Sin sudah kewalahan di awal karena Calorine menariknya membuat kakinya yang cidera bertumpu kuat dalam pijakan dan itu sangat menyakitkan. Tongkat ditangan tidak berfungsi sedang tangan satunya tidak kuat untuk mendorong wanita gila ini, Sin melemparkan tongkatnya dan memakai kedua tangannya untuk mendorong Calorine dalam pikirannya jika mau mencium cobalah berciuman dengan lembut tapi ia bahkan tidak bisa melepaskan ciuman itu bagaimana ia bisa mengatakannya.
Sin berusaha menjaga keseimbangan tubuhnya berdiri dengan kedua kakinya meskipun sakit dan sialnya Calorine tidak bisa diam, dia terus mendorong dan menarik Sin hingga ia harus memakai kekuatan kedua kakinya dengan benar untuk berpijak.
Sin mengeluarkan air mata saking sakitnya kaki kirinya yang cidera tersebut, dan itu bahkan belum selesai tiba-tiba tangan Calorine memegang miliknya Sin benar-benar kesal dengan sigap Sin menahan tangan Calorine dan menggigit bibirnya.
"Diamlah brengsek!" Ucap Calorine menarik keras tangannya dari genggaman Sin lalu perut Sin. Baru saja Sin meringis kesakitan Calorine mendorong Sin hingga ia jatuh ke lantai. Calorine kembali melumat bibir Sin sembari meremas milik Sin, wanita gila ini memukul Sin dititip lemahnya trauma yang Sin alami karena kekerasan yang ia alami dulu muncul kembali karena Calorine memicunya.
"Diamlah brengsek!" Ucap seorang siswa SMP memukuli Sin yang sedang dipegangi oleh dua orang lainnya. Si terjatuh dan kemudian dia kembali di tendangi dan diinjak. Sin teriak sambil menangis karena matanya tertendang dan juga kakinya yang diinjak rasanya patah.
Calorine terhenti melakukan tindakannya saat sadar adik kelasnya ini kaku dan menggetar. Calorine kesal karena dia tak tau kalau adik kelas ini bukan hanya cacat tapi juga sangat lemah. Calorine bergegas keluar meninggalkan Sin sendiri di gudang.
Dalam kejang karena PTSD nya Sin merasa bahwa dirinya masih berada di Smp. Ia merasakan dingin merasuk tubuhnya tidak ada satupun yang datang menolongnya, Sin benar-benar merasa hancur padahal jelas-jelas keluarganya mengawasinya dengan memasang pelacak di aksesoris yang ia gunakan tapi kenapa tidak ada yang datang padahal jam pulang sekolah sudah lama terlewat.
Tapi tiba-tiba Sin memiliki dua penglihatan ditempat yang berbeda, Sin melihat seseorang mendekat dengan pakai yang berbeda, satu celana hitam dengan sepatu pantofel pria dewasa dan satunya celana seragam sekolah SMU nya saat ini.
"Seseorang datang malam hari tapi, kenapa aku ditemukan pada pagi harinya!"
Sin menangis karena ingatan tersebut, ia benar-benar merasa hancur, ia yakin harusnya ia mati saat itu, itulah yang diinginkan semua orang termasuk orang yang mengawasinya selama ini.
Siswa berseragam SMU itu menutup mata Sin dengan tangannya kirinya lalu menaruh tangan Sin diatas dadanya Sin dengan tangannya bertumpang di atas tangannya. Tiba-tiba semua sebuah setruman kejut yang tiba-tiba Sin tersentak sekali lalu tubuhnya yang tadi bergetar menjadi tenang. Tangan yang menutup mata Sin dibuka terlihat kedua mata Sin yang tertutup. Orang itu mengangkat tubuh Sin dan membawanya pergi dari gudang.
-
-
-
•°
Bel berbunyi tanda masuk kelas masuk ke jam pelajaran terakhir. Ezra dan lainnya beranjak pergi dari tempat nongkrongnya.
"Sin tadi kayaknya pura-pura ke toilet, lihat dia nggak balik-balik!" -Fito.
"Jangan-jangan dia juga bohong klo mau minjemin jam tangannya !" -Ge.
"Lihat aja nanti!" Ucap Ezra, ketiganya pun beranjak menuju kelasnya masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sin
Teen Fictionseorang anak bernama Sin dilahirkan atas nama dosa menanggung segala kemalangan dan kutukan bersama dirinya. Kakinya dipatahkan, mata kanannya hampir buta, cacat dan harus menggunakan kruk siku satu kaki selamanya tapi Sin tidak pernah menyerah untu...