Bab 11

42 8 13
                                    

Noah membuka kelopak matanya ketika suara notifikasi dari ponselnya berbunyi. Ia berdecak sebal sembari tangannya meraba-raba nakas di samping ranjang.

Noah yang awalnya kesal karena baru saja ingin tidur tetapi ponselnya malah berbunyi pun akhirnya membuka pesan yang dikirimkan oleh seseorang yang tak lain adalah Raka. Seketika matanya menjadi segar setelah melihat foto yang Raka kirimkan.

Tanpa sadar dirinya mengulas senyum tipis saat melihat foto Raka yang sedang memakan es krim disertai dengan beberapa pesan yang pemuda itu kirimkan.


[Ruang obrolan antara Noah dan Raka]
['My prince' = Raka
'You' = Noah]

My prince

Gue lagi di minimarket deket rumah lu
Gerimis jir gue gak bawa payung
Gak mau jemput kah?

You

Iya ini gue otw ke sana
Tunggu, jangan ke mana-mana.

My prince

Yowes
Btw tadi gue liat sugar daddy, udah keriput si tapi boleh lah wkwk

You

Gak usah macem macem.

My prince

Gak asik lu jamet
Udahlah gece jemput, dingin banget shibal

You

Udah tau dingin tapi tetep makan es krim

My prince

SSR
Suka suka Raka 🤪

You

👉👌💦

My prince

NOAH TOLOL 🖕🖕🖕🖕🖕

Noah terkekeh membaca pesan terakhir yang Raka kirimkan. Ia bangkit lalu bergegas mengambil jaket dan kunci mobilnya.

Sebelum tangannya berhasil memegang knop pintu, ponselnya kembali berbunyi menandakan ada pesan masuk. Noah segera mengecek pesan dari Raka.

Raka: Gak usah bawa motor atau mobil ya, bawa payung aja biar nanti pas kita jalan berdua kayak di drakor drakor gitu. Jalan di bawah hujan terus cipokan deh

Noah diam sejenak setelah membaca pesan tersebut. Raka benar-benar menjadi korban dari drama yang ia tonton.

Ia melemparkan kunci mobilnya ke atas meja lalu berjalan mengambil payung, sebelum akhirnya menyusuri jalanan malam yang basah karena hujan.

Rasanya hanya Raka lah yang bisa membuat Noah menuruti semua kemauannya seperti babu dan majikan. Bahkan Noah menunda tidur dan rela berjalan kaki demi menjemput cintanya itu.

Noah melangkah mendekati sebuah minimarket yang di depannya terdapat seorang pemuda yang sedang duduk santai sambil memakan snack.

"Noah!" panggil Raka sambil melambaikan tangannya.

Noah segera menghampiri Raka lalu mengacak surai pemuda itu.

"Kangen," ujar Raka lalu memeluk Noah manja.

"Hahaha jadi ke sini malem-malem cuma karna kangen?"

"Iya, tapi lu nya gak peka anjeng. Gak ada niatan jemput padahal motor gue ada di bengkel, ya udah akhirnya gue naik ojek online aja ke sini." Raka melepaskan pelukannya yang mana hal tersebut langsung membuat Noah menarik pinggang pemuda itu agar kembali menempel dengan tubuhnya.

"Tapi gak langsung ke rumah gue dan malah mampir ke sini?" Noah menaikkan alisnya.

"Ya kan gue pengen makan es krim, mangkanya gak langsung ke rumah lu ganteng!" gemas Raka, ingin sekali memukul wajah Noah yang sayangnya terlalu tampan jika harus menjadi samsak.

Selang beberapa detik kemudian keduanya sudah berjalan beriringan di jalan yang sunyi. Hujan pun sudah berhenti membasahi bumi dan hanya menyisakan jejak air yang menyelimuti.

"Lu gak dimarahin ke rumah gue malem-malem?" tanya Noah sambil menggenggam tangan Raka yang terasa dingin seraya memberikan kehangatan dengan usapan lembut dari ibu jarinya.

"Nggak, soalnya mamah tau lu pasti sepi kalo di rumah." Raka menoleh ke samping untuk melihat Noah. "Nyokap-bokap lo belom pulang 'kan?"

Noah menggelengkan kepalanya. "Lembur katanya, lagi banyak kerjaan."

Raka yang mendapat jawaban seperti itu pun langsung memeluk Noah dari samping.

"Aduh mama sama papa mertua gimana si, masa anaknya ditinggal sendiri di rumah. Untung aja punya menantu yang baik kayak gue," seloroh Raka yang langsung mengundang gelak tawa dari pemuda di sampingnya.

"Tau tuh, masa punya anak gak diperhatiin. Nanti kalo kita udah nikah dan punya anak jangan gitu ya," sahut Noah dengan nada bercanda. Namun, dalam hatinya ia selalu berharap yang akan menjadi pasangannya nanti benar-benar Raka.

"Hahaha anying, kalo nyokap lo tau bisa-bisa kita dilempar pake panci."

"Gapapa asal uang jajan lancar," balas Noah.

"Ang ang ang ang ang."

Keduanya terus melangkah sembari membicarakan banyak hal, bahkan hal yang tidak penting sekali pun. Hingga langkah Noah terhenti karena Raka yang diam saja.

"Kenapa?" tanyanya.

Raka merentangkan kedua tangannya. "Emban."

"Gue kira kenapa." Noah segera meraih tubuh itu untuk berada dalam gendongannya. Ia memastikan Raka nyaman dalam dekapannya dulu sebelum akhirnya kembali melangkah.

"Capek anjir jalan," gerutu Raka yang sekarang membenamkan wajahnya di ceruk leher Noah.

"Gue suka kalo lu lagi mode manja gini, Ra. Sering-sering ya?"

"Ogah! Inget ya gue tuh gak kayak uke-uke lain di luar sana," tolak Raka dengan segala pembelaannya.

"Ya udah nanti gue cari uke lain aja gapapa?"

"Cari aja. Lagian juga mau lu cari sampe lobang pantat Spongebob juga gak bakal ketemu yang kayak gue," sewot Raka lalu menggigit leher Noah.

"Akhh!" pekik Noah saat merasakan sakit pada area lehernya.

"Mampus!"


TBC

Bingung gak si sebenernya mc nya tuh saha? Tapi ya udah lah ya author juga gak bisa kalo gak nulis adegan buat couple ini.

_
_
_

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 16 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mata Kembar Buta [BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang