4. Blue Moon

155 34 69
                                    





•••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sebastian turun perlahan dari mobil mewahnya bermerk Mercedes-AMG SL 63 4MATIC+.

Sebastian turun perlahan dari mobil mewahnya bermerk Mercedes-AMG SL 63 4MATIC+

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

melangkah masuk dengan aura yang sulit diabaikan. Waiscoat hitam yang ia kenakan melengkapi postur tubuhnya yang tegap, sementara dasi sutra berwarna hitam menambah kesan elegan. Jas yang ia kenakan di rumah saat ini di lepaskan dan di bawa oleh kacungnya.

Sebastian Atmadja-seorang hotelier Blue Moon Hotel, salah satu jaringan hotel mewah paling bergengsi di negara ini. Namanya bukan hanya dikenal sebagai pewaris keluarga Atmadja yang berpengaruh, tetapi juga sebagai pria yang dengan tangannya sendiri membangun reputasi hotelnya menjadi simbol kemewahan dan prestise. Di Blue Moon, Sebastian adalah Rajanya.

Blue Moon Hotel, mahakarya miliknya, berdiri megah dengan sentuhan arsitektur klasik-modern. Lobi utama hotel ini dihiasi lampu kristal besar yang memantulkan cahaya seperti bintang-bintang di langit malam. Lantai marmer hitam dengan aksen berkilau sempurna, sementara dindingnya dipenuhi karya seni mahal yang dipilih langsung oleh Sebastian. Tangga besar dengan pagar hitam beraksen emas murni mengarah ke ruangan eksklusif miliknya, di mana setiap sudut ruangan memancarkan keanggunan dan keagungan.

Sebastian muncul dari pintu utama Lobi. Mengenakan waistcoat tailor-made yang membentuk tubuh atletisnya, dasi sutra berwarna hitam, dan sepatu kulit premium berkilau, pria itu tampak seperti model dari majalah pria kelas atas. tangan besar beruratnya memegang sebuah gelas kristal berisi wine putih koleksi premium yang memancarkan kilauan halus di bawah lampu chandelier, Sesekali pria itu meneguknya penuh dengan style.

Langkahnya mulai menaiki tangga dengan keanggunan yang memukau. Setiap gerakannya penuh keyakinan, seolah dunia berada di bawah kendalinya. Matanya tajam, menyapu ruang di depannya tanpa satu pun ekspresi yang terbuang sia-sia.

Pegawai hotel, baik pria maupun wanita, berdiri berjajar rapi di kedua sisi bawah tangga, serempak menundukkan kepala menyambutnya.

"Selamat pagi, Tuan Sebastian," mereka menyapa dalam satu suara, dengan nada hormat yang hampir terdengar seperti pujian.

Hati Yang Di TakdirkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang