Jalan-jalan Malam

75 5 0
                                    

"Tuan Muda," panggil Cheng Qi dengan nada khawatir sambil menatap Li Tianyan.

Mendengar perkataan Nyonya Tua barusan, sepertinya mereka akan diminta meninggalkan kediaman Li. Cheng Qi takut Li Tianyan akan sedih.

"Tidak apa-apa," jawab Li Tianyan sambil tersenyum tipis pada Cheng Qi, tidak menjelaskan lebih lanjut. Tempat ini terlalu ramai dan bukan tempat yang tepat untuk bicara.

Cheng Qi merasa tenang melihat senyum Li Tianyan yang santai. Ia pun duduk dengan patuh di samping Li Tianyan.  Sebelumnya, saat menghadapi Nyonya Tua, ia terlalu gugup sehingga tidak menyadarinya, tapi sekarang ia baru tahu bahwa tangan mereka masih bertautan erat. Merasakan kehangatan dari telapak tangan Li Tianyan, wajah Cheng Qi memerah tanpa sadar. Dalam hati, ia tidak ingin melepaskan tangan Li Tianyan.

Mereka berdua mendengarkan Nyonya Tua mengucapkan beberapa patah kata basa-basi, lalu menerima hadiah pertemuan dari Nyonya Tua seperti yang lainnya. Akhirnya, ketika ada yang mulai pergi, Li Tianyan segera mengajak Cheng Qi untuk pamit.

...

"Huuuh, akhirnya kita keluar juga," desah Cheng Qi lega setelah keluar dari Paviliun Taiqing, tempat tinggal Nyonya Tua.

Suasana di dalam tadi sangat menyesakkan. Cheng Qi juga bisa merasakan banyak mata yang mengawasi mereka, membuatnya merasa tidak nyaman.

"Hehe,  sebentar lagi kamu tidak perlu bersabar lagi," kata Li Tianyan sambil mengusap kepala Cheng Qi. Ia tahu Cheng Qi pasti merasa tertekan di dalam tadi.

Li Tianyan merasa senang karena mereka akan segera meninggalkan kediaman Li.

"Tuan Muda,  apakah Anda tidak sedih?" tanya Cheng Qi penasaran,  karena reaksi Li Tianyan berbeda dari yang ia bayangkan.

"Kenapa? Kamu tidak mau pindah bersamaku?" Li Tianyan bertanya dengan nada menggoda,  tiba-tiba ingin mendengar jawaban Cheng Qi.

Seperti dugaannya, Cheng Qi langsung menjawab dengan tergesa-gesa,  "Kemana pun Tuan Muda pergi, aku akan ikut. Aku hanya takut Tuan Muda sedih."

Mendengar jawaban yang ia harapkan, Li Tianyan merasa puas.  Anak ini  cukup  peduli padanya.  Ia pun menjelaskan isi hatinya,  "Pindah dari sini adalah keinginanku, jadi aku tidak merasa sedih, mengerti?"

"Mengerti.  Jadi,  Tuan Muda tidak akan meninggalkanku, kan?" tanya Cheng Qi lagi untuk memastikan.

Sebelumnya, ia tidak pernah meninggalkan kediaman Cheng.  Cheng Qi merasa penasaran sekaligus takut dengan dunia luar.  Hanya di sisi Li Tianyan ia merasa aman,  tapi ia takut Li Tianyan akan meninggalkannya setelah mereka keluar dari kediaman Li.

Entah kenapa,  Cheng Qi selalu merasa bahwa Li Tianyan berbeda dari orang-orang di sekitarnya,  seolah-olah Li Tianyan tidak berasal dari dunia ini dan bisa menghilang kapan saja.

Li Tianyan tertegun mendengar pertanyaan Cheng Qi.  Tapi mengingat Cheng Qi sudah mulai  berlatih kultivasi,  ia bisa membawanya. "Hmm,  kalau kamu mau ikut,  ikutlah."

Li Tianyan berpikir,  jika suatu hari nanti Cheng Qi  menemukan jalannya sendiri,  ia juga bisa...  Ah, sudahlah.  Ia akan memikirkannya nanti.

Tiba-tiba, Li Tianyan merasa tidak senang saat membayangkan Cheng Qi  meninggalkannya dan  mengembangkan sayapnya sendiri.  Apakah ini  karena ia terlalu lama tinggal di dunia fana?

...

Li Wu, yang sedang menunggu di Halaman Bambu Hijau, segera menghampiri Li Tianyan begitu ia melihatnya kembali. "Tuan Muda, bak mandi obat sudah siap. Sudah diletakkan di kamar Anda. Suhu airnya pas sekarang. Silakan masuk."

[BL] Rebirth of a Wasteful BastardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang