Setelah perjalanan camping yang penuh emosi, Maria merasa ada perubahan dalam dirinya. Meskipun dia masih memiliki perasaan yang rumit terhadap Kevin dan Demian, perjalanan itu memberikan kejelasan tentang apa yang sebenarnya dia inginkan. Kembali ke kehidupan sehari-hari, Maria bertekad untuk lebih jujur kepada diri sendiri dan orang-orang di sekelilingnya.
Hari pertama sekolah setelah liburan, suasana di sekolah terasa berbeda. Suara tawa dan canda para siswa memenuhi udara. Maria berjalan ke arah kelasnya dengan hati yang berdebar. Dia ingin melihat Kevin dan Demian, tetapi sekaligus merasa khawatir tentang bagaimana interaksi mereka setelah semua yang terjadi di camping.
Saat dia memasuki kelas, dia melihat Kevin sedang berbicara dengan Lisa. Rasa cemburu yang dia coba tekan kembali muncul. Dia mengalihkan pandangannya, mencari Demian di antara kerumunan. Setelah beberapa menit, dia melihat Demian memasuki kelas dan tersenyum padanya.
"Hey, Maria! Bagaimana camping-mu?" tanya Demian, duduk di sebelahnya.
"Seru! Banyak yang kita bicarakan," jawab Maria, berusaha tersenyum.
Demian mengangguk. "Kita bisa membicarakannya lebih lanjut setelah sekolah, kan?"
Maria setuju. Dia merasa lebih nyaman berbicara dengan Demian, tetapi di sisi lain, dia tidak bisa mengabaikan keberadaan Kevin dan Lisa. Selama pelajaran berlangsung, Maria berusaha fokus, tetapi pikirannya terus melayang ke perasaannya terhadap Kevin.
Saat bel sekolah berbunyi, Maria segera keluar dari kelas, berharap bisa menemukan Kevin dan Demian. Dia menemukan mereka di kantin, dan Kevin tampak sangat ceria. Maria merasa sedikit lega melihat Kevin tersenyum, tetapi di dalam hatinya, dia masih merasa ada sesuatu yang mengganjal.
Mereka bertiga duduk di meja, dan Kevin mulai menceritakan cerita lucu dari camping. Maria dan Demian ikut tertawa, tetapi saat Kevin melemparkan senyum manisnya, Maria merasa hatinya berdebar. Dia mencoba untuk bersikap biasa, tetapi perasaannya semakin sulit untuk dipendam.
Ketika makan siang berakhir, mereka berencana untuk bertemu di taman setelah sekolah. Maria merasa antusias tetapi juga cemas. Dia tahu bahwa saatnya untuk berbicara lebih terbuka dengan Kevin dan Demian.
Setelah kelas terakhir, mereka bertiga berkumpul di taman. Maria mengambil napas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan keberanian untuk berbicara. "Aku ingin kita membicarakan sesuatu yang penting," katanya, suaranya bergetar sedikit.
Kevin dan Demian saling pandang. "Apa itu?" tanya Kevin dengan nada serius.
Maria mengatur kata-katanya. "Aku merasa kita harus jujur satu sama lain tentang perasaan kita. Kita tidak bisa terus hidup dalam ketidakpastian ini."
Demian mengangguk setuju. "Aku setuju. Kita perlu memahami satu sama lain agar tidak ada yang merasa tersakiti."
Maria melanjutkan, "Aku tahu kita semua memiliki perasaan yang rumit. Aku merasakannya, terutama setelah camping. Kevin, aku... aku tidak bisa mengabaikan perasaanku padamu."
Kevin terkejut, dan Maria merasa hatinya berdebar kencang. "Tapi aku juga tahu bahwa ada sesuatu di antara kamu dan Lisa, dan itu membuatku bingung," tambahnya.
Kevin menghela napas, tampak berpikir. "Maria, aku juga merasakan sesuatu yang kuat padamu. Tapi aku juga tidak ingin menyakiti siapa pun, terutama Lisa. Dia adalah teman kita."
Maria merasa campur aduk. "Jadi, apa yang kita lakukan sekarang? Apakah kita hanya akan membiarkan ini terus berlanjut?"
Demian berkata, "Kita perlu memutuskan apakah kita ingin memperjuangkan perasaan ini atau tidak. Kita tidak bisa terus bersembunyi."
YOU ARE READING
Jalan Berpisah
Teen FictionSetelah lulus SMP, Maria, Kevin, dan Demian menghadapi tantangan baru saat masuk SMA. Persahabatan mereka diuji oleh perpisahan dan cinta segitiga yang rumit. Ketika perasaan terpendam muncul dan keputusan sulit harus diambil, mereka berjuang untuk...