surat undangan

41 7 0
                                    

Typo.


















maaf ya kalo ketikan aku masih kurang bagus' aku bakal usaha buat maksimalkan ketikannya
aku juga terima kok tanggapan dari kalian
makasi ya udah baca cerita aku😁









Saat istirahat tiba, suasana kelas raskal yang tadinya tenang berubah ramai. Salah satu teman mereka, Andi, tiba-tiba masuk ke kelas sambil membawa sekarung plastik penuh buah jambu merah segar.

"Eh, ini aku bawa jambu dari kebun di rumah!" ujar Andi dengan senyum lebar.

Bima, yang duduk di pojok kelas, langsung berseru, "Wah, mantap banget, Ndre! Kasih sini dong!"

Mendengar itu, teman-teman sekelas lainnya juga ikut bereaksi. "Aku juga mau!" "Bagi dong, bagi!" seru mereka sambil mendekati Andi. Dalam sekejap, suasana berubah menjadi hiruk-pikuk.

Andi hanya bisa tertawa kecil melihat teman-temannya yang langsung berebut buah jambu dari plastik itu. "Santai, satu-satu, semuanya kebagian kok!" katanya, berusaha menenangkan mereka.

Namun, seperti yang bisa ditebak, beberapa teman terlalu semangat sampai ada yang menjatuhkan beberapa buah ke lantai. raskal, yang melihat kejadian itu, hanya menggeleng sambil tersenyum, "Hadeh, dasar auto rebut!"

dari sisi gerak nya mata raskal terpandang di mana tanaya masuk ke dalam kelas menghampir meja milik nya

Raskal berjalan mendekati Tanaya sambil membawa sebuah jambu di tangannya.
"Lo mau?" tanyanya sembari memotong jambu itu menjadi dua.

Tanaya menggeleng ringan.
"Enggak usah. Buat lo aja, gue baru makan tadi," ujarnya santai.

"Serius nih?" tanya Raskal, memastikan.

Namun sebelum Tanaya sempat menjawab, suara lain terdengar memanggil.
"Kal, sini dulu!" seru Bima dari kejauhan.

Raskal menoleh ke arah Bima sejenak, lalu menatap Tanaya lagi.
"Yaudah,  Jan nyesel lo

Tanaya hanya mengangguk, sementara Raskal berjalan ke arah Bima.

cie cie" goda mika menyikut lengan naya

"apa sih"

"kayanya raskal suka deh sama Lo nay" ujar mika dengan senyum goda


"ya ga mungkin lah' random banget pikiran lo heran gue" ujar naya yang sedikit kesal

"tuh buktinya dia baik banget ama Lo"

"perkara gini doang mikaa' astaga" dia juga baik sama cewe di kelas kita ni termaksud lo--

"cie cie nayaa–ciiee" goda mika kembali

"apasih mik' malas ah gue" tanaya ngambek ingin meninggalkan mika namun di tahan

tetapi Mika menahannya.
'Ya, ya, maaf. Maaf, nggak lagi nggak lagi,' kata Mika buru-buru. 'Arga aja, Arga aja.'" "tanaya suka sama Arga" ucap manis mika

"Eh, Mik, kayaknya gue mau bilang sesuatu deh ke lo," ujar Tanaya sambil berpikir.

"Apa tuh, cinta?" balas Mika dengan nada lembut.

"Aduh, apa ya... gue lupa lagi," jawab Tanaya sambil mengernyit.

"Yaelah," Mika tertawa kecil.

"Udah, nanti aja deh. Kalau gue inget lagi, gue kabarin."

"aaa' lama gue penasaran ini"

"Lo diam makanya biar gue pikir pikir dulu"

Oke" balas mika sembari melakukan kunci mulut

."Tadi dapat dua itu dari mana?" tanya exel kepada Arga, teman sebangkunya yang sedang fokus.

"Dapat dari turunan yang dikuadratkan," jawab Arga singkat.

"Jadi, itu mengikuti turunan, ya?"

"Hem," gumam Arga sambil mengangguk kecil.

Guys," ujar Jasmin sambil menoleh ke bangku belakang, tempat kedua temannya duduk.

"Nanti temanin gue, ya," lanjutnya.

"Ke mana?" tanya Exel.

"Ke mall. Ada yang mau gue beli buat tambahan dekor ulang tahun nanti," jawab Jasmin.

"Gue sih ayuk. Lo gimana, Ga?" Exel menoleh ke teman sebelahnya.

"Iya, gue ikut," sahut arga singkat.

"Oke, nanti pulang sekolah gue tunggu di tempat biasa, ya," kata Jasmin memastikan.

.
Mika dan Tanaya berjalan santai di koridor sekolah. Tiba-tiba, mereka tak sengaja berpapasan dengan salah satu cewek paling populer di sekolah, Jasmin.

“Hai!” sapa Jasmin dengan senyum khasnya.

“H-Hai…” jawab Mika dan Tanaya gugup, jelas merasa kikuk.

“Gue Jasmin,” ujarnya, sambil mengulurkan tangan.

“Oh, gue Mika, dan ini Tanaya,” balas Mika, mencoba bersikap ramah.

“Iya, gue tau kok,” kata Jasmin santai. “Nih, gue cuma mau kasih ini.” Jasmin menyerahkan dua undangan pesta ulang tahun kepada mereka. “Argaino nyuruh gue undang lo berdua, jadi jangan lupa datang, ya.”

“Oh, oke. Makasih, Jasmin,” jawab Mika. Tanaya hanya mengangguk sambil tersenyum tipis.

“Yaudah, gue duluan, ya. Sampai ketemu di pesta!” Jasmin melambai singkat sebelum berjalan pergi, meninggalkan Mika dan Tanaya yang masih tertegun.

"udah cantik pinter ramah' kaya lagi kurang apa coba" ucap mika kagum ke arah jasmin
"saingan Lo berat juga ya nay"

itu dia' gue insecure banget kalau deket sama Argaino. Rasanya nggak pede kalau harus suka sama dia."

"Loh, kok gitu? Lo nggak lihat ini? Undangannya langsung dari Argaino! Kalau nggak, mana mungkin Jasmin tahu kita."

"Jangan nyerah, Nay. Percaya deh sama gue."

"hai sayang" ntah dari mana di kediaman mereka, pacar Mika tiba-tiba menghampiri.

'Eh, Bubub, kamu tahu aku di sini?' tanya Mika.

'Keliatan tadi dari sana,' jawab fito. 'Temenin aku yuk, Bub.'

'Kemana?' balas Mika manja.

'Ke ruangan Bu Dina. Aku malas jalan sendiri.'

'Yaudah, yuk. Lo ikut, ya Nay?'

'Ga deh, gue mau balik ke kelas.'

'Serius?'

'Iya, udah. Kalian duluan aja.'

'Bener, ya? Kita tinggal yuk, Bub.'"

dengan rasa biasa saja tanaya balik berjalan kembali ke kelas nya

"sendirian aja"

Lo kapan-kapan ada di sini?" tanya tanaya saat raskal sudah mengikuti langkah jalan di samping nya

"Barusan," jawab enteng Raskal.

"Yehe, jomblo. Kasihan, temannya punya pacar, dia nggak punya," ledek raskal

"Dih, heboh banget tetangga. lo juga nggak punya pacar, kan?" balas tanaya, raskal menggeleng sekali tertawa kecil

"Lo diundang Jasmin juga?" tanya Raskal, saat tak sengaja melihat surat undangan yang sama dengan miliknya.

"Iya, lo juga?" tanya Tanaya. Di balas anggukan

kok bisa? gumam tanaya
"Oh iya, lo kan saudara-nya Argaino," kata tanaya,

raskal yang mendengar menyeringai heran. "Kok lo tahu?"

"Hah?" Tanaya kaget, dia keceplosan.









































Votmennnm plishhhh

KANUYA SABATILI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang