***
***
Hati-hati banyak typo.
***
Matahari pagi menembus tirai tipis di dapur, memancarkan sinar hangat ke meja makan. Aroma kopi segar dan roti panggang yang baru keluar dari toaster memenuhi ruangan kecil itu. Di meja, seorang perempuan cantik duduk sambil menyendokkan selai stroberi ke roti, sesekali mencicipi dan mengangguk puas. Di seberangnya, si suami dengan rambut sedikit acak-acakan berjuang membuka toples madu yang tutupnya terlalu rapat.
"Biar aku aja, Mas," kata Nina sambil mengulurkan tangan. Tanpa menunggu jawaban, ia meraih toples itu, memutar tutupnya dengan cepat, dan menyerahkannya kembali dengan senyum kecil.
"gatau kenapa, kamu selalu lebih kuat di pagi hari," balas Ravi terkekeh kecil.
Mereka duduk berhadapan, bercakap ringan di antara suara dentingan sendok dan piring. Nina menyesap coklat panasnya, lalu melirik ke arah Ravi yang kini fokus dengan ipadnya sambil membaca beberapa portal berita.
"Ada berita apa hari ini?" tanyanya."Hmm, gak banyak yang menarik. Rame nya soal Timnas menang lawan Arab Saudi, banyak bahas Shin Tae Yong juga," jawabnya sambil menscroll berita yang ia baca.
"Aku baru tau kamu suka bola."
"Suka-suka aja. Tapi Mas gak sefanatik Idan sama Indra. Cuma merasa bangga sama performa Indonesia yang semakin baik setiap waktunya. Semoga semakin bagus terus."
Obrolan terus mengalir, sesekali diselingi tawa kecil. Tidak ada yang istimewa pagi itu—hanya momen sederhana di meja makan, tapi terasa penuh kehangatan. Di sela-sela percakapan, Ravi menyelipkan pandangannya ke arah istrinya yang sedang mengaduk coklat panas, seolah ingin terus mengabadikan pemandangan itu di ingatannya. Di balik kesederhanaan rutinitas, ada kebahagiaan yang tak terdefinisikan, menjelma dalam setiap tatapan dan senyuman.
"Btw, Mas hari ini free. Night drive yuk nanti malam?"
"Rafa gimana?"
"Titip aja sama tetangga depan. Anak kita kan seneng banget kalau bobo sama idolanya."
"Aku izin dulu sama Bang Naren dan Kak Yas."
"Mas juga nanti bilang sama Naren."
"Oke deh."
Dan disini lah mereka, di bawah langit Kota Bandung di malam hari, dihiasi bintang-bintang yang jarang terlihat karena selalu tertutupi awan. Begitu pula jalanan terasa lebih lengang dari biasanya—karena kebetulan masih weekday—memberikan ruang bagi dua insan yang ingin sejenak bernostalgia. Di dalam mobil, lampu dashboard memancarkan cahaya redup, menemani perjalanan mereka menyusuri jalanan yang basah oleh hujan gerimis sejak sore tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengabdi Istri (The Series)
HumorBersahabat sejak bayi membuat mereka bertujuh menjadi terikat secara tidak langsung, setelah bertahun-tahun berlalu dan satu persatu mereka semua berumah tangga pun tetap bertumbuh bersama. Seperti janji nya saat masih kecil mereka semua akan membel...