Kok ngga ada yang vote sie? Wkwk
Vote dong say
35 votes bisa ya
Biar aku besok update***
🦢 Merayu Hati 🦢
C H A P T E R 6:Sadipta bukanlah laki-laki bejat.
Itu yang dia pahami selama ini. Tak menyadari bahwa jejak-jejak rayu di masa lalu membawa Kamaniya pada lubang yang menenggelamkan diri pada ketidakberdayaan.
Jadi ketika Sadipta berdiri di bawah guyuran air shower yang membasahi kulit kecoklatannya, Sadipta tak dapat berhenti tersenyum. Bayangan Kamaniya memegang sebuah batu sembari melotot lebar dengan jelas mengingatkannya pada masa lalu. Dia masih bisa tersenyum bahagia mengingat masa itu.
Pria itu mengusap sebuah tato yang ia buat empat tahun silam, di dada sebelah kanan. Dua mata bulat yang kerap menatapnya dengan sorot penuh curiga, selayaknya dia penjahat yang akan menculik.
"Tuan Sadipta, Nyonya Jennitra dan Bapak sudah menunggu di ruang tengah."
Ketukan dari luar pintu kamar mandi menganggu Sadipta. Pria itu bergegas mematikan shower dan mengambil handuk untuk dilingkarkan ke pinggang. Langkahnya membawa diri keluar dari kamar mandi. Maheksa sudah menunggu, seperti biasa pria itu mengingatkan agenda-agenda yang Sadipta lupa sesekali.
"Tumben?"
"Nyonya Jennitra sedang mengobrak-abrik dapur Tuan." Maheksa melapor.
"Dia cari apa?"
"Katanya cari kondom atau obat kuat dan semacamnya atau mungkin yang terindikasi ada perempuan menginap di kondominium Tuan Muda," jawab Heksa seraya menunduk kian dalam ketika Sadipta menjatuhkan handuknya sebelum mengenakan pakaian yang sudah disiapkan di atas kasur.
"Gila. Nggak mengherankan kalau tunangannya punya ambisi bunuh dia." Sadipta menyelesaikan aksinya mengenakan baju. "Siapa yang kepikiran menyimpan kondom di dapur?"
Dan Maheksa tak berkomentar lanjut. Bukan kapasitasnya mengomentari Jennitra, sekalipun yang satu ini dia setuju dengan Sadipta. Karena jangankan menyimpan kondom, menyimpan kontak perempuan saja Sadipta enggan.
"Kenapa Papa ke sini?"
"Pak Pras ingin membahas tentang bisnis gelap Tuan Tanaka."
"Kenapa lagi?"
"Tuan Tanaka membebaskan peredaran narkoba di sana. Pak Prasojo ingin Anda mengurusnya."
Kepala Sadipta cepat menoleh. "Sama gilanya," gumam pria itu. "Kenapa nggak ada anak yang becus di asuh Papa dan Mama?"
"Pak Pras juga menyampaikan jika Tuan harus segera menikah."
Sadipta sudah melewati tubuh Maheksa ketika menjawab ucapan tangan kanannya itu. "Yang satu itu kamu tau harus mengurus seperti apa, Sa. Saya nggak terima perempuan selain Kamaniya."
***
Usia lima puluh delapan tahun tak memangkas kegagahan Hermawan Prasojo. Pria paruh baya yang rambutnya ditumbuhi sedikit uban akibat rajinnya mewarnai rambut dengan cat hitam itu masih terlihat bugar, tak kalah dengan tubuh besar Sadipta. Tubuh gagah Sadipta dan Tanaka menurun dari sosok yang kerap disapa Prasojo, sebagai nama kebanggaan bahwa Prasojo yang sah adalah dia seorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merayu Hati
RomanceKamaniya membawa sebuah rahasia besar selama nyaris 6 tahun ini dan Sadipta Prasojo menjadi dalang dibalik hadirnya rahasia besar yang didekapnya erat-erat. Kamaniya tak pernah menagih janji ataupun memohon agar pria itu kembali, karena di matanya S...