Jam istirahat di kantin selalu ramai, dipenuhi suara obrolan dan tawa para siswa-siswi yang menikmati waktu luang mereka. Winter, Sunwoo, dan Ningning duduk di salah satu meja, asik bercanda sambil menikmati makan siang mereka.
Namun, tawa Winter perlahan memudar ketika matanya menangkap pemandangan tak biasa di sudut lain kantin.
Disana, Karina—kapten pemandu sorak cantik yang biasanya hanya dikelilingi oleh kedua sahabat perempuannya—terlihat mendekati Jeno, salah satu pemain sepak bola yang dikenal dengan ketampanannya. Laki-laki yang tidak lain, tadi pagi menyatakan perasannya pada Karina.
Jeno sedang makan siang sendirian, lalu Karina dengan santai duduk di hadapannya sambil membawa nampan makan siangnya.
"Eh, lihat deh. Kenapa Karina tiba-tiba deketin Jeno?" Ningning berbisik sambil menyikut lengan Winter, wajahnya penuh rasa ingin tahu.
"Iya ya, bukannya tadi pagi Karina nolak Jeno." Sunwoo mengerutkan alisnya, terheran.
Winter berusaha terlihat tidak peduli, tapi jari-jarinya yang memegang sendok kini diam, tak bergerak. Dari tempatnya duduk, ia bisa melihat Karina tersenyum cerah, sesekali tertawa kecil saat berbicara dengan Jeno.
Meskipun Jeno terlihat agak canggung, tampak tidak keberatan dengan perhatian Karina.
Sunwoo, yang selalu peka terhadap perubahan suasana ekspresi Winter, ikut memperhatikan.
"Lo kenapa diem, Jeong? Gue tau, jangan-jangan lo cemburu?" godanya sambil menyeringai.
"Apa? Nggak, siapa juga yang cemburu," balas Winter dengan nada datar, meski wajahnya sedikit memerah.
Sementara itu, di meja Jeno, Karina melirik ke arah Winter tanpa ketahuan. Ide ini berasal dari Giselle dan Yeji, yang menyarankan agar Karina mencoba membuat 'Minjeong' cemburu untuk memancing reaksinya. Dan sepertinya, rencana itu berjalan lebih baik dari yang mereka bayangkan.
Karina tetap berbicara dengan Jeno, tapi sesekali ia mencuri pandang ke arah Winter. Hatinya hampir tersenyum puas ketika melihat 'Minjeong', yang biasanya tenang, kini tampak gelisah dan tidak fokus pada makan siangnya.
Namun, bagi Winter, ini bukan sekadar rasa cemburu. Ada konflik dalam dirinya yang tidak mudah ia jelaskan.
Sebagai 'Minjeong', ia seharusnya bersikap seperti seorang teman biasa. Tapi sebagai Winter—dirinya yang sebenarnya—ia tak bisa menahan perasaan yang mulai tumbuh setiap kali bersama Karina.
Dan di tengah suasana kantin yang ramai, hanya satu hal yang ia tahu: sesuatu dalam dirinya mulai berubah, dan Karina adalah alasannya.
Di meja Jeno, Karina menarik napas panjang sebelum mengucapkan kalimat yang sudah ia pikirkan untuk menjadi topik pembicaraan mereka.
"Jeno, gue minta maaf."
Jeno menghentikan aktivitas makannya, menatap Karina dengan tatapan serius. "Jangan khawatir Rin,"
Karina menggenggam kedua tangannya di atas meja, mencoba menguatkan diri. "Gue tahu... perasaan lo ke gue. Dan gue hargain itu. Tapi gue nggak bisa bales, karena gue udah ada perasaan buat orang lain."
Wajah Jeno masih terlihat tetap tenang, meski matanya berkedip sedikit lebih cepat dari biasanya.
"Jadi, karena orang lain?" tanyanya pelan.
Karina mengangguk, menundukkan pandangan sejenak sebelum kembali menatap Jeno. "Iya. Gue suka sama seseorang."
Jeno terdiam sejenak, mencoba mencerna jawaban itu. Akhirnya, ia mengangguk pelan sambil memaksakan senyum. "Oke. Gue ngerti. Semoga dia tahu seberuntung apa dia bisa disukai sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
She Not Boy
FanfictionWinter Astawijaya, seorang gadis remaja yang berbakat dalam olahraga baseball, mendapati mimpinya terancam saat tim baseball perempuan di sekolah lamanya dibubarkan. Ketika pindah ke kota lain, Winter melihat kesempatan untuk kembali ke lapangan, m...