Adrian merasakan dingin menyengat di sekujur tubuhnya saat ia perlahan membuka matanya. Penglihatannya masih buram, dan kepalanya berdenyut hebat seolah-olah baru saja mengalami kecelakaan hebat. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi: semalam, ia terjaga hingga larut malam, tenggelam dalam bab-bab seru novel Battle Through The Heavens, hingga akhirnya tertidur karena kelelahan. Tapi ini... ini tidak terasa seperti kamar apartemennya yang sempit.
Suara kicauan burung di luar jendela terdengar begitu nyata, menghapus sisa-sisa kebingungan dalam benaknya. Adrian mendapati dirinya berbaring di atas tempat tidur mewah, dengan seprai sutra yang lembut menyelimuti tubuhnya. Udara pagi di ruangan itu segar dan membawa aroma yang asing, aroma herbal yang kuat dan menenangkan. Saat ia mengangkat tangan untuk menyentuh kepalanya yang terasa berat, matanya melebar karena terkejut.
Tangan itu—tangan yang ia lihat di depan matanya—bukanlah tangan yang ia kenal. Kulitnya halus, tanpa bekas luka yang seharusnya ada karena kecelakaan kecil yang pernah dialaminya saat masih SMA. Jari-jarinya panjang dan elegan, seperti milik seorang bangsawan muda. Ia segera bangkit, jantungnya berdegup kencang. Dengan langkah terburu-buru, ia mendekati cermin besar di sudut ruangan.
"Apa yang...," gumamnya, terdiam saat melihat pantulan dirinya di cermin. Wajah yang ia lihat adalah wajah Xiao Yan, karakter utama Battle Through The Heavens yang sangat ia kagumi. Rambut hitam legam, alis tebal, dan mata penuh semangat yang mampu menggetarkan hati siapa pun yang melihat. Namun, saat ia menyentuh wajah itu, rasa kagetnya semakin dalam. Itu bukanlah topeng atau halusinasi. Ia benar-benar menjadi Xiao Yan.
"Ini tidak mungkin..." gumam Adrian, mencoba mengendalikan rasa paniknya. Napasnya mulai memburu, dan ia menggigit bibir bawahnya, berharap rasa sakit itu akan membangunkannya dari mimpi aneh ini. Namun, semuanya tetap terasa nyata.
Saat ia mulai merenungi bagaimana ia bisa terperangkap dalam tubuh Xiao Yan, pintu kamar kayu yang kokoh terbuka perlahan. Seorang wanita masuk, mengenakan pakaian tradisional berwarna lembut. Rambut hitamnya yang panjang terurai di punggung, dan senyum hangat menghiasi wajahnya. Wanita itu memiliki keanggunan alami, dengan mata lembut yang memancarkan kasih sayang. Adrian—sekarang Xiao Yan—terpaku melihatnya.
"Xiao Yan, Nak, apa kau baik-baik saja?" tanya wanita itu dengan suara lembut, penuh kekhawatiran.
Adrian hanya bisa menatapnya dengan bingung. Wanita ini adalah Xiao Yun, ibu Xiao Yan, yang seharusnya sudah meninggal di cerita asli BTTH. Tapi di sini, dia hidup dan sehat, berdiri di hadapannya dengan penuh kasih. Keberadaannya membawa kehangatan yang sulit diabaikan, dan tiba-tiba Adrian merasa seolah-olah dia kembali ke masa kecil yang bahagia, meskipun sebenarnya itu bukan ingatannya sendiri.
"Ibu...," kata Xiao Yan dengan suara pelan, suaranya hampir bergetar. Itu adalah kata yang terasa asing baginya, terutama setelah kehilangan ibunya di dunia nyata. Wanita itu, Xiao Yun, tersenyum penuh kehangatan dan mendekat, menepuk bahu Adrian dengan lembut.
"Kau tampak lelah. Mungkin karena latihan Dou Qi yang terlalu berat kemarin?" tanya Xiao Yun sambil memeriksa wajahnya dengan cemas. Adrian berusaha mengendalikan perasaannya yang campur aduk. Tubuhnya yang baru ini terasa penuh dengan kekuatan Dou Qi, seolah-olah ia tidak sedang berada di titik terlemahnya, seperti Xiao Yan di awal cerita. Ada sesuatu yang berbeda, dan ia harus mencari tahu apa yang telah berubah.
Xiao Yun memeluknya dengan kasih sayang seorang ibu yang sejati, dan Adrian merasa jantungnya berdegup semakin cepat. Pelukan itu terasa sangat nyata, begitu hangat dan penuh cinta. Ia berusaha keras menahan air mata yang mulai menggenang di matanya. Di dunia aslinya, ia selalu merasa kesepian, tenggelam dalam tekanan akademik dan harapan yang tak pernah berakhir. Tapi di sini, dalam pelukan seorang ibu yang begitu peduli, ia merasa memiliki tempat yang nyaman, meski hanya sementara.
"Aku baik-baik saja, Bu," katanya pelan, mencoba meyakinkan dirinya sendiri dan Xiao Yun. Tapi di dalam hatinya, dia tahu bahwa perjalanannya baru saja dimulai. Adrian harus belajar menjalani kehidupan sebagai Xiao Yan, menghadapi tantangan yang ia tahu akan datang, sambil mencoba memahami sistem misterius yang mungkin menjadi kunci untuk bertahan hidup.

KAMU SEDANG MEMBACA
Legenda Xiao Yan: Perjalanan Baru di Dunia BTTH
FantasiAdrian adalah seorang mahasiswa teknik yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di bawah tekanan akademik dan kesibukan dunia nyata. Hiburan kecilnya adalah membaca novel Battle Through The Heavens (BTTH), di mana ia mengagumi perjuangan dan petual...