VIII | Keputusan

22 4 0
                                    

Tempat yang terisi oleh Naruto bak menambahkan kesan tegang pada larut malam.

Banyak yang ingin Naruto pertanyakan, banyak yang Naruto ingin ketahui alasan atas segala yang telah terjadi. Kilas singkat datang dan mengingatkannya ketika Sasuke menjerit keras ditemani guntur yang menggelegar menjadi bayang bayang ketakutan sendiri baginya, Naruto takut.

Ia takut kehilangan Sasuke, lagi.

Sebelum mengatakan apapun Naruto menghela nafas kemudian berpikir serentetan kalimat yang menurutnya sekali terucap akan mendapat jawaban telak yang ia mau tahu, bola mata sebiru langit itu berputar mengarah mantan hokage ke lima; Tsunade.

Tsunade berusaha memasang wajah sedatar mungkin, menghilangkan kegugupan yang bisa kapan saja melanda.

"Apa yang terjadi dengan Sasuke sebenarnya?"

Baiklah.

Pertama-tama Naruto ingin memancing informasi dahulu sebelum ia bertanya tentang ikatan benang chakra yang mengikat jantung Sasuke. Tsunade menggelengkan kepala sembari terkekeh ringan, dia mengangkat dagu sedikit ke atas lalu memberikan tatapan tajam. "Kau sudah melihatnya bukan? Kau tahu dia baik baik saja,"

Naruto terkekeh ringan, dia bukan anak kecil lagi. Jelas dia melihat adanya ikatan cakra berwarna merah mengikat jantung Sasuke, apakah itu bisa disebut baik baik saja? "Aku meminta penjelasan tentang Sasuke yang sebenarnya, kau tahu 'kan? Aku bukan anak kecil payah?" Balas Naruto tak kalah tajam.

"Kalian jelas tahu sesuatu yang terjadi pada Sasuke, semuanya terjadi bukan karena tidak disengaja," lanjutnya.

Suasana kian mencekam karna aura agresif milik Naruto seolah mengular diiringi rasa posesif yang nampak dari iris mata berlian biru itu, Kakashi melihatnya dengan tatapan sendu. Ia tahu perasaan apa yang sedang Naruto miliki, sejak mereka memulai tim tujuh, Kakashi tahu kekuatan Naruto, semangatnya, moto hidupnya adalah membawa Sasuke, menarik Sasuke, menggapai Sasuke, bahkan Kakashi dapat mengetahui kalau Naruto hanya ingin Sasuke bukan yang lain.

Ingatan Kakashi melayang ketika hatinya ingin membenarkan bahwa Naruto menyukai Sasuke, saat malam festival. Dirinya memberi sepasang kimono yang memang sengaja ia simpan untuk diberikan pada keduanya, hasil selepas mereka memakai? Sangat cocok bak kimono tersebut melambangkan kekuatan mereka, matahari dan bulan.

Sorot mata Kakashi tertahan pada kerutan didahi serta lengkungan bawah yang merosot jauh berbeda dengan lengkungan yang merangkak mudah disaat bersama Sasuke.

Kala itu Naruto tersenyum lebar, ia seperti melihat sisi Naruto yang asli. Karena, semenjak Sasuke pergi? Naruto bukan lagi Uzumaki Naruto ceria yang ia kenal, hari harinya dihabiskan dengan kegiatan monoton tidak ada hiburan, tidak ada pertemuan, hanya ingin kesendirian.

Helaan nafas hangat Kakashi lepas, ia mengusap punggung tegap Naruto berusaha menenangkan mantan muridnya yang terus berbicara memaksa jawaban yang ingin didengarnya. "Tidak perlu menggebu seperti ini Naruto," ujar Kakashi menatap lembut namun Naruto tidak mengindahkan.

Satu yang perlu diketahui nya, dan harus hari ini Naruto dapatkan. Sudut kelopak mata menyipit ketika berliannya bergerak menyoroti sebuah jepretan foto yang tergeletak sembarang di atas meja, kemudian tatapannya bolak-balik menatap antar kedua wanita dihadapannya. Naruto ingat, siapa yang ada didalam gambar tersebut.

Ninja asing yang sempat dipeluk Sasuke 10 tahun yang lalu karena mengira itu adalah dirinya.

Jadi?

"Aku mengerti,"

"Aku benar-benar mengerti,"

"Kalian menutupi nya selama ini,"

Naruto terkekeh ringan, "lebih baik baachan jelaskan semuanya secara transparan sekarang,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Benang Takdir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang