Typo.
."Mik, mik, sini buruan!" panggil Naya dengan nada mendesak, membuat Mika bingung dan buru-buru menjauh dari arah kelas.
"Ih, Naya, santai! Kenapa sih?" sahut Mika sambil mengejar langkah cepat sahabatnya itu.
Naya tiba-tiba berhenti di sudut labirin dekat kelas mereka.
"Mik, gue udah ingat!" ujar Naya dengan ekspresi serius.
"Ingat apa?" tanya Mika, masih kebingungan.
"Yang tadi gue mau bilang," jawab Naya dengan nada kesal.
"Oh iya, apa tuh, Nay?" Mika mengingat kembali.
"Tapi lo janji dulu, jangan sebar ke mana-mana."
"Iya, aman, Mika ini," kata Mika dengan serius. "Terus, apa yang mau lo bilang?"
"Selama ini yang lo duga benar, Mik," ucap Naya, membuat Mika menatapnya penuh penasaran.
"Kalo Arga sama Raskal itu beneran saudara.""APA?! Lo serius?!" Mika terkejut, suaranya otomatis meninggi.
"Pelan-pelan, kecilin suara lo!" bisik Naya panik, melirik sekeliling.
"Lo serius, Nay? Tau dari mana?" Mika menatapnya tajam, penuh rasa ingin tahu.
"Argaino yang bilang ke gue," jawab Naya dengan wajah serius.
"NAAYAAA!" Mika hampir berteriak. "Argaino yang bilang ke lo? Serius? Lo nggak bohong, kan?"
"Ih, gue serius, Mik!"
"Kayaknya gue lebih kaget pas lo bilang Argaino yang cerita ke lo, daripada fakta kalau Raskal sama Arga itu saudara."
"Kok bisa, Nay?" tanya Mika, masih tercengang.
"Kalo gue ceritain, lo nggak bakal percaya sih," jawab Naya, menyeringai kecil.
"Iya sih, Nay. Kayaknya gue emang nggak bakal percaya."
"Ih, Mika! Lo nggak percaya sama gue?" Naya memasang wajah kesal.
"Bisa dibilang begitu," goda Mika sambil tersenyum.
Naya memandang Mika dengan cemberut, tapi Mika hanya tertawa kecil dan memeluk sahabatnya dari samping. Tak lama, tawa mereka pun meledak bersamaan, meruntuhkan ketegangan yang tadi sempat muncul.
.Bima dan Raskal sedang asyik bermain basket berdua di lapangan.
"BUKK!"
"Aww!" teriak seseorang yang tak sengaja terkena lemparan bola dari Bima.Bima terpaku, lalu bergumam, "Mampus... kena cewek yang gue suka lagi." Ternyata, bola itu mengenai Jasmin.
"Kal, temenin gue ke sana," bujuk Bima sambil menarik Raskal.
"Lo aja, gue malas," balas Raskal santai.Bima akhirnya memberanikan diri menghampiri Jasmin. "Maaf, maaf, gue nggak sengaja," ucapnya tulus.
"Aww, rambut gue! Lo kalo main bola bisa hati-hati nggak?!" marah Jasmin sambil merapikan rambutnya.
"Iya, gue minta maaf. Sorry banget," kata Bima, mencoba membersihkan rambut Jasmin.
"Ih, nggak usah pegang-pegang!" Jasmin menepis tangan Bima dengan kesal.
Tiba-tiba, Exel, teman Jasmin, datang dan langsung mendorong Bima. "Lo apaan sih?!"
"Gue udah bilang, gue nggak sengaja," jawab Bima, pasrah.
Exel memandang Bima tajam, lalu menoleh ke Jasmin. "Lo nggak papa?" tanyanya penuh perhatian.
"Rambut gue! Astaga!" Jasmin kembali merutuki keadaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANUYA SABATILI
Short Story[ON GOING] by:me hehe😁 dibaca aja aku senang apa lagi di votmen