Off Pov
2024, Bangkok-Thailand
Atthaphan mansion.
Denting suara mesin motor yang kuparkir di depan gerbang besar mansion itu perlahan meredup, namun debaran di dadaku justru semakin nyaring. Udara malam yang seharusnya dingin terasa pengap, seolah menyiratkan firasat yang tak menyenangkan. Kutatap gerbang menjulang tinggi di hadapanku, besi dingin yang menjadi batas antara dunia luar dan dunia Gun—dunia yang sering kali terasa jauh dariku.
Aku mendorong gerbang itu perlahan, langkah kakiku membawa tubuhku masuk ke dalam halaman luas yang penuh keheningan. Namun, langkah itu terhenti ketika suara pecahan kaca dari dalam rumah mengusik ketenanganku. Dadaku seketika dipenuhi kecemasan, dan aku berlari menuju sumber suara. Pintu besar bercat cokelat itu kugerakkan dengan hati-hati, namun pandanganku langsung tertuju pada pemandangan yang membuat darahku mendidih.
Di hadapanku, seorang pria bertubuh tinggi menggenggam tangan mungil Gun dengan ekspresi wajah yang tak dapat kuterima. Gun tampak tak nyaman, dan aku, tanpa berpikir panjang, melangkah cepat.
"Gun!" seruku, dan dalam hitungan detik, tanganku mendorong pria itu dengan kasar, mengambil alih tangan Gun yang terasa dingin di genggamanku.
"Siapa kau? Kenapa kau menyentuh Gun?!" suaraku bergetar, penuh amarah. Namun, respons pria itu hanyalah tatapan bingung, sama seperti Gun yang kini menampakan raut wajah yang tidak bisa ku tebak.
"Aku kakak sepupunya Gun," jawab pria itu tenang.
***
Kini kami bertiga duduk di ruang tamu, keheningan yang menggantung di antara kami begitu tegang hingga aku hampir bisa mendengar detak jantungku sendiri. Pria itu—kakak sepupu Gun, katanya—terus menatapku dengan pandangan menyelidik, seakan mencoba menembus setiap lapisan diriku untuk menemukan sesuatu.
Apa dia curiga? Apa dia bisa melihat siapa aku sebenarnya
Kutundukkan kepala, mencoba menyembunyikan kegelisahan yang menghantuiku. Jari-jariku memainkan ujung kausku, mencari sesuatu yang bisa menenangkan. Akhirnya, aku membuka suara, "Aku minta maaf. Aku tidak bermaksud untuk—"
"Ini sebabnya aku tidak pernah membiarkan Phi Pang bertemu dengan Phi Zoo," Gun memotong cepat, membuatku mendongak. Tatapan Gun padaku penuh arti, seakan ingin menyampaikan sesuatu yang lebih dari sekadar kata-kata.
"Kenapa? Apa kau takut aku akan memberitahu orang tuamu?" tanya Pang, matanya tajam menatap Gun. Namun Gun hanya tersenyum, senyum yang begitu lemah hingga aku tahu itu hanyalah kedok.
"Aku yakin Phi tidak akan melakukannya," jawabnya. Lalu, Gun menoleh ke arahku walau tidak menatap,ia merabah dan menggenggam tanganku dengan lembut. "Maafkan Gun, Phi Zoo. Aku tidak memberitahu bahwa aku memiliki kakak sepupu yang lebih tua. Dia hanya saudara jauh."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BLIND HEART'S REDEMPTION [OFFGUN]
RomansaOff dan Zoo, saudara kembar identik dengan kehidupan yang tampak sempurna. Namun, di balik kesamaan wajah mereka, tersembunyi perbedaan yang mencolok dalam hati dan kepribadian. Ketika Zoo memutuskan menikah dengan Mild, ia meminta Off untuk mengg...