Ariana pov
"Dringgggggggggg"
"Dringgggggggggggg"
"Drrrringgggggggggggg"
Ya bunyi alarm yg ketiga akan menjadi bunyi yg keterakhir yg akan ludengar dari jam alarm terserbut.
Karena? Yap benda itu sudah hancur bertemu dengan tembok kamar ku.
Ya malang sekali nasib jam ku, tapi salahnya sendiri membangunkan ku tepat pagi seperti ini, ya mungkin kau berpikir aku bodoh, aku tidak peduli itu
Tapi.. Tunggu? Pagi ? Astaga sudah jam enam lewat waktuku untuk kesekolah baruuu! Malas.
"Anaa cepat siap siap nak kamu kan sekolah hari ini jangan sampe telat sayang" bundaku berteriak dari bawah
"Iya bund" jawabku singkat aku benar benar malas kali ini.
.
"Bun aku takut aku gaakan dapet temen ma, gimana nanti kalau aku sendirian dikelas nanti, gimana nanti aku dijauhin, gimana nanti anak anak disana aneh aneh aku gasuka bunn!"
Kataku panjang. Yaa aku sangat tidak suka dengan orang jaman sekarang bisa ku tebak di SMA baruku akan ada cewek alay berpakaian ketat berlapis make up tebal penggoda para lelaki, jalang.
"Disekolah itu yg penting belajar, dapet nilai bagus, jangan pedulikan teman teman atau apapun"
"Tapi bunnn"
"Sudah habiskan saja sarapanmu kunci mobilmu minta ke satpam"
Potong mama
"Benar benar oldschool" bisiku pelan.
"Jangan mengeluhh!" bentak bunda,
Huh nenek sihir, batinku.
.
Okey sekolah baru jalanan baru dan kota ini masih baru bagiku. Ya aku dari los angles, alasan aku ke london ini karena ayah ku ada pekerjaan disini, ya kerja kerja dan kerja tak pernah memperhatikan diriku, bisa dibilang aku kurang kasih sayang dari ayah maupun mamaku. "Shit!!" umpatku, sekarang sudah hampir pukul tujuh dan sedari tadi aku masih melamun. Kujalankan mobilku membelah kota london, kita yang sudah diperkenalkan oleh ibuku kepada diriku. Tak susah menemukan sekolah baruku ini salah satu sekolah internasional.
"Maaf pak kelas xii-ipa 1 dimana ya?" tanyaku sopan kepada seorang bapak yg menurutku salah satu penjaga sekolah sialan ini.
"Tinggal liat gedung ke 3 lalu belok kanan dilantai 4 dan kelas paling ujung" ya aku masuk kelas unggulan.
"Astaga tak adakah jalan yg lebih rumit lagi" kataku terkejut.
"Hehe sekolah ini memang luas" bapak itu menyengir
"Shitt!" umpatku. Baik waktuku tidak banyak aku langsung memarkirkan mobilku dan berlari ke kelas karna bel sekolah sialan ini berteriak, gedung pertama kulewatii gedung kedua gedung ketigaa horee. Aku berhenti sebentar karna itu melelahkan. Katanya lantai 4 tadi? Okey aku langsung menaiki tangga ini dengan secepat yg kubisa, Tuhan baik padaku, ya jika saja kaki ku tersenggol sedikit aku pasti terjatuh dan sudah pasti aku akan dirumah sakit. Horeeee sudah lantai empat. Rasa nya ingin aku berteriak 'berhasill horeee wididid' dan berjoget seperti salah satu cartoon anak dipagi harii. Okey rasanya ada yg berjalan kearahkuu dannnnnnn menyentuh pundaku, ya sudah dipastikan itu guruku. Aku masuk bersamanya. Kelas baru. Seperti dugaanku saat pertamakali melangkah dikelas baru sekumpulan cewek berpakaian ketat berdandan seperti jalang mengobrol menghiraukan diriku dan guru sekolah sialan ini. "Silahkan perkenalkan dirimuu." kata guruku ramah. Guruku itu cukup cantikk. Dan. Saatnya aku memasang senyum terbaiku agar ada yg mau berteman denganku. Aku memang orang yg pandai bergaul di sekolah lamaku juga aku cukup famous. Ya tapi disini aku tak yakin. Melihat murid muridnya pun aku ingin muntah. Jijik. "Hallo namaku ariana grande buttera, aku berasal darii los angles dari scientist internasional shs, aku harap aku bisa mempunyai banyak teman disinii" semuanya menyambutku dengan senyuman hangat, aku mengakui lelaki disini tampan, tapi aku merasa ada yang menatap ku tajam aku mencari orang itu, ya dia sedang menatap ku. Wajahnya cukup familiar bagikuuu tapi aku tak ingaaa..... Astagaaaaaaa
.
.
.
.
Hai hai
I'm the new writer, okey i hope u like my first chapter.
Wait for next chapter.
Dont be a silent readers
Pleas leave a vote or comment
KAMU SEDANG MEMBACA
moonlight shining // ariana grande
Hayran Kurgukisah hidup yang menyedihkan bahkan mungkin sangat. ya! bahkan disaat kelelahan pun dipaksa untuk terus maju. tidak ada kata berhenti ya itu kamus orang terdekat ku. mencari jati diri? sangat tidak peduli dengan itu! yg kupirkikan hanyalah bagaimana...