sebuah pintu kamar sebelah terbuka menampilkan Aslam yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Masyaallah umi siapa ini cantik sekali" kata Aslam memuji Umi.

"Umi Mina donggg" kata Mina seru.

"Umi.. Aslam sama Mina ijin ke kebun nenek dulu yaa" izin Aslam yang di angguki oleh Umi.

~♡~

Seorang laki laki dengan kedua sosok orang tua telah memasuki rumah sederhana milik nenek. Dengan mengenakan baju koko yang rapi.

"Assalamualaikum" kata pria tersebut di teras.

"Waalaikum salam silahkan masuk dulu nak" tutur nenek mempersilahkannya.

Pria tersebut lalu memasuki rumah tersebut bersama kedua orang tuannya. Sementara nenek sudah mempersiapkan semuanya.

"Perkenalkan buk, nama saya Umam Aljauhar. Yang pertama, saya ingin bersilaturahmi. Dan yang keduanya saya ingin menimang putri ibuk dan menjadi seorang ayah dari anak anak" kata Umam sedikit ragu.

"Dan ini kami, kedua orang tua Umam. Kami telah menerima restu dari kehendak Umam. Lalu bagaimana dengan ibuk?" Tutur pria paruh baya yang duduk di samping Umam.

"Baik. Saya adalah ibunya Shaliha. Saya menerima silaturahmi dari anda. Shaliha sudah memiliki dua anak, anak pertama Aslam dan anak yang kedua Syahmina. Sudah kisaran satu bulan yang lalu abi meninggalkan mereka. Shaliha adalah anak yang berbakti kepada orang tuanya, dan memiliki rasa kasih sayang kepada orang orang terdekatnya" Kata nenek fokus.

"Apa pekerjaan anda? Apakah anda sudah siap menjadi suami Shaliha? Siap juga kah menjadi seorang ayah dari dua anak?" Tanya nenek memastikan semua dengan detail.

"Pekerjaan saya adalah staff keamanan dari perusahaan di kota ini. Saya siap menjadi suami Shaliha dan saya sangat siap menjadi seorang ayah dari Aslam dan Syahmina" kata Umam meyakinkan dirinya.

Lalu nenek tersenyum lalu memanggil anaknya, Shaliha. "Nak liha" panggil nenek.
Shaliha keluar dengan mengenakan abaya dengan khimar yang senada.

"Sini. Duduk nak" tutur nenek. Shaliha pun duduk di samping nenek.

"Ibu sudah merestuimu nak, apakah kamu siap mejadi suami Umam?" Kata nenek kepada Shaliha.

"Saya siap buk" kata Shaliha yakin.

"Alhamdulillah" ucap semuanya.

Lalu, mereka langsung membahas acara pernikahan dan makan bersama.

~♡~

SYAHMINA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang