Bab 13: kebutuhan pondok

2 0 0
                                    

Happy reading🕊️.

Tandai yang typo ❗.

"Kak, kira kira kakak dimarahin ga ya sama Tante Risa?? kita kemalaman soalnyaa pulangnya, manaa kakak Luka gini lagi" tanya Nura, Ya, ia memutuskan untuk menginap di rumah Raina karena terlalu larut malam untuk pulang ke rumahnya, ia juga tidak enak jika harus satu kendaraan dengan ustadz Fattan.

"Gatau akuu juga, tapi kayaknya Nggak deh. berdo'a aja semoga ga marah ya,"jawabnya yang diangguki oleh Nura.

setibanya di kamar, mereka langsung bergegas bergiliran ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tok

Tok

Tok

"Rainaa, sudah pulang nakk? Rinn, kok tidak bangunkan bunda? sayang kamuu di dalam kan?!!" panggil bunda Risa sembari mengetok pintu.

"Iyaa bundaa, sebentar!!, Raina sudah pulang kok daritadi," teriak sang empu yang hendak membuka pintu

cket.

"Iya bunda, kenapa?? ayo masuk dulu"ucap Raina mempersilahkan Ibundanya itu masuk

"Kamuu kapan pulang, kok tidak membangunkan bunda??"Tanya bunda Risa yang sudah duduk diatas kasur miliknya.

"Anu bun itu-"

"Ehh Tante Risa hehhe, Nura jadi maluu"ucap Nura yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Hufhh... untung ajaa Nura cepet keluar kamar mandi nyaa. kalo nggak, bagaimana mau ngejelasinnya"ujar Raina dalam hati.

"Loh, Nura?? Nura kenapa ada disini, tidak pulang nak?" tanya bunda Risa.

"Hehehe, iyaa Tante. Nura izin ya menginap disini, kalau pulang takut kemalaman, ga enak
juga kalau pulang berdua"

"Iyaa tidak apa-apaa nak. bunda senang malahan kalau kamuu menginap, jadi bisa temani Raina. tapi, kata kamu berdua, itu berdua dengan siapa?"

Hah, E-e itu anuu-"Nura gelagapan, ia tidak tahu harus menjawab apa.

"Jadi gini bund, karena jam segini sudah tidak ada taksi. jadi, Raina sama Nura diantarkan sama a Fattan, beliau itu guru pengajar Nura di pesantren. Ya, otomomatis mungkin bakalan jadi guru pengajar aku juga kalau nanti masuk pesantren, tapi itu baru kemungkinan" Potong Raina, terpaksa jujur.

"Ohh iya, terimakasih yaa untuk A' Fattan A' Fattan itu. tapi, kenapa panggil nya A'a?? bukannya dia guru pengajar Nura di pesantren??"tanya bunda Risa.

"Iya nih tan, padahal ustadz Fattan itu ustadz loh!! tapi gatau nih kak Raina panggilnya Aa, manaa di depan orangnyaa juga panggilnya Aa. untung ustadz Fattan memaklumi kak Raina"terang Nura yang membuat bunda Risa menoleh ke arah Raina, sementara sang empu hanya menyengir lebar, bunda Risa menggeleng kan kepalanya tak habis Fikri, eh fikir.

"Ya-yauda sihh, aku kan Nggak tauu harus panggil apa"ujar Raina membela dirinya.

"Iyaa, tapi lain kali harus lebih sopan lagi ya nak."ucap bunda Raina memegang telapak tangan kanan Raina yang terluka, hal itu dapat membuat sang empu meringis.

"Aww aww bunda jangan di pegang,"ucapnya melepaskan tangannya.

Bunda Risa panik, ada apa dengan tangan anaknya itu?? ia pun bertanya "Tangan kamuu kenapaa Rin?? sini coba bunda lihat" Bunda Risa langsung menarik lembut tangan Raina untuk dilihatnya.

"Ya Allah Rinn, kamuu kenapa sayang??? kok bisa begini sih??"

"Arin jatuh bunda..."jawab sang empu menunduk takut.

TAKDIR CINTA ALLAH [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang