#Sin 10

0 0 0
                                    

Hal apa yang bisa menandingi sakitnya dikorbankan oleh orangtua sendiri dan bahkan kematiannya sangat dinantikan oleh mereka. Pelecehan seperti itu saja tidak sebanding bagi Sin, lihatlah bagaimana gadis ini mengikutinya pulang dan dia begitu senang ketika melihat bahwa Sin tinggal sendiri di sebuah apartemen yang termasuk cukup mewah.

Caroline mungkin berpikir tidak salah bahwa ia menerima Pria cacat ini di depan umum dengan mempertaruhkan reputasinya. Semua itu bukan apa-apa lagi bagi Caroline yang penting pacarnya kaya, lumayan tampan meskipun cacat, untuk saat ini ia akan menikmati pria cacat dan lemah ini beserta uangnya sampai ia bosan kemudian ia akan membuangnya niatnya.

Caroline menarik Sin ketika mereka berada didekat sofa, Caroline mendorong Sin ke Sofa lalu menindihnya di atasnya.

Lihat tatapan dan senyuman jalang itu dia sudah tidak sabar menunjukkan belangnya, saat Caroline ingin mencium Sin, Sin menghalangi nya dengan tangannya.

"Kau masuk kerumah ku dengan senang hati, apa kau tidak berpikir bahaya apa yang akan menimpamu?" Ucap Sin dan dibalas remeh oleh Caroline.

"Kau dengan suka rela mengijinkan ku masuk, kau sudah tau bagaimana sifatku harusnya kau dapat menebak ini !" -Calorine.

"Jadi yang sebenarnya terjadi di video itu benar kalau kau yang memaksa mencium ku ?" -Sin.

"Kau bertanya seolah kau benar-benar tidak ingat!" Ucap Calorine dengan nyaman berbaring di atas tubuh Sin.

"Kau wangi !" Ucap Caroline. Dekapan itu tiba-tiba membuat Sin yang tak pernah merasakan kasih sayang merasa deg-degan.

"Jantungmu berdetak cepat!" Ucap Caroline mendengarkan detak jantung Sin. Sin berpikir bagaimana jika ia terbiasa dengan sentuhan wanita? Ia tau betul sifat wanita seperti Caroline, dia akan membuang Sin dengan cepat.

"Aku akan memberimu uang, mari kita berpisah dan tidak saling mengganggu satu sama lain !" Ucap Sin.

"Apa ?" Caroline kaget dan merasa marah.

"Aku akan mengirimkannya sekarang, tunjukkan kodenya!" Ucap Sin beranjak bangun dan Caroline dengan bibir manyunnya mengambil ponselnya menunjukkan kode QR di ponsel, lalu Sin mengirimkan sejumlah uang sebanyak satu juta pada Caroline, sebenarnya ia bisa mengirim lebih banyak tapi Caroline itu serakah dia pasti akan mencari cara untuk meminta uang pada Sin lagi nanti jadi ia hanya memberi yang dibutuhkan oleh seorang siswa SMU.

Setelah itu Caroline ditendang keluar dari apartemen Sin. Caroline kesal tapi tidak bisa berbuat apa-apa, tapi ia cukup senang dengan uang yang ia dapat.

Di dalam ruangan dekat sofa Sin berdiri menghadap sebuah dinding dimana lukisan besar terpajang di sana. Sebuah titik merah berkedip terpasang disana, itu adalah kamera pengintai yang dipasang oleh para suruhan orang tua Sin. Sebenarnya Sin ingin menunjukkan pada mereka bahwa ia hidup bersenang-senang dengan bermain bersama wanita dan menghambur-hamburkan uang. Tapi rasa takut ditinggalkan itu mulai muncul siap menggerogoti hatinya ketika ia mulai merasakan cinta meskipun itu hanya setitik semut.



Esok harinya Sin kembali mendapat seluruh perhatian siswa yang ia lewati. Bagaimana tidak, Sin yang cacat telah berpacaran dengan gadis cantik siswi kelas 2. Sin mengira soal video asusila itu akhirnya terlupakan dengan sesuatu yang lain yang lebih heboh, bukan hanya sukses membuktikan pada dirinya sendiri kalau pelaku pelecehan itu sebenarnya wanita itu, Sin juga berhasil membuat orang-orang melupakan video itu. Namun mungkin sebagian tidak akan lupa, bagi sebagian pria itu sama sekali tidak dapat diterima, seperti pria di depannya yang satu ini.











Apa ini posisinya mirip seperti kejadian kemarin namun kali ini bukan Ezra yang menyudutkannya ke tembok tapi Fito.

"Sialan brengsek, kenapa orang sepertimu berpacaran dengan Caroline!" Ucap Fito.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang