10

375 23 7
                                        

Sakit.. Itu yang Haruto rasakan saat ini ketika ia memaksa menarik tangannya dari jeratan rantai..

Tapi ia tak peduli.. Entah kenapa ia merasa puas ketika darah mengalir dari pergelangan tangannya yang terluka.. Dan semakin puas saat tangannya terlepas..

Dengan asal Haruto mengambil sebuah kain kecil yang berada di lemari, kemudian membalut lukanya sebelum berjalan menuju pintu..

Saat mau membukanya, Haruto mengerang kesal karena pintu tersebut di kunci..

Tak hilang akal, Haruto melangkah menuju balkon..

Lantai 3.. Dengan bagian bawah adalah semak berduri.. Haruto sekiranya berpikir apakah lompat akan langsung mati? Atau dia selamat..

Tapi akal sehat tetap menang dalam pikiran runyam Haruto.. Ia mengambil selimut, sprei, baju, kain dan sesuatu yang bisa ia ikat menjadi tali..

Menggunakannya untuk kabur dan itu berhasil..

Haruto sudah berada di atas pagar tinggi kerajaan saat suara ribut penjaga mengaung di belakangnya..

BRUKK..

Haruto terjatuh di atas kereta kuda terbuka berisi seorang pria..

Pria itu kaget, dan Haruto pun juga.. Namun saat suara penjaga makin nyaring terdengar, Haruto hanya bisa bergetar takut..

Pria yang entah siapa itu langsung saja menarik Haruto ke dalam pelukannya.. Menutup tubuh mungil itu dengan selimut hitam berbau tembakau, dan mengelus punggungnya lembut..

"Kau aman bersamaku" Ujarnya yang membuat jantung Haruto yang awalnya ribut kek orang tawuran sekarang tenang kek orang lagi naik eskalator transmart..

Haruto ga tau gimana amannya mereka.. Apalagi setiap keluar dari gerbang ke gerbang kerajaan.. Ada penjaga yang memeriksa..

Tapi Haruto juga ingin mengumpat penjaga yang bodoh.. Kenapa mereka tak bisa mengenali Haruto, setidaknya mengenalinya sebagai pria ketika-

"Dia adalah istriku.. Sedang hamil, dan saat ini kami mau pulang ke kampung halamannya.. Ia rindu ibunya.." Ujar pria yang menyelamati Haruto..

Para penjaga tanpa babilu tetap saja memeriksa Haruto.. Namun mereka kembali menutup kain yang menutupi wajah Haruto ketika Haruto memasang muka sedih dan lelah.. Sambil mengelus perut buncitnya..

Ya, Haruto benci mengakui perutnya masih buncit gegara kemarin malam di isi fulltank sama si bejat Jeongwoo..

Ada sekitar 7 gerbang.. Dan semuanya aman saat Haruto maupun pria itu melewatinya..

Sekitar berkilo-kilo jauhnya.. Ketika matahari mulai terbit.. Haruto terbangun dari tidurnya dan menemukan kereta terbuka mereka telah di tutupi oleh penyangga berbentuk melengkung dan kain sewarna selimut Haruto..

Ia juga melihat pria itu duduk di belakang sambil menikmati matahari terbit..

"Uhm.." Haruto ingin menyapa, tapi ia bingung mulai dari mana..

"Ah kau sudah bangun.." Ujar pria itu sambil menarik Haruto yang keliatan linglung dan menempatkan Haruto di pangkuannya..

"Eh-"

"Duduk dengan tenang dan lihat lah itu.. Indah bukan.." Ujar pria tersebut sambil mengelus perut Haruto..

Sedangkan Haruto sibuk memperhatikan pemandangan indah di luar sana..

"Kau milik raja yang cukup nakal.. Bagaimana kalau kau menjadi milikku saja.." Ujar pria itu sambil mencium tengkuk Haruto..

"Eh-"









































-

Mang ga selamat wkwkw

[Selesai] infiltreeruda -jeongharuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang