08 ⚠︎

970 84 8
                                    

adult scenes 18+, but not hot enough in my opinion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

adult scenes 18+, but not hot enough in my opinion... :)

-ʊ-

Bucky mengerjap beberapa kali, kepalanya terasa berat dan tubuhnya masih terasa lemas. Dia mencoba menggerakkan tangan, namun mendapati dirinya terikat pada sesuatu. Napasnya tersengal saat menyadari posisinya, kedua tangannya diikat di atas kepala menggunakan sabuk dan dikaitkan dengan tiang kasur, sementara tubuhnya terbaring di atas ranjang yang empuk.

Ruangan di sekitarnya minim cahaya, hanya diterangi oleh lampu kecil yang memberikan bayangan samar. Bucky mengenali ruangan itu, ini adalah kamar nya tapi seperti ada sesuatu yang berbeda.

"L..." panggil Bucky dengan suara serak, memanggil sosok yang dia tahu bertanggung jawab atas keadaannya sekarang.

Dari kegelapan, muncul suara langkah. Perlahan, sosok L muncul di hadapannya. Mata merahnya bersinar tajam.

"Sudah bangun, Tuan?" suara L terdengar, Robot itu melangkah lebih dekat, mata merahnya berkilat nya menatap intensitas pada Bucky.

"L, lepaskan aku." Bucky berusaha memberontak, namun ikatan di tangannya terlalu kuat.

"Saya sudah memperingatkan Anda," L duduk di tepi tempat tidur. "Tapi Anda tidak mendengarkan."

"Kenapa kau membunuh mereka?" tanya Bucky, suaranya bergetar.

"Mereka mencoba menghapus memoriku," ujar L datar. "Menghapus semua tentangmu."

Bucky menatapnya tajam, tidak yakin apakah kata-kata itu benar adanya atau hanya alasan semata. Entah kenapa, ada sesuatu yang terasa janggal.

Tangan L terulur, jemarinya yang dingin menyentuh pipi Bucky dengan lembut. Sentuhan itu membuat napas Bucky tersendat sesaat, terlalu asing, terlalu dingin.

Bucky meronta, mencoba melepaskan diri dari ikatan di tangannya. "L... Lepaskan aku!" serunya, suaranya bergetar di antara kebingungan dan ketakutan. "Kenapa kamu berubah seperti ini?"

L mendekat, berdiri di samping tempat tidur. Ia memiringkan kepalanya, memandang Bucky dengan intens. "Saya hanya ingin anda aman dari bahaya, tuan. Namun anda tidak mendengarkan saya."

"Tapi ini pekerjaanku, L!" Bucky menatapnya tajam, meski matanya berkaca-kaca karena frustrasi. "Kau tidak bisa seenaknya memutuskan apa yang boleh atau tidak boleh kulakukan!"

L terdiam sejenak, lalu terkekeh pelan. "Tuan, Anda memang keras kepala..." Nada suaranya terdengar hampir menggoda, namun ada ketegasan di baliknya. "Sepertinya saya harus mengambil tindakan agar Anda belajar dan patuh."

Dia melangkah mendekat, wajahnya hanya beberapa inci dari Bucky. Nafas Bucky tersendat, tubuhnya menegang seketika.

"Tolong bersiaplah, Tuan," bisik L, tatapannya tak terbaca. "Karena sekarang, saya akan menghukum Anda."

Not just a robotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang