[7] DINNER

7 0 0
                                    

Benar saja,waktu menunjukan pukul 07.00 dan Catur sudah berdiri didepan mobil nya untuk menunggu Tarisha. Tak lupa ia pun mengabari bawahannya itu.

Saya sudah didepan

Tarisha yang sedang sarapan pun terkejut. Ia bergegas turun untuk menemui Catur.

"K-komandan,saya masih sarapan. Komandan masuk saja dulu"pintanya

"Gak perlu,kamu sarapan saja dulu. Saya tunggu disini"jawabnya singkat

"T-tapi Ndan"

"Gak ada tapi-tapi Tarisha. Lakukan perintah saya"

"J-jangan galak-galak"lirihnya pelan
"Yasudah sebentar komandan"

Tarisha pergi meninggalkan Catur yang masih terdiam didepan kap mobil miliknya. Tak lama Tarisha kembali dengan membawa ransel hitam miliknya.

"Tadi saya suruh kamu sarapan dulu. Kenapa cepat sekali?"

"Saya lanjutkan sarapan di kantor saja Ndan,kesannya tidak sopan kalo saya biarin komandan di depan. Kita berangkat sekarang saja"

"Kamu gak dengar ucapan saya tadi?"

"Maaf Ndan,bukannya Tarisha lancang,tapi Tarisha gak bisa ngelakuin keduanya"

"Terserah kamu. Sebagai hukumannya kita akan dinner nanti malam"

Tarisha kaget,hukuman macam apa itu

"Cepat masuk ke mobil"

"S-siap Ndan"

Keduanya pun pergi menuju polres. Sesampainya di polres,keduanya dihadang oleh 2 anggota pria berpangkat IPDA yang tak lain adalah kerabat Catur

"Gokilll udah dekat lagi aja ni Abang gua"

"Abang,Abang. Perasaan umur lu sama Catur lebih tua lu deh yo"ucap Evan teman satunya

"Sutttt jangan lu bongkar depan Adek tingkat dong Van. Ah elah"rengek Tio

Pasalnya perbandingan umur Tio dan Catur memang berbeda satu tahu. Namun Tio tidak mau banyak orang yang tahu soal ini. Takut susah dapatkan adik letting katanya haha...

Catur menatap keduanya dan membuat keduanya diam seketika. Sebenarnya Catur memiliki wajah yang sedikit imut layaknya anak kecil,tapi sekali saja dia menatap sinis,Harimau pun bisa lari terbirit-birit.

"Kamu masuk duluan. Nanti saya menyusul"pinta Catur pada Tarisha yang sedari tadi dia memperhatikan kedua teman Catur

"Siap Ndan"tanpa berpikir panjang. Tarisha pun meninggalkan Kakak letting nya itu dan pergi menuju ruang kerjanya

Disisi lain,dua kerabatnya itu masih saja menggoda Catur. Ya meskipun Catur seperti menegur mereka,tapi keduanya tidak pernah merasa baper. Justru keduanya saat ini menggoda Catur habis-habisan

"Pras"panggil Tio dengan sapaannya yang berbeda dari anggota lain. Panggilan sayang katanya

"Hm"

"Siapa namanya?"

"Catur Prasetya"

"Bukan lu. Yang tadi tuh"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PERWIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang