13 | Talk

46 5 0
                                    

Sebelum pulang ke rumah, tadi Hayi mampir sebentar ke indekos Deni untuk mengambil pakaian kotornya. Padahal, rencananya hari ini ia ingin menginap lagi di tempat Deni, tetapi ia membatalkannya karena tadi ibunya memintanya pulang untuk menjaga bapaknya yang masih sakit.

Masih jam empat lewat saat Hayi memasuki rumahnya. Jarang sekali ia pulang saat matahari masih bersinar cerah seperti ini. Biasanya ia sengaja mengulur waktu dengan nongkrong bersama teman-temannya sebelum pulang. Entah bersama rombongan Neo ataupun teman-teman prodinya. Setelah langit menggelap, barulah ia pulang ke rumah. Bahkan, kadang ia malah melipir ke tempat Deni dan berakhir menginap di sana.

Katanya hari ini sampai dua hari ke depan Hafi ada acara tradisi pengukuhan Polisi Paskibra, sehingga mengharuskan bocah itu menginap di sekolahnya. Sementara itu, Hadi sepertinya masih berkelana mencari-cari lowongan kerja sembari menunggu hasil interview-nya kemarin. Maka dari itu, Hayi mau menyanggupi suruhan ibunya untuk menjaga bapaknya. Kebetulan ibunya juga sudah mulai bekerja menjaga toko sejak sore ini.

Hayi sendiri sebenarnya cukup terkejut mengetahui ibunya benar-benar mencari pekerjaan. Ia sempat tak sengaja menguping rencana ibunya itu beberapa hari lalu saat ibunya sedang mengobrol dengan bapaknya di ruang makan. Namun, ia tak ingin terlalu mengurusi. Jadi, ia tak bicara ataupun memberi reaksi apa-apa.

Selain itu, Hayi juga sedikit tak menyangka jika Hafi masih bergabung di ekskul Paskibra. Usulannya waktu itu ternyata tak diindahkan sama sekali. Sekarang bocah itu malah mengikuti kegiatan yang sampai menginap. Meski tak ingin peduli, Hayi tetap berharap penyakit adiknya tak kambuh dan merepotkan teman-teman ekskulnya. Ia hanya merasa kasihan jika acara itu harus terganggu karena Hafi.

Setelah masuk rumahnya tadi, Hayi langsung menuju ke belakang untuk menaruh bungkusan plastik berisi pakaian kotornya di tempat mencuci di sebelah dapur. Kemudian ia baru ke kamarnya untuk menyimpan tas dan mengganti pakaian yang lebih santai.

Rumahnya saat ini sangat sepi. Bapaknya pasti berada di kamar. Namun, Hayi sedikit penasaran dengan keadaan bapaknya sekarang. Apakah masih tak bisa bangun? Tadi pagi, sebelum berangkat kuliah, ia sempat dapat kabar dari ibunya kalau bapaknya masih demam dan mengeluhkan sakit kepala serta punggung. Sehingga cuma bisa rebahan di kasur.

Akhirnya Hayi memutuskan untuk menghampiri bapaknya itu. Ia mengetuk dulu pintu kamarnya begitu sampai di depan. Dua kali mengetuk dan memanggil sekali. Tampak tak ada tanggapan. Ia berasumsi jika bapaknya mungkin sedang tidur. Lantas ia pun beralih dari situ.

Rencananya sekarang adalah mencuci pakaian. Ternyata pakaian kotornya dari tempat Deni lumayan banyak. Jika ditimbang mungkin mencapai dua kilogram. Bisa menghabiskan lebih dari belasan ribu kalau menggunakan jasa laundry. Sepertinya keputusannya untuk mencuci sendiri ini tepat. Lumayan bisa menekan pengeluaran.

Hayi memilah pakaiannya dan membaginya untuk dua kali gilingan. Gilingan pertama untuk pakaian yang tidak terlalu kotor dan gilingan kedua adalah sisanya. Setelah memasukkan pakaian ke dalam tabung dan memastikan air sudah cukup, ia lanjut menambahkan deterjen. Mesin cucinya pun kemudian ia nyalakan dan tak lupa mengatur timer.

Keterampilan mencucinya itu ia dapat secara otodidak dari hanya memperhatikan ibunya saat mencuci. Selain itu, beberapa tips dan trik juga sebenarnya ia dapat dari internet atau media sosial. Semua itu benar-benar ia pelajari sendiri, terutama sejak dirinya dituntut untuk bisa mencuci baju sendiri oleh ibunya. Katanya, ibu sudah tidak ada kewajiban untuk mencuci pakaian anak-anaknya yang sudah puber. Menurutnya itu masuk akal, sehingga tak ada bantahan darinya.

Sepertinya Hayi sempat tak sengaja melamun di depan mesin cuci yang sedang berputar itu, ditambah lagi suara yang dihasilkan juga cukup menyaputi pendengarannya dari jarak sedekat itu, sampai ia tak sadar kalau bapaknya sudah berada di depan dapur.

Carpe diem that is hard to findTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang