"Pak Direktur, biar kopernya saya bawa sendiri."
Sakura sudah tak tahan di abaikan kembali oleh atasannya itu, semenjak obrolan mereka yang berakhir absurd di pesawat, pria itu kembali menganggap dirinya antara ada dan tiada.
"Sakura, apa dimata mu itu aku benar-benar terlihat seperti pria jahat yang tak bertanggung jawab ?" Sasuke kembali membuka suara saat mereka telah menaiki lift menuju kamar hotel.
"Eh, bukan gitu.."
Sakura jadi merasa serba salah saat ini, dan sejak kapan pria yang tetap tenang walaupun tengah diterpa hujan badai halilintar itu kini tampak sangat sensitif selayaknya para wanita yang tengah mendapatkan jadwal menstruasinya.
"Sakura, aku masih tidak mengerti, jika aku adalah tipemu, lantas untuk apa kamu harus mencari seorang pria yang mirip denganku ? Apakah yang asli ini tak menarik untuk kamu miliki ?"
Sakura meloading sejenak ucapan Sasuke yang membuatnya ngeblank, karena kapasitas otaknya tak sampai memikirkan kalimat bos nya yang terkesan tak nyata itu.
"Sepertinya Pak Direktur merasa tersinggung atas ucapan saya, bukan maksud saya untuk merendahkan Pak Direktur dengan membandingkan anda dengan pria lain yang sesuai kriteria saya, jika perkataan itu membuat anda terluka, saya benar-benar meminta maaf."
Sasuke tampak menghela nafas sejenak, jika sedang membahas soal hati dan perasaan entah mengapa mereka tak pernah sejalan.
"Hm, sudahlah. Lupakan saja, pembicaraan ini kita akhiri. Aku tak ingin hal ini justru akan mengganggu pikiranmu nanti saat berkerja."
Sakura akhirnya bisa bernafas lega bisa meluruskan kesalahpahaman di antara mereka.
Sementara pria itu kembali melanjutkan perjalanannya saat pintu lift terbuka, tak lupa dengan koper milik Sakura yang setia ia bawa.
"Kita akan menginap di sini sampai akhir pekan nanti." Sasuke membuka pintu kamar hotelnya.
Sakura tertunduk malu, "Bisakah saya tinggal dikamar yang terpisah, bos ?"
Tentu saja ia tak ingin menunjukan betapa semangatnya dirinya jika benar-benar tinggal satu kamar bersama orang yang disukainya itu.
"Tentu saja, ini kunci kamar hotelmu. Tepat didepanku."
Doeng
Sudut perempatan siku-siku muncul di dahi lebar Sakura, dengan cepat ia mengambil kunci kamar hotelnya dan tanpa sekatapun segera menutup pintu kamar hotel itu.
Sasuke menatap bingung tingkah sekretarisnya itu, "Hm, sepertinya dia benar-benar kelelahan."
Hei uchiha ! Tidak sadarkah tindakan rasionalmu saat ini berhasil membuat Sakura berguling-guling tidak jelas di ranjang.
"Akh sial ! Malu banget ihh ! Dikira dia bakal peka dan nolak buat pisah kamar ! Astaga sadarlah, kisah cintamu tak akan seindah di serial drama."
Cukup lama Sakura ngedumel tidak jelas, akhirnya ia memilih untuk segera membersihkan dirinya.
Keesokan harinya...
Seperti biasanya, Sakura tampak telah rapi dengan Rok yang tampak elegant dengan paduan Blouse berwarna putih susunya.
"Berkas untuk rapat sudah di siapkan ?"
"Ya, Bos."
Sakura setia mengekori langkah kaki atasannya yang telah memasuki ruang rapat dengan pihak Sabaku Corp.
Tak butuh waktu lama untuk rapat segera dimulai, dan selama rapat berlangsung, Sakura tak pernah berhenti memuji betapa sangat mempesonanya wajah serius pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bos ! Cintai Aku
FanfictionWarning R-18+[Dipenuhi pesona Bos yang menolak Red Flag !] ___________________ Setelah mendengar kabar pertunangan Bos nya yang ia sukai secara diam-diam, Haruno Sakura memilih undur diri dari perusahaan raksasa Uchiha Corp. "Bagaimana Kalo aku na...