Season 2, Chapter 1: Menyusuri Jejak Baru
.
.
Arin menatap langit senja dengan perasaan yang campur aduk. Matahari yang mulai merunduk di balik horizon memberi warna oranye kemerahan pada langit yang luas. Beberapa bulan telah berlalu sejak perjalanannya yang membawa pemahaman baru tentang siapa dirinya. Ia telah menemukan kedamaian dalam dirinya yang telah berubah, dalam hidup yang penuh dengan kemungkinan. Namun, semakin ia menjelajahi dunia ini, semakin ia merasakan ada sesuatu yang lebih besar dari yang ia duga—sesuatu yang masih menunggu untuk diungkapkan.
Kini, bersama Indra, mereka tengah merancang sebuah proyek besar. Setelah membuka galeri seni pertama mereka, Arin merasakan dorongan untuk mengekspresikan tidak hanya apa yang ada dalam dirinya, tetapi juga tentang perubahan yang terjadi dalam hidupnya. Sebuah pameran seni yang menampilkan perjalanan identitas, kebebasan, dan penerimaan diri. Namun, meskipun semuanya terlihat sempurna, ada rasa kosong yang masih mengganggu pikiran Arin.
Ia masih merasa bahwa ada bagian dari dirinya yang belum sepenuhnya terungkap. Dunia yang ia masuki setelah melewati pintu cermin itu seolah membawa berbagai pertanyaan yang tak terjawab. Perasaan bahwa ada kekuatan lebih besar yang berperan dalam hidupnya—entah itu sesuatu yang lebih spiritual ataukah sekadar kekuatan alam semesta yang belum ia pahami sepenuhnya—terus menghantuinya. Ia tidak bisa menahan rasa ingin tahu yang mendalam tentang takdir dan bagaimana cermin itu, dan perjalanan yang ia lalui, mungkin berhubungan dengan hal-hal yang lebih besar.
Di sisi lain, Indra semakin sibuk dengan pekerjaannya sebagai fotografer. Meskipun hubungan mereka semakin dalam, Arin merasakan ada jarak yang perlahan berkembang. Indra, yang selalu menjadi sumber dukungan bagi Arin, tampaknya terfokus pada kariernya. Sementara Arin merasa bahwa dirinya sedang berada di persimpangan jalan, antara mengejar kedamaian internal dan menavigasi dunia luar yang terus berubah.
Arin sering kali merenung sendiri di malam hari, menatap cermin kecil yang dulu diberikan oleh wanita tua di toko antik. Cermin itu, yang pernah menjadi simbol perubahan besar dalam hidupnya, kini tampak lebih seperti sebuah alat untuk menyelami dunia batinnya yang tak terjamah. Ada sesuatu yang misterius, seolah cermin itu menyimpan rahasia yang lebih dalam dari yang ia bayangkan—sebuah teka-teki yang belum terpecahkan.
Suatu malam, saat Indra sedang keluar untuk sebuah pemotretan, Arin duduk di depan meja kerja, menatap cermin itu dengan penuh perhatian. Ia merasakan getaran halus yang berasal dari dalam cermin, seolah memanggilnya. Tanpa pikir panjang, ia meraih cermin itu dan mengamatinya lebih seksama. Tiba-tiba, cahaya di dalam cermin mulai berpendar, seperti sebuah tanda. Arin merasa jantungnya berdegup kencang, ada sesuatu yang terasa aneh. Seperti ada dunia lain di balik permukaannya, menunggu untuk ditemukan.
Tanpa ragu, Arin menyentuh permukaan cermin. Seketika, cermin itu menyerap tangannya, dan Arin merasa dirinya ditarik masuk. Dunia di sekitarnya berputar dengan cepat, seolah-olah waktu itu sendiri terdistorsi. Sekejap mata, ia mendapati dirinya berada di sebuah tempat yang asing—tempat yang tidak ia kenal.
Di depan Arin terbentang sebuah kota tua yang terlupakan, dibalut oleh kabut yang tebal. Bangunan-bangunan itu tampak kuno, seolah berasal dari masa yang jauh di luar jangkauan waktu yang ia kenal. Jalanan sunyi, hanya ada suara langkah kakinya yang bergema. Arin merasakan sekelebat rasa takut, namun di saat yang sama, ada juga rasa penasaran yang mendalam.
“Ini… bukan dunia yang aku kenal,” gumam Arin, mencoba mengumpulkan pikirannya. Ia mengedarkan pandangan ke sekelilingnya, mencari petunjuk tentang di mana ia berada. Tidak ada yang tampak familiar. Hanya jalan-jalan sempit yang berkelok, dan dinding-dinding batu yang berlumut.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Mystery Behind The Mirror
FantasyArya adalah seorang mahasiswa semester akhir yang terkenal pendiam dan cuek. Suatu ketika ia sedang pulang larut malam melewati gang, gang itu sangat gelap. Namun ada sebuah toko misterius yang buka disana, toko itu memajang sebuah cermin di etalase...