#Sin 07

0 0 0
                                    

Pagi itu Sin berjalan di koridor menuju kelas dengan wajah yang masih terlihat lelah ia bahkan terlihat lebih sakit dari kemarin. Kakinya sepertinya sedang sakit, Sin terlihat kesulitan berjalan dari biasanya karena itu dia tidak menyadari kalau semua pasang mata menatap ke arahnya.

Ketika Sin memasuki kelas Sin langsung ditarik oleh Ezra dan di dorong ke tembok, kaki kirinya yang sedang sakit itu dipaksa untuk berjalan, Sin terjatuh karena tidak mampu berdiri seimbang dan itu sedikit terlihat terseret saat Ezra menarik dan menyudutkannya ke tembok.

"Sial, apa kau mencuri jam itu? Ada  Orang-orang yang mendatangiku tadi malam dan memukuliku, mereka mengambil jam itu dan berkata aku adalah pencuri !" Ucap Ezra dengan lebam dibibir dan pipinya. Tapi kemudian ia terdiam ketika melihat jam itu sudah kembali melekat dipergelangan tangan Sin.

"Sial, brengsek, jika kau tidak mau meminjamkannya katakan saja tidak perlu melakukan ini bangsat !" Ucap Ezra memukul perut Sin dan Sin pun terjatuh ke lantai. Saat ini Sin tidak ada energi untuk melawan ini karena sesuatu terjadi tadi malam.

Sekelompok orang berpakaian hitam seperti para pengawal itu menerobos masuk ke apartemen Sin, menarik dan menendang kaki cacat Sin setelah Sin terjatuh mereka memasangkan kembali Jam itu ke tangan Sin.

"Jika kau berbuat yang tidak penting seperti ini lagi dan membuang-buang waktu kami, kami akan membuat kakimu yang satunya juga cacat!" Ucap salah seorang yang mengetuai kelompok berjumlah 5 orang tersebut.

"Hahaa !" Sin tertawa dengan nafas sedikit tersengal karena menahan sakit tiba-tiba telpon rumahnya berdering.

/Kau merencanakan apa? Kenapa kau memberikan jam mu pada berandal itu ?'' ucap seorang pria do telpon.

"Hei, anak buah mu memukuli ku, harusnya aku dapat uang lebih untuk ini !" -Sin.

/"Jangan serakah, apa uang yang selama ini kami kirim kurang ?"

"Jangan bicara soal serakah padaku bajingan, kalian hidup dengan damai karena aku. Setidaknya sembari menunggu aku mati berikanlah aku kesenangan, kirimi aku uang lebih banyak !" -Sin.

/"Kau tidak bodoh, kami menunggu kau mati tapi ternyata kau lebih kuat dari yang kami kira. Yaa, Sin.. kau itu sekarat untuk apa kau memiliki uang yang banyak ? Semua itu tidak akan kau bawa mati !"

"Aku tidak menyimpannya, aku menggunakannya sesukaku. Berikan saja maka aku akan diam dengan patuh!" -Sin.

/"Baiklah, jangan lakukan hal konyol lagi. Kami hanya perlu memastikan keberadaan mu kami tidak akan ikut campur untuk segala hal yang kau lakukan!" Ucapnya lalu telepon mati.

Kembali ke sekolah, Fito menghampiri Ezra dan menunjukkan sebuah video. Video itu diputar dengan volume yang cukup besar hingga Sin dapat mendengarnya. Sin merasa aneh ketika mendengarkan, seketika Sin sadar sejak tadi semua orang menatapnya dengan aneh.

"Ini Sin kan ? Lihatlah tongkatnya!" -Fito.

"Haa, teman kita satu ini ternyata boleh juga, ya jadi kau pergi kemarin untuk bercinta dengan seorang wanita?" Ucap Ezra berjongkok di depan Sih yang duduk dilantai tersandar di tembok. Ezra menunjukkan video laki-laki dan wanita sedang bercumbu di sebuah ruangan yang cukup gelap dengan wajah prianya di blur.

"Tapi bukankah wanita ini mirip Caroline ?" -Ezra.

"Tidak, ku harap tidak !" Ucap Fito tampak kecewa sepertinya semua orang telah banyak yang menebak kalau itu adalah Caroline. Pembicaraan panas tentang video itu pun sudah terjadi sejak tadi malam saat pertama kali video di sebar oleh pengirim anonim. Orang-orang sudah dapat menebaknya kalau itu adalah Caroline dan Sin tapi sudut pandang dari berbagai orang memperkeruh situasi.

Ada yang mengira kalau Sin terlihat dipaksa, tapi ada juga yang mengatakan kalau mereka melakukan tindakan asusila secara suka sama suka dan ada juga yang membela Caroline dengan mengatakan kalau Caroline lah korban dalam video itu.

Sin tidak tahu menahu tentang video itu, ia bahkan tidak ingat kalau itu pernah terjadi. Sin bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi saat ia pingsan kemarin dan kenapa ada sebagian ingatannya yang hilang?


Sin meraih tongkat nya hendak berdiri tapi Ezra merebutnya.

"Kita belum selesai bicara, apa senang mempermainkan ku ? Kau meminjam jam tangan mahal mu padaku lalu kau menyewa sekelompok preman berpakaian mahal untuk menyerang dan menuduhku sebagai pencuri, apa kau begitu bosan tuan ?" Ucap Ezra masih membuat perhitungan pada Sin, Tyo dan Hana mengerti mungkin ini adalah cara Sin tersendiri untuk menghukum si brengsek Ezra, mereka pun semakin yakin kalau sebenarnya Sin itu baik.

"Bro, aku sedang kurang enak badan hari ini, kakiku sakit bermurah hatilah pada orang cacat ini. Bagaimana kalau kita menunda masalah ini dulu menunggu ku benar-benar pulih, setelah itu ayo kita berkelahi!" Ucap Sin, sebenarnya ia benar-benar marah ia sadar kalau kakinya ditendang oleh orang-orang itu tadi malam agar ia tidak berdaya saat berhadapan dengan temannya yang sedang marah.


"Ohooo, haaa, kau benar-benar lain, sungguh konyol orang seperti mu mengajak berkelahi, mengajar bermain basket, kau sungguh tidak sadar diri. Hei denger, aku berteman dengan hanya karena kau berpenampilan seperti orang kaya, tapi aku tidak tau ternyata kau licik, kau pura-pura baik padahal kau sedang mempermainkan kami. Kau salah orang harusnya kau tidak bermain-main denganku !" Ucap Ezra menepuk - nepuk wajah Sin, kemudian Ezra menarik Sin hingga ia berdiri. Tyo ingin membantu tiba-tiba saja, Sin dengan kerennya membanting Ezra ke lantai.

Semua terkejut melihatnya begitu juga Ezra yang kesakitan dengan wajah yang terkejut tak menyangka. Sin tersandar ketembak setelahnya masih dalam keadaan berdiri dengan kaki kiri yang gemetar.

"Ya, aku ini mantan atlit judo, kakiku tidak cacat sejak lahir, kau tau aku cacat jika kau seorang pria harusnya kau tunggu aku sembuh dari sakit dan lihat sendiri. Jangan menilai ku sebagai orang lemah hanya karena aku memakai tongkat!" Ucap Sin.


Tyo bertepuk tangan saking takjub dan terpesona ia pada Sin, dan lain-lainnya ikut-ikutan bertepuk tangan karena mereka senang Ezra kalah dari orang seperti Sin, itu benar-benar menakjubkan.

Sin mengambil tongkatnya dan hendak beranjak pergi sebelum itu ia kembali berbalik menatap Ezra " Kau iri dengan orang lain punya, kau iri denganku yang memakai barang mewah. Tapi kau tau, sebenarnya aku lebih iri padamu, kau sehat dan kau tidak jelek secara penampilan aku berharap aku adalah kau, jika aku menjadi dirimu aku akan hidup dengan lebih baik !" Ucap Sin.

Lalu bergumam di akhir " Andai saja ada cara untuk menukar jiwa, aku rela menyerahkan hidupku ini untukmu. Kau bisa memiliki semua aset yang ku punya, serahkan saja tubuh mu aku dengan senang hati memberikan seluruh hartaku !" Ucap Sin menatap Ezra lalu Sin pergi keluar dari ruang kelas. Sebenarnya Ezra tidak terlalu mendengar apa yang Sin katakan , ia hanya mendengar kata awalnya saja yang mengatakan dia ingin bertukar jiwa dengannya.

"Aneh!" -Ezra.







Next

SinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang