01 : Merayu Pertama Kali

255 48 74
                                    

Tap vote and comment please

...

🦢 Merayu Hati 🦢
C H A P T E R  1 :

Kamaniya itu belum pernah merasakan indahnya jatuh cinta.

Dan di penghujung sembilan belas tahun, ketika menjadi mahasiswa baru di kampus, ia kerap bertemu dengan laki-laki yang selalu berpenampilan acak-acakan yang justru membawa pesona tersendiri di mata para perempuan.

Kamaniya tak pernah tertarik.
Tapi bagaimana pria itu kerap menyapanya sembari memberi satu buah permen tusuk setiap hari membuat Kamaniya melirik perlahan.

Kamaniya yang tidak terpandang, tidak secantik itu sampai berhasil memikat laki-laki, tidak sebening itu sampai didamba perempuan lain, tidak semenarik itu untuk kerap dipertanyakan kehadirannya pun sontak keheranan.
Kenapa pria itu selalu berkeliaran di sekitarnya?

Jadi ketika pertama kalinya mendapati perhatian seperti itu dengan teratur, Kamaniya yang selalu berjalan menunduk perlahan mendongak, meniti jeli pria yang Kamaniya asumsikan tingginya sekitar 182 senti. Memiliki garis mata tajam dengan sorot intimidasi pada lawan bicaranya, setidaknya begitu yang Kamaniya rasakan.

"Kamaniya?" Pria itu memanggil namanya.

Kamaniya memberi anggukan, "kamu siapa, ya?"

Pria itu tersenyum simpul, tak menyangka Kamaniya setidak tahu itu tentangnya. "Sadipta," ia menyebutkan nama kecil.

Bagi Kamaniya, pria di depannya ini aneh. Selalu menyempatkan diri untuk mendekatinya demi menyodorkan sebuah permen tusuk sebelum melenggang pergi begitu saja. Kamaniya yang cuek awalnya membiarkan permen itu tertinggal di atas meja begitu saja, namun ada kalanya permen tusuk itu terlihat begitu menggoda, membuatnya memilih mencicipi rasa manisnya.

"Mau kasih permen lagi?" tanya Kamaniya terdengar setengah sarkas, seolah mengejek aktivitas yang pria itu lakukan setiap hari untuknya.

Alih-alih marah, Sadipta malah terang-terangan memberi tatapan tertarik, seolah tak peduli jika perempuan di depannya dengan penuh percaya diri mengklaim jika Sadipta menyukainya.

Tapi masalahnya ini adalah Kamaniya, perempuan yang belum tertarik dengan drama cinta-cintaan, jadi pemikiran itu akan ada di baris terakhir dari praduga yang melintas di kepala.

"Mau ngomong sesuatu?" tanya Kamaniya lagi ketika Sadipta tak kunjung menjawab.

Bukannya membuka suara, Sadipta masih saja terpesona dengan eloknya Kamaniya. Dan itu dihadiahi raut kebingungan Kamaniya yang memerah, diterpa panas, membuat Sadipta gemas, menggigit bibir dalamnya tuk menahan diri tak mencubit pipi merah si perempuan. "Enggak, cuma mau kenalan aja," akhirnya suara itu keluar.

Selepas mengatakan itu, Sadipta pergi begitu saja, menyisakan tanda tanya besar di benak Kamaniya. Mata bulatnya tertuju pada punggung kekar Sadipta yang terbalut kemeja navy dari brand ternama Ralph Lauren, brand yang menjadi outfit keseharian Sadipta. Jangan tanya bagaimana Kamaniya bisa hafal, Sadipta setiap hari menghampirinya, dan tinggi badan Kamaniya itu sejajar dengan logo brand di bagian dada kiri Sadipta.

Iya.. tubuhnya sekecil itu. Sudah kecil, tertelan orang-orang tinggi di sekitarnya pula, makin tidak terlihat eksistensinya.

Di pandangan Kamaniya, Sadipta itu seperti sedang bermain tebak-tebakan dengannya, yang mana di setiap pertemuan menyiksan kata kunci dan tanda tanya.

Merayu HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang