Sin dan segala tingkahnya. Beberapa hari ini Sin benar-benar membuat orang kecewa, bagaimana tidak Sin tidak hentinya membuat keributan dikelas, dia bermain pesawat kertas melempar bola-bola kertas. Dia juga bergabung dengan anak yang paling berisik dikelas karena kehadirannya anak yang udah terkenal susah diatur bernama Ezra tersebut makin jadi, keduanya sangat cocok dan kelas semakin tidak nyaman karena ulah mereka.
Sin dan Ezra menguasai kedudukan siswa paling berisik dan nakal disekolah. Ya itu tidak berlebihan karena Sin dan Ezra benar-benar menganggu anak lain suka mengerjai anak lain bahkan hingga yang bukan teman sekelasnya.
Ezra sebenarnya lebih berandal dia kadang-kadang suka malak anak yang mereka ganggu. Sin sebenarnya tidak suka melihatnya, sebenarnya bisa saja Sin memberikan uang untuk Ezra agar tidak meminta pada anak-anak lain lagi tapi ia tau Ezra adalah orang yang kalau dikasih uang sekali dia bakalan minta lagi kayak orang ketagihan obat. Selagi Ezra meminta hanya sedikit dan itu tidak merugikan bagi pemikiran Sin menurutnya tak masalah membiarkannya tapi kegiatan itu tidak benar-benar dapat di biarkan saja bagi orang lain. Jumlahnya sedikit bagi Sin tapi bagi para korban mereka benar-benar resah ketika harus memberikan uang lagi dan lagi.
Sin baru bersekolah hampir sebulan tapi sudah banyak laporan tidak mengenakan tentangnya pada para guru dan guru-guru lain memperingati wali kelas Sin untuk menegur anak didiknya. Wali kelas hanya bisa menghela nafas, ia tak mengira Sin yang tak terlihat seperti anak nakal itu bisa membuatnya kewalahan seperti ini.
Ini bermula ketika kelompok Hana dan anggota lainnya tiba-tiba menjadi terpecah, sebelumnya kelompok mereka selalu yang paling kompak jika mengerjakan tugas. Wali kelas sedikit curiga dengan keberadaan Sin di kelompok mereka tapi Wali kelas tidak mau berpikiran yang tidak-tidak, itu adalah permasalahan remaja biasa. Begitulah wali kelas mencoba berpikir baik pada Sin.
Tapi semakin lama semakin banyak laporan tentang perundungan yang di lakukan oleh Sin dan dia bersama kelompok anak lainnya juga sering memintai uang, ujar mereka yang mengeluhkan tentang kerisihan mereka terhadap apa yang dilakukan oleh kelompok siswa nakal itu.
Wali kelas akhirnya memanggil Sin, hanya Sin seorang karena wali kelas tidak mendapatkan laporan selain petunjuk siswa baru yang memakai tongkat bersama temannya, jadi wali kelas hanya mengetahui itu Sin tidak mengetahui Ezra dan lainnya yang mendominasi perbuatan membuat resah para siswa tersebut.
Di ruang guru, dihadapan meja kerja Wali kelas.
"Sin, bapak sangat sering mendapatkan laporan tentangmu akhir-akhir ini, apa yang sebenarnya kamu lakukan ?" Tanya wali kelas mencoba bicara tanpa langsung mendakwa. Sin tersenyum karena wali kelasnya ini sangat baik, dia bertanya terlebih dahulu tanpa langsung memarahinya seperti yang dilakukan guru sekolah lamanya.
"Saya hanya bercanda pak, saya ini sebenarnya punya penyakit, saya tidak bisa melihat orang-orang lemah, saya cenderung ingin mendorong mereka biar kuat seperti pelatihan militer!" Ucap Sin, Wali kelas menghela nafas berat, sepertinya pelipisnya juga berdenyut. Kasian wali kelas masih muda tapi langsung terlihat tua karena masalah ini.
"Sin, biarkan saja mereka, mereka punya jalan mereka sendiri untuk tumbuh. Yang kau lakukan bisa jadi mengacaukan masa depan mereka, kau mungkin menganggap ini adalah bantuan untuk mereka menjadi kuat tapi bagi mereka ini adalah perundungan dan itu bisa menjadi trauma untuk mereka !" Ucap Wali kelas. Penyampaian wali kelas benar-benar sangat mudah dipahami dan Sin mengerti maksud yang ingin wali kelas sampaikan. Andai saja banyak guru yang seperti wali kelas, mungkin saat ini Sin tidak akan jadi seperti ini.
"Apa bapak benar-benar peduli dengan para murid bapak?" Tanya Sin berniat menguji wali kelas. Seberapa jauh wali kelas akan melindungi murid-muridnya dan pelajaran seperti apa yang akan wali kelas lakukan untuk murid yang berbuat salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sin
Teen Fictionseorang anak bernama Sin dilahirkan atas nama dosa menanggung segala kemalangan dan kutukan bersama dirinya. Kakinya dipatahkan, mata kanannya hampir buta, cacat dan harus menggunakan kruk siku satu kaki selamanya tapi Sin tidak pernah menyerah untu...