Fall In Love N.H [repost]

Nine (9)

"Oh ayolah tak apa. Prince Theo sepertinya mulai lapar sama sepertiku."

"Kau ini." saat kami berjalan menuju rooftop, Niall tiba - tiba menggandeng tanganku. Perasaanku campur aduk, antara senang atau terlalu senang tidak - tidak maksudku jika pacarnya melihat, bagaimana nasibku?

"Niall, pacar kamu ga marah?"

"Hahaha, aku ga punya pacar. Masih single." kata Niall sambil tertawa.

Niall P.O.V

"Niall, pacar kamu ga marah?" jleb. Akit ati oi, Niall James Horan akit ati.

"Hahaha, aku ga punya pacar. Masih single." kataku sambil mengeluarkan tawa palsuku.

"Ya udah yuk jalan lagi. Kalian lapar kan?"

"Sangat! Sangat!" aku dan yn tertawa melihat ulah Theo yang bersemangat sekali itu. Sesampainya di rooftop, kami memilih yang di luar karena hawanya sejuk dan hening.

Yn P.O.V

Dinner kali ini tidak ada yang spesial, aku menyuapi Theo makan, Niall sibuk makan hingga tambah porsi tapi entah kenapa aku tiba - tiba kehilangan mood untuk makan.

"Kau tak apa, yn?"

"Iya tak apa."

"Tapi kenapa makanannya tidak dimakan?"

"Maaf, Ni. Tiba - tiba mood makanku hilang."

"Apa makanannya kelihatannya tidak enak?"

"Bukan begitu, Ni. Makanannya terlihat enak, hanya tiba - tiba aku kehilangan mood untuk makan."

"Terus kamu mau makan apa?"

"Sungguh aku tak mau makan, aku hanya ingin ke starbucks saja."

Niall P.O.V

"Sungguh aku tak mau makan, aku hanya ingin ke starbucks saja." Kenapa dia ini? Apa aku salah? Aku pun tak tau. Dia hanya kehilangan selera makannya. Tapi... (Niall, jangan mikirin hal aneh tentang yn, mikirin aku aja yak:v)

"Ya udah yuk, anter Theo pulang dulu aja ya? Biar kita bisa berduaan."

"Iya deh terserah, terserah."

"Badmood ya? Jangan gitu dong, nanti cantiknya hilang."

"Ni, aku mau pulang aja."

"Gak jadi ke starbucks?"

"Gak." Di sepanjang perjalanan mengantar Theo pulang, yn hanya diam terus - menerus. Apa mungkin dia sakit? Aku juga tak tau. Sesampainya di depan rumah Zayn.

"Terima kasih Niall." astaga dia menciumku maksudnya mencium pipiku.

Yn P.O.V

Aku melangkahkan kaki ke kamarku, aku bertemu Zayn saat hampir masuk ke kamar.

"Kenapa kau?"

"Memangnya kenapa?" sebenarnya sejak aku di mobil tadi, aku tidak enak badan, badanku terasa lebih hangat.

"Hangat... Sebaiknya kau istirahat dulu dan jangan kuliah dulu, aku akan membuatkan surat untuk dosenmu besok." kata Zayn sambil menyentuhkan punggung tangannya ke dahiku.

"Tapi..."

"Tidak ada, tapi - tapian. Kau sudah makan?"

"Belum."

"Kau makan apa?"

"Aku lagi tidak mood."

"Ayolah, kau bisa tambah parah. Pokoknya nanti aku buatkan makan."