11) Gadis Penolong.

262 28 1
                                    

HAPPY READING
.
.
.

_Pov (?)_

Setelah melaksanakan pertemuan penting dengan beberapa klien di sebuah restoran, dia memutuskan untuk langsung pulang kerumah. Namun kesialan tiba-tiba menghampirinya.

Beberapa orang berpakaian hitam yang berjumlah 5 orang tersebut tiba-tiba menyerangnya, mungkin ia pikir mereka adalah orang suruhan musuh bisnisnya yang tidak terima kalah tendernya.

Salah satu dari mereka hendak memukul nya, namun karena ia memiliki rasa kepekaan yang tinggi yang menyadari itu. Dengan sigap ia menahannya lalu memelintir tangan orang itu kebelakang hingga berbunyi 'krek'.

"Arghhh..." Suara orang itu mengerang kesakitan.

"BANGSAT, SERANG DIA!!" Teriak salah satu dari mereka yang tidak terima temannya disakiti.

Tiga orang yang mendengar seruan dari sang ketua langsung menyerang pria tersebut dengan brutal. Membuat suasana disekitar terasa lebih mencekam.

Bugh

Bugh

Bugh

Pukulan demi pukulan ia berikan kepada orang-orang berbaju hitam tersebut hingga beberapa dari mereka terkapar diatas aspal.

Srett

Dug!

"Ssh..." Desisnya saat satu pukulan hinggap di pipi kirinya, membuat sudut bibirnya mengeluarkan darah.

Karena lalai membuat wajah tampan paripurna pria tersebut terluka, dia yang tidak terima langsung membalasnya dengan tendangan membuat musuhnya terpental.

Bruk!!

Ketua dari beberapa orang berbaju hitam tersebut merasa kelelahan, tenaganya terkuras habis. Apalagi melihat beberapa anak buahnya yang sudah terkapar diatas aspal membuat ia frustasi hingga berbuat nekat dengan mengeluarkan senjata api.

"Menyerah atau satu pelatuk ini hinggap di kepalamu?!" Ancaman orang itu sama sekali tidak membuat pertahanannya luntur.

"Lakukan jika kau berani." Ucapannya membuat orang didepannya tersebut mengeraskan rahangnya.

Dor!

Jika kalian mengira yang tertembak adalah pria paruh baya tersebut, kalian salah. Justru yang tertembak adalah ketua dari beberapa orang misterius tersebut. Karena secara tiba-tiba polisi datang menolongnya.

"Tangkap mereka semua!!" Ucap sang komandan membuat anak buahnya menangkap penjahat-penjahat tersebut.

"Om, om gak papa?" Tanya seorang gadis yang tiba-tiba datang menghampirinya.

Deg.

Pria paruh baya yang melihat seorang gadis didepannya tersebut merasa tertegun. Siapa gadis ini? kenapa mirip sekali dengan istrinya? atau jangan-jangan gadis ini adalah dia pikirnya dengan tatapan sulit diartikan.

"HELOW, OM? OM GAK PAPA?!" Teriak gadis itu yang tidak lain adalah Agatha.

_Pov end_

"Ah iya kenapa?" Tanya Pria tersebut langsung sadar dari lamunannya.

"Itu, om gak papa kan?" Ucap Agatha mengulang pertanyaannya.

"Iya saya baik-baik saja." Jawab Pria tersebut dengan senyum tipis.

"Permisi pak, saya mau membawa mereka ke kantor. Apa bapak bisa datang untuk menjadi saksi?" Tanya komandan kepolisian.

"Bisa, nanti saya ke sana." Jawab pria itu.

Setelah itu pihak kepolisian pergi dengan membawa lima tersangka pelaku kejahatan, meninggalkan pria paruh baya tersebut dengan seorang gadis remaja.

"Terimakasih karena kamu sudah menolong saya, kamu mau minta imbalan apa? bilang saja nanti biar saya kasih." Tanya Pria tersebut dengan ramah.

"Sama-sama om. Saya gak mau minta imbalan apapun, saya ikhlas lahir batin nolongin om." Jawab Agatha dengan senyum manisnya.

Sebenarnya sih gua mau nolongin si om karena misi dari sistem bukan karena keinginan gua sendiri hehe, batin Agatha.

"Baiklah kalau itu mau kamu, btw kalau om boleh tau nama kamu siapa?" Tanyanya.

Banyak tanya nih om-om satu, padahal gua udah gak sabar mau pulang. Kasur i miss you~ batin Agatha.

"Nama saya Agatha Caroline, om. om bisa panggil saya Agatha." Jawab Agatha dengan tersenyum paksa.

Caroline?

"Oh iya om, kalau gitu saya pamit pulang dulu ya. semoga kita ketemu lagi, bye-bye." Ucap Agatha setelah itu berlari meninggalkan om-om tampan disana dengan pikirannya sendiri.

-TBC-

Figuran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang