5

109 14 0
                                    

Pagi hari, semua orang bersiap untuk memulai hari.

Setelah perkenalan kemarin, mereka semua berusaha membiasakan diri. Suka tidak suka inilah keputusan yang sudah mereka pilih.

Sebagai anggota yang pandai masak, Binar dan Maira sukarela memasak sarapan hari ini.

"Enwak bhabget kwhwak Nhasi Gwhorweng nya" Nasya mengacungkan jempolnya pada Binar yang duduk di seberangnya.

"Ditelan dulu Sya"tegur Belinda

Nasya segera menelan makanan, tapi dia segera mengisi mulutnya kembali dengan nasi goreng karya Binar dan Maira.

"Maira dimana?" Riana menyadari mereka hanya berenam.

"Sudah berangkat Ri"

"Pagi sekali? Nggak sarapan dulu?" Belinda ikut melihat kearah Binar.

"Sarapan disekolah katanya, tadi dia bawa nasi gorengnya. Mungkin ada urusan" Jawab Binar pelan.

Belinda menganggu mengerti, tidak melanjutkan pembahasan. Dia mengalihkan pandanganya ke kakak beradik Silverlake.

"Kalian berangkat naik apa?"

"Naik Mobil"/"Leo"

"Eh? Nggak barengan? Kamu naik singa kek sekolah Li?" Tanya Binar penasaran. Apa gadis itu memelihara singa?

"Leo itu motor aku kak" jelas Ophelia memperkenalkan Moge kesayanganmya.

"Wah Kak Lia naik motor?? Mau bareng ya kak" Pinta Nasya dengan tatapan penuh harap kearah Ophelia.

"Ha? Emng kita sesekolah?" Bukanya dia menolak, tapi seingat Ophelia tidak pernah melihat Nasya disekolahnya.

"Iya, kita juga sekelas. Mulai hari ini" jawab Nasya dengan semangat. Awalnya dia merupakan siswa homeschooling. Tapi saat akan masuk Di House ofe Hope dia memohon pada mami untuk sekolah di sekolah umum.

Nasya sendiri tidak yakin akan diizinkan. Anehnya, tidak perlu waktu lama bagi sang mami untuk memberi izin. Tentu Nasya sangat senang dengan ini.

"Oh, murid baru. Ayo berangkat" Ophelia mengambil tas Ransel miliknya dan berjalan keluar. Melihat itu, Nasya buru-buru meminum susunya dan mengikuti Ophelia.

Yvonne juga sudah menyelesaikan sarapan. Setelah berpamitan dengan ketiga kakak tertua, dia langsung berangkat ke sekolah.

"Kamu ada kelas hari ini Nar?" Tanya Belinda

"Ada, kelas pagi jam 8"

"Kalau gitu Bareng aja"Belinda memberikan tawaran. Kebetulan mereka bersekolah di Universitas yang sama, hanya jurusannya saja yang berbeda.

Binar mengangguk setuju. Lagipula dia sedang malas menyetir mobil sendiri.

---

SMA PELITA HARAPAN

Saat sampai disekolah, Ophelia mengantar Nasya untuk bertemu kepala sekolah.

Kepala sekolah memberikan beberapa arahan pada Nasya tentang peraturan sekolah. Nasya juga berkenalan dengan Wali kelas mereka.

Waktu pelajaran sudah dimulai saat Ophelia dan Nasya masuk kedalam kelas.

"Ophelia, Kamu telat lagi? Apa tidak bosan kamu telat terus?".

Suara serak pak Budi menyambut kedatangan mereka dengan 'Ramah'.

"Ehh.. Tidak boleh berburuk sangka Pak." Ophelia mengangkat kedua tanganya menunjukan expresi tidak bersalah. "Saya datang tepat waktu, tapi harus antar anak baru dulu ke kepsek.

Ophelia menarik tangan sang adik yang sedari tadi berdiri gugup dibelakangnya.

"Oh, murid baru? Ayo sini perkenalan dulu." pak Budi mengalihkan mata ke Nasya yang baru saja masuk.

Nasya merasa sangat gugup. Telapak tangannya sudah basah oleh keringat. Ini merupakan pertama kali dia mengikuti kegiatan sekolah umum. Sebelumnya, dari Kecil dia terbiasa dengan Homeschooling.

Nasya berusaha menyusun emosinya. Ini adalah hari yang dia tunggu - tunggu. Dengan terus menggenggam  tangan Ophelia, dia mulai memperkenalkan diri.

"Ha... Hallo Semua. Aku Nasya Arabella. Bisa dipanggil Nasya atau Syasya. Salam kenal semuanya"

"Salam kenal Nasya"

"Kalau dipanggil Cantik boleh gak?"

"Panggil sayang aja gak sih?"

"Cantik boleh minta nomernya gak?"

"Wih cewek cantik dikelas kita nambah lagi"

Berbagai sautan muncul sebagai respon. Nasya tidak bisa menjawab sautan itu. Dia menggenggam tangan Ophelia dengan lebih erat.

Ophelia sadar dengan kegugupan Sang adik. Matanya menatap tajam pada seluruh kelas "Ini adik gue, jangan macem macem"

"Widih pawangnya serem gais"

"Aman bos nggak ganggu"

"Bercanda Lia"

Pak Budi menggelengkan kepala, frustasi melihat kelakuan muridnya. Jangan lihat mereka bertengkar seperti itu. Nyatanya kelas ini merupakan yang paling kompak. Baik dalam hal baik, yang lebih banyak buruknya.

Ophelia tentu saja merupakan Ketuanya.

"Sudah, jangan Ribut. Nasya kamu duduk sebangku sama Ophelia ya"

Nasya mengangguk dengan semangat. Dia berjalan mengikuti Ophelia ke tempat duduk mereka.

Melihat kondisi kelas yang sudah kondusif. Pak Budi mulai melanjutkan kegiatan belajar mengajar lagi.

.
.
.
.
.
.
.
-------
House of Hope

House Of HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang