Enjoy!
Memang sebagai manusia kita tidak boleh terlalu banyak berharap, apalagi jika kita sudah melakukan kesalahan fatal hingga membuat orang trauma, dan yang bisa Karina rasakan sekarang adalah penyesalan yang mendalam.
Beberapa hari lalu ia melihat Minjeong yang tengah tertawa dengan bahagia bersama seorang wanita membuat hati Karina sakit, mungkin itu yang Minjeong rasakan saat melihat dirinya dengan Jehan dulu.
Saat itu Karina di ancam "lagi" oleh ibunya, sang ibu mengancam akan mencelakai Winter. Karina pun di jodohkan dengan Jehan oleh ibu nya dan jika Karina tidak mau menuruti keinginan sang Ibu maka winter akan celaka, begitupun dengan Minjeong nya.
Karina menyesal dan menyalahkan dirinya, mengapa dirinya begitu lemah dengan ancaman ancaman ibu nya, apalagi saat itu Jehan ikut mengancam dirinya dan mau tak mau ia mengikuti kemauan lelaki itu.
"Mama, are you oke?"
Karina menoleh saat suara Winter terdengar, ia pun tersenyum ke arah anaknya yang tampak khawatir.
"Mama oke kok, udah jajan sama Ujin nya? Oh iya, mana ujin nya?"
"Tuh." Tunjuk Winter pada Yujin yang baru saja datang dengan beberapa makanan.
"Hai aunty, gimana udah mendingan? Mommy minta maaf karena belum bisa jenguk aunty kesini." Jelas si bocah jangkung itu.
Karina tersenyum, "Aunty udah mendingan kok, mommy mu jadwal nya lagi padat ya?"
Yujin mengangguk, "Yeah She's busy every day."
Winter dan Karina yang mendengar itu tertawa pelan.
"Sibuk juga kan dia cari uang buat kamu yang banyak makan itu," ledek Winter.
"Ya namanya juga masih masa pertumbuhan, harus banyak asupan juga. Iya kan aunty?"
"Iya-iya."
"Lagipula aku banyak makan jadi tambah tinggi dan berotot, dari pada kamu kurus kerempeng begitu," lanjut Yujin.
"YUJIN!" Teriak Winter kesal. Sedangkan Yujin sudah berlari meninggalkan Karina dan Winter.
Omong-omong Karina sudah pulang setelah di rawat selama tiga hari, Winter dengan setia menjaga ibu nya.
"Winter, mama mau bicara sesuatu. Kamu mau denger kan?"
"Mau, mama mau bilang apa?"
Karina menghela nafas, ia akan menceritakan alasan mengapa ia dulu berbuat jahat pada Minjeong dan Winter.
"Sebelumnya mama mau minta maaf sama Mintel, mama dulu udah jahat sama kamu juga bibu kamu."
Winter mengangguk karena ia sudah memaafkan Mama nya. Karina pun tersenyum dan segera menjelaskan apa yang terjadi padanya dulu.
"Hei hei, kenapa nangis sayang?!" Panik Karina yang melihat Winter sudah terisak kencang.
"Mama, kenapa mama gak cerita ke Bibu dulu? Pasti berat banget buat mama dulu," lirih Winter yang masih terisak dalam pelukan Karina.
"Mama terlalu takut, Bibu mu itu nekat sayang."
Winter terus menangis dalam pelukan Karina sampai Karina bingung bagaimana cara menghentikan nya, jadi ia hanya mengelus kepala Winter agar anak nya lebih tenang.
"Kenapa nenek jahat banget sama kita sih Mama, bekas luka aku juga masih ada." Isak Winter.
Karina yang mendengar itu meneteskan air matanya, ia sangat ingat kejadian itu, dimana Winter kecil di siram air panas oleh nenek nya sendiri.